Namun ketika anda melihat lebih dekat tulisan pada papan di depan restoran ini, maka anda akan menemukan bahwa mereka membuat kuliner yang terinspirasi dari zaman batu.
Dalam restoran, pengunjung makan di sebuah meja yang diterangi lilin dengan latar belakang lukisan gua.
Sauvage, yang juga merupakan kata Perancis untuk ‘buas’ atau ‘liar,’ adalah bagian dari gerakan diet Paleolitik dan mengklaim sebagai yang pertama dari jenisnya di Eropa.
Itu berarti, mereka hanya melayani bahan organik, buah-buahan mentah, sayuran, daging, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan rempah-rempah.
“Banyak orang berpikir diet Paleolitik hanya sebagai tren hipster, tapi ini telah menjadi fenomena di seluruh dunia, dengan komunitas online yang mencakup seluruh belahan bumi.” tutur Boris Leite-poco.
Menurutnya, tren ini mungkin paling kuat di Amerika Serikat, di mana orang telah bosan pada cara hidup instan dengan makanan cepat saji.
Menu di restoran ini mencakup salad dengan buah zaitun, salmon asap dengan hiasan rempah, dan berbagai hidangan lezat lainnya dari daging dan ikan.
Sebuah jajak pendapat mengungkapkan bahwa 3.292 orang mengatakan bahwa diet zaman batu tersebut bekerja bagi mereka, sementara hanya 85 orang yang pesimis bahwa diet tersebut bekerja bagi mereka.
Back to basics: Sauvage kitchen assistant Kawan Lofti holds a dish made entirely of ingredients which our Stone Age ancestors would have used
Stone me: Sauvage claims to be the first restaurant in Europe to solely serve a Caveman diet
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/restoran-jerman-ini-hanya-menyajikan-makanan-pra-sejarah/10039.html