Fenomena alam tanah ambles kembali terjadi. Kali ini terjadi di Telaga 'Motoendro' Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta.
Akibatnya 300 KK dua dusun kehilangan tampungan air yang biasa digunakan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Menurut penuturan Sugirin, warga setempat, telaga yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 15 meter tersebut sebelum ambles penuh dengan air. Kejadian ini bermula pada Senin malam (2/1/2011) terdengar suara dentuman keras dari arah telaga.
”Sebelumnya airnya setinggi orang dewasa. Dentuman itu seperti bom saat tentara latihan,”katanya kepada wartawan.
Keesokan harinya Selasa (3/1/2012) warga mendatangi lokasi dan warga melihat air tersebut memutar dan surut di satu titik atau lubang dengan diameter 5 meter. Dan dalam waktu semalaman air telaga yang penuh habis.
“Tiba-tiba air hilang warga berusaha menahan air menggunakan kayu dan batu untuk menutup lubang dengan cara melempar,”imbuhnya.
Dijelaskan Sugirin, amblesnya tanah di telaga tersebut, sudah dilaporkan ke pihak desa dan kecamatan. Namun, memang belum ada tindak lanjut hingga saat ini. "Belum pernah ditengok oleh pejabat dari kecamatan maupun kabupaten," tambahnya.
Sementara, salah seorang warga lain, Ngatilah (70), mengatakan telaga tidak pernah kering dan menjadi tumpuan warga. Telaga tersebut, biasanya digunakan untuk mencuci, memandikan sapi. Bahkan jika musim kemarau digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
“Telaga ini, tumpuan bagi warga dua dusun mas, kalau telaga ini, kering kami ya kebingungan,”ujarnya.
Ia juga mengkhawatirkan banyak warga melihat terutama anak kecil yang tak menghiraukan bahaya saat bermain di sekitar lubang tersebut.
"Kami khawatir, kalau pada saat anak kecil lihat-lihat lubang tersebut, kemudian longsor, karena kemungkinan kedalaman sekitar ratusan meter," tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih terus melihat-lihat, dan mereka masih menunggu tindak lanjut dari pemerintah, agar segera mungkin bisa diatasi. Warga ingin segera menutup lubang agar telaga bisa digunakan kembali.