Delapan Gol Bunuh Diri Terburuk Versi GOAL.com (Indonesia)

Pemain yang melakukannya pasti merasa sakit hati dengan gol bunuh dirinya. Tapi bagi para penonton, terutama fans lawan, wajar saja jika mereka tertawa menyaksikan sebuah blunder besar. Ada juga yang tidak lucu.

Berikut ini delapan gol bunuh diri terbaik pilihan GOAL.com Indonesia.

8. Andres Escobar (Kolombia)

Gol “Maut”

Di Piala Dunia 1994 melawan tuan rumah Amerika Serikat, Escobar tak sengaja melesakkan bola ke gawangnya sendiri. Padahal bek Kolombia itu berupaya menghalangi umpan silang. Kolombia kalah 2-1 dan tersingkir dari Piala Dunia. Sebaliknya, AS lolos ke babak 16 besar. Sepuluh hari kemudian, Escobar tewas tertembak di kampungnya sendiri di kota Medellin.



7. Jamie Carragher (Liverpool)

Raja Own Goal

Kilas balik ke tahun 1999 – ketika Massimo Taibi masih dipercaya mengamankan gawang Manchester United. Carragher, kala itu baru menginjak usia 21 tahun, harus menghadapi salah satu rival terberat Liverpool di hadapan The Kop. Gol bunuh diri pertamanya dilesatkan melalui sundulan keras yang tak mampu dihalau kiper Sander Westerveld. Andai saja Carragher menjadi striker, mungkin hasilnya lain. Gol bunuh diri kedua memastikan United unggul 3-1. (sayang video-nya tidak bisa ditampilkan lagi)

This video is no longer available due to copyright claim by liverpoolFC.TV.Ltd. (LFC TV)

6. Lee Dixon (Arsenal)

David Beckham Pasti Takjub Melihatnya

Bek Arsenal ini mencetak gol yang semestinya hanya mampu dilakukan seorang pemain seperti David Beckham. Sayangnya, Dixon membobol gawangnya sendiri yang membuat kiper David Seaman tak berkutik. Dari jarak 32 meter, Dixon bermaksud memberi umpan lob kepada Seaman. Namun bolanya terlalu tinggi dan tak dapat dijangkau oleh kiper Arsenal itu. Tendangan yang indah, tapi salah sasaran.



5. Paul Robinson & Gary Neville (Inggris)

Pada prakualifikasi Euro 2008, kiper Paul Robinson memberikan Gary Neville ‘hadiah’ gol bunuh diri yang menjadi salah satu faktor kegagalan Inggris lolos ke Swiss-Austria. Neville menyampaikan umpan datar kepada Robinson. Tapi kiper The Three Lions itu gagal menyambut back pass yang bergerak lambat. Terjadilah gol bunuh diri yang sangat memalukan sehingga Kroasia menang 2-0.



4. Chris Brass (Bury)

Jangan salah. Gol ini sulit dilakukan oleh striker manapun. Mustahil bagi Chris Brass untuk mengulanginya. Ketika umpan silang mengarah ke dalam kotak penalti, Brass berada dalam posisi menghadapi gawangnya sendiri. Ia berusaha membuang bola ke arah belakangnya. Yang terjadi justru Brass ketiban sial dua kali. Tendangannya yang cukup keras membuat bola membentur wajahnya sendiri, dan selanjutnya memantul ke jala gawang. Akibatnya, Bury kalah memalukan dan hidung Brass patah.



3. ADO Den Haag

Wolves Menang Berkat Hat-Trick Bunuh Diri

Pada Piala UEFA 1971/72, Wolves dibantu oleh tiga gol bunuh diri dari klub Belanda, ADO Den Haag, melalui tiga pemain berbeda. Ketiga gol itu pun cukup indah, sebagaimana yang dapat disaksikan melalui video di bawah ini. Wolves kemudian mencapai final, namun kalah dari Tottenham Hotspur.



2. Mursyid Effendi (Indonesia)

Ketika Kedua Tim Menolak Menang

Pada pertandingan terakhir babak grup antara Thailand dan Indonesia, kedua tim berusaha mencegah pertemuan melawan tuan rumah Vietnam di semi-final Piala Tiger 1998. Mursyid Effendi sengaja membuat gol bunuh diri supaya Indonesia kalah, diikuti dengan selebrasi tepuk tangan yang menodai sportifitas dalam sepakbola. Thailand akhirnya tersingkir oleh Vietnam, tapi Indonesia pun ditaklukkan Singapura yang kemudian menjuarai turnamen paling gengsi di ASEAN ini. Baik Thailand maupun Indonesia akhirnya didenda, dan Mursyid mendapat skorsing berat.



1. Peter Enckelman & Olof Mellberg (Aston Villa)

Tangan Tuhan Ala Aston Villa

Gol ini memang tidak masuk akal. Olof Mellberg melakukan lemparan bebas ke arah kipernya, Peter Enckelman. Mustinya, Enckelman dengan mudah menyapu bola ke tengah lapangan. Apa yang terjadi? Enckelman tidak melihat bola yang memental, dan terjadilah gol bunuh diri yang tak terduga lewat tangan Mellberg.




Arsip Blog