Soempah Pemoeda 2.0




Ada yang belum pernah denger tentang Soempah Pemoeda(*Read: Sumpah Pemuda)? saya rasa gak ada ya hhe, karena hampir setiap tahun kita sebagai warga negara Indonesia(khususnya Pemuda Indonesia) bersama-sama memperingati hari Soempah Pemoeda. Banyak cara yang dilakukan untuk Memperingati Hari Soempah Pemoeda ini, seperti Upacara Bendera di sekolah-sekolah, membuat event bertema Soempah Pemoeda di kampus-kampus atau di gedung-gedung yang dianggap memiliki nilai sejarah, atau yang lebih Ekstrim yakni, demo besar-besaran di depan gedung-gedung pemerintahan. Namun adakah semangat soempah pemoeda itu masih ada didalam diri kita masing-masing? ataukah sudah tidak ada sama sekali, dan selama ini kita hanya memperingati Soempah Pemoeda sebagai rutinitas tahunan? ada baiknya sedikit anda renungkan dan anda jawab sendiri.

Kadang bukan kata "bangga" yang keluar dari mulut saya kala melihat banyak Mahasiswa berteriak mengumandangkan isi Soempah Pemoeda di depan Istana Negara atau di kawasan Bundaran HI, namun sebaliknya saya justru "malu" karena terlalu sering mereka hanya menunjukkan budaya "Demostrasi Rusuh" yang akhirnya hanya membuahkan penangkapan dan penembakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. Dan apakah kejadian memalukan seperti ini yang mereka artikan sebagai Demostrasi? entahlah, tapi buat saya pribadi ini hanya sebuah tindakan terlalu radikal yang mengabaikan semangat inti para Pemuda pendahulu negri ini. Saya kira gak ada satupun pemuda pendahulu kita yang mengajarkan Demonstarsi harus disertai dengan kekerasan, Namun kini, serasa membudidayakannya, hampir seluruh kampus mengajarkan cara bertahan dan menerobos barisan kepolisian dalam agenda pelantikan anggota BEM mereka. Atau yang lebih ekstrim lagi, banyak Mahasiswa punya pikiran, bahwa Ditangkap saat demonstrasi adalah hal yang membanggakan bahkan sebisa mungkin mereka melakukan hal-hal konyol agar ditahan dan akhirnya rekan-rekannya tinggal datang ke Stasiun-stasiun Televisi untuk meminta Pemerintah mengeluarkan rekan mereka... Mungkin anda sedikit mengelak dan berkata itu hanya karangan saya, tapi sebelum anda melakukan hal itu, saya sudah terlebih dahulu melihat dan bahkan melakukannya. Dan apakah hal itu membanggakan? tidak sama sekali.

Coba pikirkan kembali, apa tujuan anda melakukan Demostrasi? saya gak bilang Demostrasi itu tindakan konyol yang gak berguna, karena disatu sisi demonstrasi merupakan wadah dimana anda dapat menyuarakan ketidakpuasan anda terhadap pemerintah. Tapi apakah aksi pembakaran Ban dan Foto Presiden, Pengarakan KeBo Si Bu Ya, dan penutupan jalan Protokol itu yang dikatakan sebagai Demonstrasi? silahkan anda jawab sendiri, tapi buat saya pribadi itu bukan sesuatu hal yang dapat dikatakan sebagai demonstrasi ditengah kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Karena inti dari demokrasi bukanlah hanya menghina dan menghujat pemerintah, tapi lebih dari itu, apa solusi yang bisa anda tawarkan kepada pemerintah, dan klo itu gak bisa anda berikan, sebaiknya urungkan niat anda untuk Demo...

Coba renungkan kembali, apakah demonstrasi itu hanya sebuah pengerahan massa dalam jumlah banyak untuk menakut-nakuti pemerintah? klo anda pikir demikian, anda berada dititik yang salah, karena tindakan individu Pong Harjiatmo untuk mencorat-coret gedung DPR RI pun bisa diartikan sebagai Demonstrasi, bahkan karena tindakannya itu juga, akhirnya ia berkesempatan diundang di stasiun televisi nasional untuk kembali menyuarakan pendapatnya. Dan hal itu yang justru akhirnya didengar oleh para petinggi negri ini. Dan apakah tujuannya berhasil? saya kira ya... namun yang jauh lebih penting dia tidak merugikan siapapun dalam aksinya...

Jadi, sekali lagi dibuktikan klo Demonstrasi bukan sekedar pengerahan masa tapi lebih dari itu, demonstrasi adalah pengungkapan ketidakpuasan kita yang disertai dengan solusi. Selain tindakan Pong, masih banyak contoh lain dari Demonstarsi berakal yang dilakukan individu, salah satunya adalah menyumbangkan tulisannya di kolom-kolom surat kabar nasional atau daerah. Dan apakah itu berguna? saya kira itu jauh lebih berguna dari pada anda berdemo di Istana Negara, kenapa? karena tulisan anda pasti dibaca oleh seluruh pembeli surat kabar tersebut yang saya kira jumlahnya tidak sedikit, apalagi untuk surat kabar sekelas Kompas, bahkan ada kemungkinan para petinggi negri ini termasuk Pak BeYe ikut membaca keluhan dan ketidakpuasan anda, atau bahkan menyetujui solusi yang anda berikan pada kesimpulan tulisan anda.

Itu beberapa contoh penerapannya di Dunia Nyata, dan apakah di Dunia Maya kita tidak dapat berbuat apa-apa? klo anda rasa kita tidak dapat melakukan apa-apa di Dunia Maya, anda salah besar, kenapa? karena di era 2.0 atau bahkan 3.0 ini, banyak orang yang bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya di Dunia maya dari pada di dunia nyata. Terbukti, banyak penggila Social Networking seperti facebook, Twitter, Koprol, dan lainnya yang selalu melakukan Update status atau post mereka setiap beberapa jam sehari bahkan ditengah jam kerja. Belum lagi, banyak Blogger seperti anda dan saya yang setiap hari rela meminjam waktu kerjanya hanya untuk sekedar Update postingan, ya biarpun harus sembunyi-sembunyi dari pandangan atasan kita hhe....

Itu artinya, Dunia 2.0 ini justru memberikan kita banyak peluang untuk kembali menumbuhkan semangat Soempah Pemoeda. Dengan cara apa? anda bisa berbagi semangat soempah pemoeda lewat Status facebook anda, Tweet anda yang semoga di RW kembali oleh para Follower anda, atau seperti yang saya lakukan, yakni, menulis postingan untuk ikut memperingatinya yang semoga dibaca oleh para pengunjung blog anda....

Jadi, tunggu apa lagi? Buktikan klo andalah Pemuda 2.0 yang masih mencintai dan memiliki semangat Soempah Pemoeda....

*Postingan ini sekaligus juga diikutkan dalam peringatan Sompah Pemoeda Bersama XL, yang dapat anda lihat di http://soempahpemoeda.org/, untuk keterangan lebih lanjut, silahkan klik DISINI.



Arsip Blog