Cara Menghadapi Bos Yang Tempramental


Memiliki atasan yang temperamental tak hanya menyebalkan, tapi juga menyiksa. Seperti yang dialami oleh Meidi (34), bila ada kesalahan kecil saja bosnya akan berteriak-teriak meluapkan kemarahan, bahkan tak jarang ia mencaci-maki seluruh anak buahnya.

Atasan yang galak dan tak punya toleransi adalah alasan utama banyaknya pekerja yang memutuskan berhenti dan pindah ke kantor lain. Sebuah survei yang dilakukan lembaga SDM, Working America, menyebutkan, 50 juta pekerja di AS merasa tertekan karena terpaksa bertahan dengan bos galak, mengingat sulitnya mencari pekerjaan akibat kelesuan ekonomi saat ini.


Padahal, produktivitas karyawan sangat terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan. Bukan hanya kesehatan fisik, tapi juga menyangkut psikis. Siapa yang bisa bekerja maksimal bila setiap hari harus menghadapi omelan bos?

Lantas, bagaimana bila kita terpaksa bertahan bekerja dengan bos yang galak? “Memang sulit menghadapi situasi ini, itu sebabnya kebanyakan pekerja memilih untuk tidak ambil pusing atau membiasakan diri,” kata Manny Avramidis, Senior Vice President American Management Association. Berikut beberapa tips yang mungkin berguna untuk Anda:

- Terus Meng-update
Cara terbaik untuk menghadapi bos yang sangat teliti dan kerap mencari kesalahan adalah dengan memberikan update terkini dari pekerjaan Anda secara berkala. Kirimkan email atau laporan daftar proyek yang sedang Anda lakukan beserta data-data yang mendukung, demikian juga bila Anda telah menyelesaikan tugas-tugas Anda.

- Konfrontasi
Membalas teriakan dengan teriakan memang bukan cara yang tepat. Namun, pikirkan lagi apakah kondisi yang Anda hadapi memengaruhi kinerja dan produktivitas Anda dalam pekerjaan. Bila bos marah dan berteriak, jangan hanya berdiam diri, katakan dengan tenang bahwa Anda membutuhkan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan pekerjaan. Bila cara ini tak berhasil, mintalah bantuan bagian HRD untuk menyelesaikan masalah ini.

- Berinsitiatif
Memiliki bos yang kerap marah terkadang ada untungnya juga. Untuk menghindari kemarahannya tentu Anda akan berusaha maksimal memberikan hasil yang terbaik, sehingga Anda tergerak untuk melakukan berbagai insitiatif demi menghasilkan prestasi yang memuaskan. Bila Anda terbiasa bersikap proaktif, kelak ini akan menjadi nilai plus Anda di masa depan.

- Biarkan saja
Anda tak perlu menuruti setiap kemarahan dan omelan bos bila Anda yakin telah melakukan hal yang benar dan telah berkonsultasi dengan orang lain. Jadi, biarkan saja bos marah-marah, tak perlu diambil hati karena sifat buruknya itu menandakan bos Anda bukanlah orang yang dewasa. Biarkan saja ia dengan kemarahannya, sementara Anda tetap produktif dan menunjukkan kinerja terbaik.

source: kompas.com

Arsip Blog