Ada Skenario Indonesia Tidak Boleh Kuasai Nuklir

http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/artikel/nuclear.jpg

Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Taswanda Taryo mengungkapkan, ada skenario besar yang menginginkan Indonesia tak boleh maju dan menguasai teknologi nuklir. Bahkan, Indonesia selalu dikondisikan untuk menjadi negara konsumtif.

"Kita dibuai menjadi negara konsumtif. Ada suatu skenario yang membuat kita tak maju-maju," Taswanda Taryo, Deputi Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Nuklir Batan, kepada Media Indonesia usai diskusi keilmuan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riau di Mesjid Agung Annur Pekanbaru, Kamis (17/2).

Menurut Taswanda, berbagai hambatan seperti persoalan ekonomi dan politik membuat bangsa Indonesia menjadi tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia. Padahal, setelah perang dunia kedua, bangsa Indonesia pernah berhasil maju meninggalkan bangsa-bangsa lain yang baru tumbuh.

"Contoh China, yang pada 1970 jauh berada di bawah. Sekarang China tumbuh menjadi negara maju," ucapnya.

Ia menjelaskan bangsa Indonesia harus menguasai ilmu pengetahuan agar dapat menjadi negara maju. Seperti bangsa-bangsa lain yang telah maju, Indonesia harus mengutamakan pendidikan generasi bangsa serta berkomitmen untuk mengembangkan riset ilmu pengetahuan.

"Bangsa kita telah kehilangan akar sebagai jati diri untuk suatu bangsa. Perlu komitmen dari pemerintah. Komitmen untuk riset dan ilmu pengetahuan," ujarnya.

Taswanda menambahkan tujuan nuklir di Indonesia adalah untuk kedamaian dan keselamatan. Pengetahuan nuklir bukan hanya sebatas pemberdayaan energi panas untuk sumber Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada 2020, tapi pemanfaatan radiasi bagi kesehatan, industri pertanian, peternakan, minyak bumi, dan sumber air bersih.

"Teknologi nuklir dapat melakukan pencarian sumber panas bumi geothermal. Dapat melakukan recovery sumur-sumur tua minyak bumi," jelasnya.

Sejauh ini, lanjutnya, pengoperasian reaktor nuklir terbukti aman selama 24 tahun lebih. Para ilmuwan nuklir Indonesia berhasil menepis tudingan ketidakmampuan Indonesia dalam mengantisipasi risiko radiasi nuklir.

"Justru radiasi nuklir dapat kita manfaatkan untuk berbagai ilmu pengetahuan. Jika menyangkut risiko, semua pekerjaan pasti ada risiko dan itu tergantung dari kita yang menanganinya," terangnya.

Saat ini Indonesia memiliki tiga reaktor nuklir yang dikembangkan sejak 1965. Tiga reaktor itu masing-masing berada di Bandung, Yogya, dan Serpong.

"Indonesia juga mempunya potensi 30 ribu ton uranium sebagai bahan baku nuklir di Kalimantan. 1 gram uranium setara dengan 3 ton batu bara," jelas Taswanda.

Sumber: kaskus.us

Arsip Blog