Mount Everest Menjadi Kuburan Tertinggi Di Dunia

Mendengar Kata " Mount Everest " pendaki profesional mana yang tidak panas hatinya dan terbakar semangat agar dapat berdiri dititik tertinggi di muka bumi ini. Sebuah kebanggaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata bukan??

Banyak orang ramai mencoba mengapai hal tersebut semenjak Sir Edmund Hillary berhasil mendakinya pada tahun 1953. Akan tetapi tidak sedikit juga yang menjadi korban keganasan alam Mount Everest.

Puncak Mount Everest terletak di negara Nepal dengan tinggi 29,035 feet (8,850 meter) dari permukaan laut. Gunung itu sendiri menjadi pembatas antara Nepal dan Tibet.

Suhu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan mei 2008 yaitu minus 17 derajat Fahrenheit (minus 27 derajat Celsius) and kecepatan angin 51 mil (81 km) per jam.

Diwaktu lain sepanjang tahun, angin dapat berhembus dalam kecepatan badai 118 mil dan temperatur dapat jatuh sampai minus 100 derajat fahrenheit( minus 73 derajat celcius). Fakta tambahan yang lain adalah kurang dari sepertiga oksigen yang ada di udara dibanding dengan udara yang berada di permukaan laut.

Everest news memperkirakan, pada tahun 2004 lebih dari 2000 orang berhasil mencapai puncak, dan 189 orang mati ketika mencobanya. Jika anda adalah salah satu dari kurang lebih 150 orang yang akan mencoba untuk mendaki Mount Everest pada tahun ini, ada sesuatu yang pasti akan anda lihat sepanjang perjalanan - MAYAT.

Dari 189 orang yang mati dalam pendakian mereka, diperkirakan 120 orang dibiarkan tinggal di sana. Ini merupakan peringatan yang mengerikan bagi para pendaki. Alasan sederhana mengapa mayat-mayat pendaki dibiarkan berserakan di sana adalah terlalu sulit dan berbahaya untuk mencoba memindahkan mereka. Mencoba membawa tubuh orang mati atau pendaki yang terdampar akan memakan waktu yang terlalu lama dan membuat tim pendaki terhambat. Ini membuat usaha penyelamatan sama dengan bunuh diri.

Kebanyakan mayat terletak di "Zona kematian", area ini terletak di atas base camp terakhir di ketinggian 26,000 feet (8,000 meter). Banyak mayat yang membeku dengan tali masih melingkar di pinggang mereka. Mayat yang lain dalam keadaan membusuk, karena itu beberapa pendaki yang telah berpengalaman telah membuat suatu usaha untuk menguburkan mayat-mayat yang mudah dijangkau.

Pada tahun 2007 Ian Woodall, pendaki Inggris, kembali ke Everest untuk mengubur 3 mayat pendaki yang dia lewati dalam perjalannya menuju puncak. Salah seorang pendaki, seorang wanita bernama Francys Arsentiev, masih hidup ketika woodall menemukannya. Kata pertamanya adalah "jangan tinggalkan saya." Kenyataan yang menyeramkan, tapi, Woodall tidak dapat berbuat apapun untuk menolongnya tanpa membahayakan hidupnya sendiri atau hidup timnya. Dia terpaksa meninggalkan wanita itu untuk mati sendiri. Maka Tidak salah Kuburan Tertinggi Di Dunia pantas di sandang oleh Mount Everest.





Arsip Blog