Teknik stem cell (cangkok sel induk) dan kloning berkembang pesat dalam berapa tahun terakhir. Jika teknik cangkok sel induk (stem cell) sudah beberapa kali digunakan dalam dunia kedokteran untuk pengobatan pasien, kini penggunaan teknik kloning (kembaran) organ makin mendekati kenyataan. Ilmuwan untuk pertama kalinya berhasil menggunakan teknik kloning untuk membuat sel induk embrio yang tumbuh pada sel telur manusia yang tidak subur. Sel induk hasil kloning ini nantinya berpotensi sebagai pengobatan diabetes, kebutaan dan penyakit lain.
Sekedar informasi teknik kloning adalah teknik non perkawinan seperti halnya pertemuan sel telur dan sperma yang bersatu. Teknik kloning memungkinkan penciptaan sel induk baru atau embrio tanpa proses pertemuan seperti itu. Untuk mudah membayangkan seperti halnya tanaman cangkok yang bisa tumbuh sama persis seperti tanaman dari biji. Nah, penemuan baru ini memungkinkan ilmuwan untuk menciptakan sel-sel penting dari embrio tersebut dengan mengambil sel induknya. Sel induk dari embrio ini bisa digunakan untuk pembuatan sel jantung yang memperbaiki kerusakan jantung, sel untuk insulin bagi penderita diabetes atau sel mata yang rusak bagi orang buta.
Dalam penemuan baru ini, ilmuwan menggunakan sel somatis atau sel tubuh manusia yang disebut somatic cell nuclear transfer (SCNT), untuk membuat sel-sel induk (stem cell) embrionik yang cocok dengan DNA pasien. Sel somatis yang diambil adalah sel kulit orang dewasa yang lalu dimasukkan ke dalam sel telur manusia. Materi genetik tersebut ditanam selama 6-12 bulan yang lalu menghasilkan embrio awal untuk selanjutnya sel induk embrio akan digunakan untuk pengobatan.
Berbeda dengan teknik kloning domba Dolly di tahun 1996 yang menghapuskan inti sel telur dari dalam sel telur, kali ini inti sel telur dalam sel telur dibiarkan menyatu dengan sel kulit yang kemudian tumbuh menjadi embrio. Pada kloning domba Dolly tahun 1996, sel tubuh yang diambil waktu itu adalah sel dari puting susu domba lain yang lalu dimasukkan dalam sel telur domba lain yang telah dihapuskan inti selnya yang lalu embrionya dikembangkan menjadi cikal bakal domba dolly.
Namun para ilmuwan dari New York Stem Cell Foundation Laboratory di New York telah berhasil menjaga materi genetik dari telur inang dan hanya menambahkan nukleus dari sel dewasa. "Agak mengherankan, karena hal ini berarti mereka sedang menciptakan sebuah embrio dengan salinan terlalu banyak dari setiap kromosom. Konstruksi ini dikembangkan dengan baik dan efisien untuk tahap blastokista (tahap sebelum implantasi, dimana embrio sekitar 80 sampai 100 sel)," ujar Professor Robin Lovell-Badge, Kepala Divisi Britain's National Institute for Medical Research, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/10/2011).
Profesor Mary Herbert dari Universitas Newcastle dan Newcastle Fertility Centre mengatakan studi terbaru ini menawarkan pendekatan baru yang memungkinkan para ilmuwan membandingkan teknik yang berbeda untuk menciptakan sel-sel yang penting dan kuat. Namun kali ini, ilmuwan hanya membatasi penggunaan embrio kloning tersebut untuk dipakai sel induknya untuk dijadikan beberapa sel baru untuk pengobatan sel yang rusak, seperti sel jantung, sel mata dan lainnya. Walaupun ini bisa menjadi cikal bakal perkembangan kloning manusia ilmuwan masih membatasi pada penggunaan untuk pengobatan saja.
Meski menawarkan banyak harapan untuk pengobatan dan dunia kedokteran, namun teknik ini bisa memicu kontroversi baru di beberapa kalangan terutama kalangan umat yang religius yang percaya bahwa menghancurkan setiap embrio manusia adalah tindakan yang salah.
Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2011/10/07/124749/1738921/763/kloning-organ-tubuh-manusia-makin-mendekati-kenyataan