Mantan Ketua DPC Minahasa Tenggara Diana Maringka, mengakui adanya politik uang dalam pemilihan kongres Pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) 2010 lalu. Bahkan, ada anggota DPR RI yang masuk dalam tim sukses Anas Urbaningrum turut membagikan sejumlah uang kepada para awak PD dari Sulut.
"Yang saya hafal cuma satu, kebetulan dia dari Dapil Sulawesi Utara," kata Diana.
Menurut Diana, saat penyerahan para penerima diminta untuk memilih Anas Urbaningrum dalam kongres.
"Kita diminta untuk pilih Anas, mereka bilang harus pilih Anas," ujar Diana.
Disinggung apakah kandidat lain juga melakukan pendekatan serupa seperti yang dilakukan kubu Anas, menurut Diana, hanya kubu Anas yang melakukan pendekatan berbeda dengan jalur politik uang.
"Yang lain juga melakukan pendekatan, tapi cuma sebatas sosialisasi. Kalau Anas dari awal juga sudah dikasih uang transpor," jelas Diana.
Lalu, mengapa baru sekarang dibuka? Diana tidak merinci jawaban atas pertanyaan tersebut. Yang jelas, dia membuka soal politik uang sekarang ini atas dasar inisiatif sendiri dan kecintaannya kepada partai berlambang bintang mercy itu.
"Kita baru tahu kalau uang itu ada sangkut paut dengan wisma atlet. Apalagi Bapak SBY meminta setiap orang di Demokrat untuk jujur," dalih Diana.
Diana mengakui, saat Kongres PD II tahun 2010 di Bandung, dia kebagian uang Rp 30 juta, US$ 7.000 dan sebuah Blackberry. Dia siap mengembalikan semua bonus itu ke kubu Anas.
Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok yang juga ketua tim sukses Anas saat Kongres PD di Bandung, menepis tudingan ada permainan uang dalam pemilihan lalu.
Dia menuturkan pengakuan politik uang muncul belakangan dari sejumlah kader di daerah karena ada yang mengompori.
"Itu ada yang mengorganisir, karena ada rivalitas. Ya banyaknya orang dari luar," tuding Mubarok saat dikonfirmasi detikcom.
"Yang saya hafal cuma satu, kebetulan dia dari Dapil Sulawesi Utara," kata Diana.
Menurut Diana, saat penyerahan para penerima diminta untuk memilih Anas Urbaningrum dalam kongres.
"Kita diminta untuk pilih Anas, mereka bilang harus pilih Anas," ujar Diana.
Disinggung apakah kandidat lain juga melakukan pendekatan serupa seperti yang dilakukan kubu Anas, menurut Diana, hanya kubu Anas yang melakukan pendekatan berbeda dengan jalur politik uang.
"Yang lain juga melakukan pendekatan, tapi cuma sebatas sosialisasi. Kalau Anas dari awal juga sudah dikasih uang transpor," jelas Diana.
Lalu, mengapa baru sekarang dibuka? Diana tidak merinci jawaban atas pertanyaan tersebut. Yang jelas, dia membuka soal politik uang sekarang ini atas dasar inisiatif sendiri dan kecintaannya kepada partai berlambang bintang mercy itu.
"Kita baru tahu kalau uang itu ada sangkut paut dengan wisma atlet. Apalagi Bapak SBY meminta setiap orang di Demokrat untuk jujur," dalih Diana.
Diana mengakui, saat Kongres PD II tahun 2010 di Bandung, dia kebagian uang Rp 30 juta, US$ 7.000 dan sebuah Blackberry. Dia siap mengembalikan semua bonus itu ke kubu Anas.
Anggota Dewan Pembina PD Ahmad Mubarok yang juga ketua tim sukses Anas saat Kongres PD di Bandung, menepis tudingan ada permainan uang dalam pemilihan lalu.
Dia menuturkan pengakuan politik uang muncul belakangan dari sejumlah kader di daerah karena ada yang mengompori.
"Itu ada yang mengorganisir, karena ada rivalitas. Ya banyaknya orang dari luar," tuding Mubarok saat dikonfirmasi detikcom.
sumber :http://www.detiknews.com/read/2012/02/09/131253/1838277/10/?992204topnews