Cinta bukan hanya membuat bahagia, tapi juga bisa menghilangkan rasa sakit. Sebuah studi membuktikan sebanyak 17 perempuan merasa sakitnya berkurang ketika mereka memandang foto pasangannya. Sebaliknya, mereka merasa semakin tidak nyaman ketika memandangi gambar laba-laba atau obyek yang asing. Temuan penelitian ini menunjukkan bagaimana emosi bereaksi di area otak yang berbeda dan bagaimana perasaan tidak nyaman sebenarnya bisa diatasi.
“Pada prakteknya, jika Anda akan menjalani suatu prosedur yang menyakitkan, bawa orang yang Anda sayangi atau fotonya untuk mengurangi rasa sakit,” kata kepala penelitian, Naomi Eisenberger, seperti yang dilaporkan Daily Mail, Kamis 7 Juli 2011. Naomi adalah asisten profesor psikologi di Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat. Ia meneliti 17 perempuan yang memiliki kekasih yang sudah berjalan lama.
Studi sebelumnya menunjukkan saat perempuan merasa sakit, rasa sakit itu berkurang ketika ia memandangi foto kekasihnya atau ketika ia menggandeng tangan pasangannya. Namun, dalam studi awal yang dilakukan Akademi Nasional Keilmuan itu belum diketahui bagian otak yang bekerja.
Sedangkan dalam penelitiannya, Naomi menggunakan monitor MRI untuk melihat aktivitas otak perempuan yang sedang merasakan sakit. Perempuan itu kemudian diminta melihat sejumlah foto berbeda, yakni foto kekasihnya, foto orang asing, atau obyek lain. Ia kemudian diminta memberikan skala rasa sakit yang ia rasakan dengan skala tertingginya 20.
Perempuan itu memberikan skor sakit yang rendah ketika melihat foto pasangannya. Peneliti melihat ada aktivitas otak di bagian ventromedial prefrontal cortex, yang berhubungan dengan perasaan nyaman. Semakin lama jalinan kasih yang mereka miliki, mereka merasa makin didukung pasangannya, dan semakin tinggi pula tingkat aktivitas otak di bagian ventromedia prefrontal cortex atau VMPFC.
“Ini menunjukkan bagaimana kuatnya efek cinta pasangan kita terhadap diri kita,” kata Naomi. Pasangan bisa membuat perasaan sakit itu reda ketika kita hanya mengingatnya atau hanya dengan memandang fotonya. (sumber)
“Pada prakteknya, jika Anda akan menjalani suatu prosedur yang menyakitkan, bawa orang yang Anda sayangi atau fotonya untuk mengurangi rasa sakit,” kata kepala penelitian, Naomi Eisenberger, seperti yang dilaporkan Daily Mail, Kamis 7 Juli 2011. Naomi adalah asisten profesor psikologi di Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat. Ia meneliti 17 perempuan yang memiliki kekasih yang sudah berjalan lama.
Studi sebelumnya menunjukkan saat perempuan merasa sakit, rasa sakit itu berkurang ketika ia memandangi foto kekasihnya atau ketika ia menggandeng tangan pasangannya. Namun, dalam studi awal yang dilakukan Akademi Nasional Keilmuan itu belum diketahui bagian otak yang bekerja.
Sedangkan dalam penelitiannya, Naomi menggunakan monitor MRI untuk melihat aktivitas otak perempuan yang sedang merasakan sakit. Perempuan itu kemudian diminta melihat sejumlah foto berbeda, yakni foto kekasihnya, foto orang asing, atau obyek lain. Ia kemudian diminta memberikan skala rasa sakit yang ia rasakan dengan skala tertingginya 20.
Perempuan itu memberikan skor sakit yang rendah ketika melihat foto pasangannya. Peneliti melihat ada aktivitas otak di bagian ventromedial prefrontal cortex, yang berhubungan dengan perasaan nyaman. Semakin lama jalinan kasih yang mereka miliki, mereka merasa makin didukung pasangannya, dan semakin tinggi pula tingkat aktivitas otak di bagian ventromedia prefrontal cortex atau VMPFC.
“Ini menunjukkan bagaimana kuatnya efek cinta pasangan kita terhadap diri kita,” kata Naomi. Pasangan bisa membuat perasaan sakit itu reda ketika kita hanya mengingatnya atau hanya dengan memandang fotonya. (sumber)