Pulau kecil di Indonesia
Global warming atau pemanasan global semakin menjadi-jadi, seiring dengan meningkatnya suhu bumi. Hal ini mengakibatkan melelehnya kutub utara dan selatan serta naiknya air muka laut.
Global warming atau pemanasan global semakin menjadi-jadi, seiring dengan meningkatnya suhu bumi. Hal ini mengakibatkan melelehnya kutub utara dan selatan serta naiknya air muka laut.
Ahli perubahan iklim dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. rer.nat. Armi Susandi, MT, menyatakan, sebanyak 115 pulau berukuran kecil dan sedang di Indonesia akan hilang atau tenggelam akibat naiknya air muka laut pada tahun 2100. Jumlah tersebut merupakan hasil simulasi peta proyeksi kenaikan muka air laut dengan beberapa peneliti.
Ia memaparkan, saat ini temperatur rata-rata suhu bumi masih nyaman, yaitu sekitar 15 derajat celcius. Namun dengan makin banyaknya karbondioksida (CO2) yang menyelimuti atmosfer akibat efek rumah kaca, suhu bumi akan terus meningkat. Pasalnya, karbondioksida menyerap panas matahari.
“Polusi pertambangan dan industri, kebakaran hutan serta kemacetan merupakan sumber-sumber CO2. Itulah yang menyebabkan bencana meteorologi seperti banjir, angin topan dan kekeringan terjadi di bumi,” ungkap Armi dalam orasi ilmiah yang dilakukan pada peresmian penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2010/2011 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung, Selasa (3/8) pagi.
Armi menjelaskan, dinamika atmosfer sudah jelas dipengaruhi oleh adanya pemanasan udara yang menyebabkan adanya gerakan partikel-partikel atmosfer, termasuk air yang berkondensasi. Jika pemanasan tersebut berlangsung lama disertai dengan suhu yang lebih tinggi dari biasanya, maka akan terjadi anomali ekstrim pada cuaca dan iklim.
Ia mencontohkan, bencana meteorologi berupa kebakaran hutan selalu terjadi tiap tahunnya di Negara Bagian California, Amerika Serikat. Sedangkan kekeringan kerap melanda Cina dan India serta Brazil yang terus terancam terhadap bahaya banjir besar.
Perubahan iklim pun akan berdampak luas terhadap populasi binatang di dunia. Wilayah hidup beruang kutub semakin sempit, diakibatkan daratan es yang terus mencair. Binatang reptil asli Selandia Baru, Tuatara, pun terancam punah. Pasalnya, suhu bumi yang semakin tinggi, akan merubah alat kelamin betina menjadi jantan. Sehingga, tidak dapat meneruskan keturunannya.
“Naiknya air muka laut ini harus segera diantisipasi pemerintah. Karena sekitar 70 persen pembangunan di Indonesia, berada di sekitar pantai,” jelas salah satu presenter utama The Climate Project Indonesia ini.
Ia memperkirakan, Indonesia tidak akan luput dari kondisi perubahan iklim akibat pemanasan global. Hasil proyeksi terhadap suku udara di Indonesia, perubahan suhu dapat meningkat hingga 3,05 derajat celcius. Kenaikan suhu tersebut, lanjutnya, dapat mengubah kondisi stabil atmosfer Indonesia.
Berdasarkan pada gambaran peta spasial pada tahun 2100 dengan menggunakan model proyeksi temperatur dan curah hujan yang dikembangkannya bersama tim ITB, dapat dilihat daerah mana yang sangat rentan terhadap kenaikan suhu udara. Di Indonesia, Kalimantan bagian utara merupakan wilayah yang paling rentan. “Banyaknya hutan hujan tropis di pulau tersebut, dikhawatirkan terjadinya kebakaran hutan pada musim kemarau,” imbuh peraih gelar Doktor untuk bidang perubahan iklim University of Hamburg, Jerman.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/lingkungan/10/08/03/128131-walah115-pulau-di-indonesia-akan-tenggelam-pada-2100