Malangnya nasib bocah asal Zambia ini. Usianya delapan bulan. Sebenarnya dia terlahir kembar, namun malangnya seolah terjadi kemacetan ketika berproses dalam kandungan. Walhasil, yang muncul hanya sebagian badan kembarannya lengkap dengan dua kaki yang menumpang pada pantat. Dokter sangat terkejut ketika melihat kelahiran bocah malang ini, sampai-sampai merasa perlu menyembunyikan keadaan Faith Mwampe selama dua jam. Dokter khawatir, sang ibu yang masih remaja--usia18 tahun-itu shock bila tahu kondisi bayinya.
Ayah bayi ini saja tak bisa menerima keadaan bayi perempuannya. Ketika melihat anaknya terlahir dengan ‘buntut' dua kaki kecil di belakangnya, ia langsung pergi meninggalkan rumah sakit, meninggalkan anaknya yang cacat itu.
Namun para dokter yang bersimpati pada nasib bayi ini berjanji akan mengoperasinya (membuang kaki tambahan) 6 bulan kemudian. Dan sekaranglah saatnya.
Di foto ini tampak Mwampe membelalak matanya sesaat setelah bangun tidur. Dia tak sadar saat inilah menentukan nasib masa depannya. Di dunia medis yang telah maju, operasi semacam ini mungkin bukan masalah, tapi di Zambia, operasi semacam itu masih tergolong rumit. Namun operasi tersebut penting demi masa depan Mwampe. Sebab, tanpa pembedahan itu, si kecil Faith tak akan bisa berjalan.
Faith Mwampe lahir dengan kerusakan bentuk yang mengerikan. Sebagian badan kembarannya menempel di pantatnya. Dokter Zambia menganggap kondisi ini aneh.
Sepuluh dokter specialis telah bersiap melakukan operasi yang diperkirakan akan berjalan 5 jam. "Orang-orang menertawakan saya ketika melihat wujud bayi saya. Saya tidak mau memikirkan apa kata mereka tentang anak saya. Biar saja! Yang penting saya menyayangi dia. Saya berharap operasi ini berjalan lancar. Dokter mengatakan saya harus menunggu 6 bulan untuk pembedahan. Saya sungguh cemas, beruntung keluarga saya member support agar saya kuat," ungkap Mercy, ibu Faith sembari menambahkan,"Keluarganya taat beribadah, itulah yang menolong mereka melewati masa masa sulit ini".
Ibu muda itu bersyukur karena operasi rumit itu dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Zambia. Profesor Mukonge adalah spesialis yang mengepalai tim pembedahan.
"Pembedahan ini demi masa depannya. Meskipun penuh risiko, kami berharap operasi ini berjalan sukses. Setelah operasi, ia akan memasuki masa rehabilitasi yang berada dalam pengawasan penuh. Hal ini untuk menjaga agar tak terjadi hal hal tak diinginkan pasca operasi," ujar dokter tersebut (matabumi.com)