RUU SOPA dan PIPA
Industri internet di Amerika Serikat digemparkan dengan Rancangan Undang-Undang Anti Pembajakan Online (SOPA) dan RUU Perlindungan Properti Intelektual (PIPA). Aturan yang diajukan oleh anggota Kongres asal Texas dari Partai Republik, Lamar Smith, itu dianggap berpotensi menjadi alat sensor di dunia maya.
Tapi, Lamar Smith kemudian menarik SOPA ini. Smith ternyata tak jadi mengajukan SOPA setelah mendengarkan sejumlah kritik dari banyak pihak di media massa.
“Saya telah mendengar kritik-kritik tersebut dan saya mendengar secara serius. Saya juga mencermati legislasi yang akan diajukan untuk mengatasi permasalahan pembajakan di internet,” ucap Smith, dalam pernyataan pers, seperti dikutip dari Mashable.
Menurut Lamar Smith, perlu dilakukan pendekatan terbaik untuk mengatasi permasalah pembajakan, yang mencuri produk dan inovasi Amerika. “Industri properti intelektual Amerika telah menyediakan 19 juta pekerjaan bergaji besar dan menghasilkan sebagai lebih dari 60 persen ekspor Amerika,” jelas Smith.
Smith juga memberikan pemaparan, pembajakan online menyebabkan Amerika rugi sekitar US$ 100 miliar tiap tahun, dan hilangnya ribuan pekerjaan. Karena itu Smith merasakan perlu adanya aturan untuk melindungi aksi pembajakan yang dianggapnya sama seperti pencurian.
Selanjutnya, akan ada komunikasi antara pembuat legislasi di AS dengan pemilik hak cipta (copyright), perusahaan internet, juga institusi keuangan, untuk mengembangkan aturan terkait pembajakan.
Sejumlah perusahaan internet memang secara terbuka melakukan protes terhadap SOPA. Wikipedia menutup layanannya selama satu hari. Google pun menutup logonya dengan tanda hitam, sebagai simbol bahaya sensor di internet. Menurut mereka, SOPA merupakan bentuk sensor yang mengancam masa depan internet, termasuk keterbukaan arus informasi.
SOPA dan PIPA merupakan aturan yang memungkinkan Departemen Kehakiman AS untuk meminta polisi menutup situs yang menyediakan tautan ke sejumlah situs yang dianggap memiliki konten pembajakan. Jelas ini merupakan ancaman bagi sejumlah industri internet, termasuk situs mesin pencari seperti Google dan ensiklopedia terbuka seperti Wikipedia.
Pendiri Wikipedia, Jimmy Wales, pun memahami permasalahan pembajakan. “Saya pikir pemegang copyright memang memiliki isu legitimasi, tapi ada banyak cara lain untuk mengatasi isu ini yang tidak melibatkan sensor,” ucap Wales, seperti dikutip dari Reuters.