
Para ahli mengatakan film horor bukan hanya sebuah atraksi darah.
Orang menonton film horor belum tentu memperoleh kesenangan serupa saat menonton binatang yang disembelih di sebuah pabrik pengolahan daging.
Para peneliti mengatakan satu alasan adalah karena getaran panggilan dari perilaku mendasar terutama pada laki-laki, untuk menilai tingkat ancaman.

"Orang-orang pergi menonton film horor karena mereka ingin menjadi takut," kata Jeffrey Goldstein, profesor psikologi sosial dan organisasional di University of Utrecht di Belanda.
Dia dan ilmuwan sosial lainnya menyatakan kita menonton film horor dengan alasan yang berbeda, menikmati naiknya adrenalin, merasa terganggu dari kehidupan duniawi, membalik norma-norma sosial, dan menikmati sesuatu yang mengerikan dari jarak yang aman.
Ahli syaraf New York University Joseph LeDoux telah memetakan neuron demi neuron menyangkut bagaimana sistem rasa takut di otak bekerja. Dia mengatakan otak manusia yang kompleks memiliki kapasitas besar untuk berpikir, penalaran, dan renungan, yang tidak bisa dilakukan oleh binatang.

"Hal ini mungkin menjelaskan mengapa, emosi bisa terangsang, sangat sulit bagi kita untuk menonaktifkan," katanya.
“Jika kita menyukai hal semacam itu, maka mungkin menjelaskan mengapa kita begitu bersemangat untuk mengaktifkan kembali lagi perasaan itu