










1934 : Italia
1938 : Italia
1950: Uruguay
1954 : Jerman Barat
1958 : Brasil
1962 : Brasil
1966 : Inggris
1970 : Brasil
1974 : Jerman Barat
1978 : Argentina
1982 : Italia
1986 : Argentina
1990 : Jerman Barat
1994 : Brasil
1998 : Perancis
2002 : Brasil
2006 : Italia
![]() |
| Skenario terburuk menyangkut pemanasan global dapat menyebabkan bumi menjadi tak layak huni dan terjadi suhu yang mematikan bagi manusia. Peneliti untuk pertama kalinya mengalkulasi toleransi tertinggi dari “kelembapan bumi” dan menemukan bahwa suhu dapat berlebihan untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia jika emisi gas rumah kaca berlanjut di rasio seperti saat ini. Temperatur “kelembapan bumi” adalah setara dengan apa yang dirasakan kulit basah yang terbuka saat dikenai udara. Peneliti menghitung manusia dan sebagian besar mamalia, yang memiliki temperatur tubuh internal sekitar 98,6 derajat Fahrenheit, akan mengalami tingkatan panas yang berpotensi mematikan pada kelembapan bumi sekitar 95 derajat secara terus menerus selama 6 jam atau lebih, kata Matthew Huber, profesor ilmu bumi dan atmosfir dari Purdue University yang juga menulis studi ini. “Temperatur kelembapan bumi tertinggi yang pernah terjadi seperti di Saudi Arabia dekat pantai di mana terkadang membawa angin yang sangat panas, udara laut dari lembah ke daratan yang panas menyebabkan kondisi menyesakkan yang tak tertahankan, dan untungya hanya berlangsung di hari yang pendek,” kata Huber. Sementara itu, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim memperkirakan pemanasan pada 2100 sebesar 7 derajat Fahrenheit, meskipun pemanasan 25 derajat masih mungkin terjadi. “Kami menemukan bahwa pemanasan 12 derajat Fahrenheit akan menyebabkan beberapa tempat di dunia melebihi batasan temperatur kebasahan bumi, dan 21 derajat pemanasan akan membuat setengah dari populasi dunia berada di lingkungan yang tidak layak huni,” jelas Huber. Sumber: kompas.com |






Kiper West Ham itu jadi biang kegagalan Inggris meraih kemenangan atas Amerika Serikat pada laga perdana Grup C di Royal Bafokeng Stadium, Minggu (13/6) WIB lantaran gagal menangkap tendangan Clint Dempsey yang tak terlalu keras. Buntutnya, Inggris harus puas dengan hasil imbang 1-1.
Tapi, Green tak perlu berkecil hati karena ia bukan satu-satunya kiper The Three Lions yang pernah melakukan blunder di laga-laga penting. Hal serupa juga pernah terjadi pada David Seaman di Piala Dunia 2002 dan Scott Carson di babak kualifikasi Euro 2008.
Kiper Inggris lainnya, David James, bahkan punya reputasi sebagai kiper yang paling sering melakukan kesalahan tak perlu sepanjang kiprahnya mengawal gawang timnas.
Kenyataan ini sangat ironis bagi Inggris yang pernah melahirkan kiper-kiper hebat seperti Gordon Banks, Ray Clemence dan Peter Shilton. Kini, Inggris justru dikenal sebagai tim dengan kiper yang bermasalah.
Seaman masuk dalam daftar itu ketika ia mengambil posisi salah saat menghadapi tendangan bebas Ronaldinho pada laga Inggris lawan Brasil di perempat final Piala Dunia 2002. Akibatnya, ia tak bisa menjangkau bola dan Inggris pun kalah 1-2.
James melakukan kesalahan yang tak kalah fatalnya saat membiarkan tembakan jarak jauh pemain Austria, Andreas Ivanschitz, lolos di bawah badannya pada laga kualifikasi Piala Dunia 2006. Buntutnya, Inggris yang sempat unggul 2-0 harus berakhir dengan hasil imbang 2-2.
Selain itu James juga terkenal dengan kebiasaannya keluar dari gawang untuk menyambut bola tanpa timing yang tepat.
Blunder kiper lain yang sulit dilupakan fans Inggris dilakukan oleh Paul Robinson di laga kualifikasi Euro 2008 lawan Kroasia. Ia tak bisa menguasai backpass dari Gary Neville sehingga bola memantul melewati kakinya dan masuk ke gawang.
Sementara itu Carson seharusnya bisa dengan mudah menguasai bola tembakan Niko Kranjcar pada duel kualifikasi Euro 2008 lawan Kroasia berikutnya di Wembley.
Tapi, bola malah memantul melewatinya dan masuk ke gawang. Inggris akhirnya kalah 2-3 dan gagal lolos ke putaran final.







