Saat mendengar judul diatas apa yang ada dibenak anda? Saya sendiri menganggap itu biasa (Karena saya pun demikian sewaktu SMA hhe). Dan sebenarnya kegiatan hacking sendiri menurut saya memberikan banyak ilmu yang justru dapat menghindarkan diri kita sendiri dari aksi hacking orang lain yang biasa kita sebut crakcer/ black hat. Namun, lagi-lagi banyak orang selalu menilai hacker sebagai sesuatu yang identik dengan kejahatan dan kriminal(Walah jauh banget orang-orang mikirnya) yang sebenarnya justru jauh dari kata kriminal. Dan jujur saat membaca salah satu penelitian yang baru-baru ini dilakukan Di London saya sempat merasa kecewa akibat penilaian dari CTO dan Co-Founder Tufin yang kira-kira berkata seperti ini:
"Hacking telah berkembang menjadi sebuah kejahatan serius dalam beberapa tahun belakangan ini. Sangat disayangkan melihat hasil survei ini, yang menunjukkan betapa anak remaja, bahkan di bawah usia 17 tahun sudah tertarik untuk menjajal hacking. Tugas pekerja IT adalah untuk mengatasi aksi hacker. Ini artinya, kita harus mulai mengedukasi bahaya hacker mulai dari usia tersebut Diliput oleh Net Security.
Apa sebenarnya hasil penelitian mereka?
Baru-baru ini sebuah riset yang melibatkan 1.000 orang remaja di London, dan 150 anak berasal dari Cumbria menemukan dari 4 orang remaja, satu di antaranya dipastikan pernah mencoba aksi hacking.
Perusahaan riset bernama Tufin yang tadi saya sebutkan yang berkantor di Inggris berhasil menyelesaikan studi tersebut. Anehnya, meski hasilnya 1:4 namun sekira 78 persen responden remaja mengaku kegiatan hacking merupakan kejahatan (Nah, Lho tambah ga jelas aja malah ngaku jahat).
Kebanyakan mereka mengaku sering mencoba membobol akun Facebook teman-temannnya menggunakan password curian. Bahkan tidak hanya laki-laki, 47 persen dari responden yang mengaku tersebut ternyata wanita(Waduh ini mah bukan hacker kali tapi cracker, ngapain hacker ng’rugiin orang lain?) .
Studi tersebut juga menemukan, 27 persen di antara para responden yang melakukan hacking memilih melakukannya di komputer pribadi dalam kamar, tidak sedikit juga yang melakukan di warnet, yakni sekira 22 persen, atau lewat komputer sekolah yang mencapai 21 persen, dan 19 persen melalui komputer pinjaman.
Kebanyakan mereka yang mengaku pernah mencoba membobol komputer orang lain, sebanyak 46 persennya beralasan hanya untuk senang-senang saja( Haha bahaya banget). Sedangkan 21 persen mengaku untuk uji nyali(emank dunia lain uji nyali haha), dan 20 persen mengaku untuk mendapatkan uang( Nah, klo ini udah masuk black hat). Hanya sebagian kecil responden, yaitu 5 persen, yang mengaku ingin mendapatkan pengalaman sebelum beranjak menuju dewasa dan bekerja secara serius( Nah ini yang disebut hacker).
Selain menguak tabir kelam remaja di internet, studi tersebut juga menemukan sepertiga dari total responden mengaku email atau akun Facebooknya dibobol orang tak dikenal( dengan kata lain ingin balas dendam akibat akunnya sendiri di hack orang hhe).
Tufin juga menemukan, remaja di Cumbria yang mengaku pernah melakukan hacking memiliki usia jauh lebih muda ketimbang remaja Inggris. 78 persen di antaranya telah menjadi hacker sebelum usianya menginjak 13 tahun( Buset 13 tahun mah saya juga baru bisa bikin virus haha). Sedangkan di London, sekitar 44 persen remaja yang pernah menjajal hacking berusia 16 tahun( batas usia wajar). Sisanya berada di bawah usia tersebut.
Selain menyasar Facebook, sekira 18 persen remaja mengaku pernah meng-hack email temannya, 7 persen menghack situs belanja online( ini yang paling sering dilakuin sama cracker), 6 persen pernah membobol email orang tua( walah ga penting banget E-mail orang tua dibobol hhe), dan 5 persen lainnya mengaku pernah mencoba membobol situs sekolah( Klo yang ini saya sendiri pernah nyoba biarpun bukan sekolah sendiri haha). Hanya 3 persen remaja saja yang berani mencoba meng-hack situs perusahaan( waduh klo ini saya ga bakal coba, udah kriminal hho bisa kena UU ITE kita hho).
Untungnya, hanya sedikit responden yang menilai aksi tersebut sebagai sesuatu yang menyenangkan( Patut dipuji nie). 27 persen dari responden mengaku akan serius menjadi hacker( Hacker ya jangan jadi cracker), sedangkan 82 persen mengaku hal tersebut sangat sulit sehingga mereka tidak akan melanjutkannya( haha ada yang nyerah ternyata). Dari total responden, 70 persen di antaranya menganggap hacking perbuatan yang kurang 'gaul'( waduh hacking dari dulu ampe sekarang juga ga gaul dek hha).
"Hacking( Ralat Black hat maksudnya) telah berkembang menjadi sebuah kejahatan serius dalam beberapa tahun belakangan ini. Sangat disayangkan melihat hasil survei ini, yang menunjukkan betapa anak remaja, bahkan di bawah usia 17 tahun sudah tertarik untuk menjajal hacking. Tugas pekerja IT adalah untuk mengatasi aksi hacker( Ralat lagi Cracker mungkin maksudnya). Ini artinya, kita harus mulai mengedukasi bahaya hacker mulai dari usia tersebut,' ujar CTO dan Co-Founder Tufin, seperti dikutip melalui Net Security.
Abis baca penelitian diatas apa yang anda pikirin sekarang?
Saya Cuma berharap anda ga langsung bilang klo hacker itu semuanya orang-orang kriminal( karena saya juga ga mau dibilang gtu hhe), tapi klo cracker anda bilang kriminal nah, itu fakta Sobat. Jadi, nanggapin penelitian itu sih saya Cuma mau bilang klo yang dimaksud kayanya lebih ke cracker dari pada hacker. Dan klo masalah edukasi kayanya dari SMP diajarin hacking pun gpp tuh. Asal dikasih pemahaman yang bener tentang hacking jangan sampe nantinya mereka justru jadi crakcer/ Black hat yang manfaatin ilmunya untuk nyari uang walaupun mereka tau itu salah….
Klo mau ikutan, di kotak komentar yach….