Anak punk berjabat tangan dengan pembina seusai apel di Lapangan Kompleks Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, Selasa (20/12/2011). Pembinaan secara mental dan spiritual 60 punker asal Aceh, Sumatera Utara, dan Pulau Jawa tersebut berakhir 23 Desember 2011.
Anak punk saat apel di Lapangan Kompleks Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, Selasa (20/12/2011). Pembinaan secara mental dan spiritual 60 punker asal Aceh, Sumatera Utara, dan Pulau Jawa tersebut berakhir 23 Desember 2011.
Punker perempuan menangis saat menyanyikan lagu Rindu Mama seusai apel di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, Selasa (20/12/2011). Pembinaan secara mental dan spiritual 60 punker asal Aceh, Sumatera Utara, dan Pulau Jawa tersebut berakhir 23 Desember 2011.
"Aku pulang mama...sendu dideramu... Kurindu semeja nikmati teh bersamamu..."
Para punker perempuan dari 65 anak punk yang terjaring beberapa waktu lalu dan saat ini sedang dibina di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Aceh Besar, Selasa (20/12/2011) tak kuasa menahan tangis saat mereka menyanyikan lagu "Rindu Mama". Mereka mengaku memperoleh pengalaman berarti selama dibina di SPN Seulawah, Aceh Besar.
Oja salah satu punker perempuan yang ikut menanyikan lagu itu mengaku saat ini ia ingin sekolah lagi dan sudah rindu kedua orangtuanya. "Setelah keluar dari sini, semoga apa yang kami dapat menjadi wawasan bagi kami," kata Oja.
Selain Oja, Andri punker dari Gampong Lhoong Raya, Aceh Besar mengaku banyak mendapat pelajaran yang dia dapati selama di SPN Seulawah. "Banyak hal yang selama ini kami tinggalkan di luar, seperti melaksanakan shalat lima waktu, makan teratur dan menjaga kebersihan. Dan semua itu kami dapatkan di sini," kata Andri, kepada Serambinews.com.
Ungkapan yang sama juga diutarakan oleh Ayi. Menurutnya mereka diperlakukan sangat manusiawi. Malah, pembina-pembina itu sudah seperti kakak dan abang bagi mereka. "Tidak benar kalau ada yang menyebutkan kami didik dengan cara-cara kekerasan. Sepulang dari sini, saya ingin pulang ke rumah," kata Ayi, asal Medan.
Pantauan Serambinews.com, anak-anak punk itu tidak sanggup menahan kesedihannya, ketika secara serempak menyanyikan lagu "Rindu Mama".
"Kalau sudah jauh begini, kami terasa begitu kangen dengan orangtua dan keluarga kami. Semoga keluar dari sini, pelajaran yang telah kami dapatkan dapat menjadi bekal berharga bagi kami," tambah Oyi, seorang anak punk wanita asal Langsa.
sumber