Madiun - Cerita manusia yang tinggal di hutan, seperti Tarzan taka hanya sebuah film dan dongeng saja. Namun siapa sangka cerita Tarsan juga ada di lereng Gunung Wilis, Madiun.
Selama puluhan tahun, Samidi (63) warga RT 25 RW Dusun Cemer Kelurahan/Kecamatan Wungu Madiun tidak mengenal pergaulan. Anak ke-2 dari 3 bersaudara itu lebih senang berkeliaran di hutan sehingga dijuluki warga dengan sebutan Tarsan.
Ibu Samidi, Maunah (80) menjelaskan bahwa putranya sejak umur 2 tahun tidak mengenal teman dan lebih suka bermain di Sungai Kali Cerung, 500 meter dari pinggir hutan rumahnya.
"Mboten nate kumpul konco-konco mulai umur setahun dugi sakniki, namung teng kali keceh (Sejak umur setahun tidak pernah berkumpul dengan teman dan hanya main di sungai)," jelas Maunah dengan logat bahasa Jawa kental kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Sabtu (25/4/2009).
Istri almarhum Santriman ini menambahkan bahkan saat masih kecil, ikan-ikan di sungai sering dimakan Samidi hidup-hidup. Bahkan saat selesai bermain, Samidi selalu membawa beberap ular yang sudah mati.
"Dulu waktu masih banyak ikan di sungai sering dimakan mentah-mentah dan sering juga pulang bawa ular yang membuat keluarga takut," tambah
Maunah.
Maunah mengaku keseharian anaknya mulai pagi hingga siang dan sore, Samidi hanya berkeliaran di sungai dengan telanjang . Namun sesekali dia mau mengenakan kaos atau daster kusam.
Bahkan saat pulang ke rumah, Samidi langsung menuju tempat tidurnya yang satu ruang dengan ayam. Sementara Maunah mengaku hanya pasrah tentang kondisi anaknya. Namun warga menganggap anaknya seorang Tarsan di Lereng Gunung Wilis, Madiun.