apa penyebabnya?
Dalam kamus translate Indonesia-Inggris, bunglon sering diterjemahkan sebagai “Chameleon“. Tetapi ternyata bunglon adalah salah satu jenis Chameleon. Terdapat lebih dari 100 jenis Chameleon. Ada yang hanya dapat berubah warna dari coklat ke hijau dan sebaliknya (salah satunya bunglon), namun banyak juga yang memiliki banyak koleksi warna menakjubkan di tubuhnya.
Pigment unik pada lapisan kulit chameleon memberi kemampuan bunglon untuk mengubah warna. Selama ini kita mengira chameleon mengubah warna karena menyesuaikan dengan lingkungan, atau menyelamatkan diri dari musuh. Mengutip penjelasan National Geographic, ternyata penyebab chameleon berubah warna adalah:
1. Sinar Matahari Ketika chameleon coklat ingin berjemur di bawah sinar matahari, maka si chameleon akan mengubah warna kulitnya menjadi hijau untuk memaksimalkan refleksi sinar matahari yang didapat.
2. Suhu Ketika suhu dingin, kulit chameleon akan berubah berwarna lebih gelap untuk memaksimalkan penyerapan panas.
3. Mood Chameleon jantan yang ‘ditantang’ chameleon lain bisa berubah warna menjadi merah kekuningan (bayangkan seperti di film kartun saja, hehe). Atau ketika si chameleon ‘fall in love’, bisa juga warnanya berubah untuk menarik perhatian, misal ungu, biru, hmmm pinki ada ga ya?!
Itulah uniknya chameleon, salah satu ciptaan Yang Maha Kuasa juga. Ternyata sering tidak beda jauh dengan manusia. Kadang agar ‘feel comfortable’ dengan lingkungan sekitar, atau sekedar ‘memudahkan komunikasi’ dengan orang lain, ada manusia yang ‘mengubah warnanya’ .
Bunglon merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) memang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan hanya ke warna-warna tertentu saja.
Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya? Tentu saja hal ini didukung oleh adanya fungsi dalam tubuh bunglon yang mendukung fungsi tersebut.
Mempunyai sel-sel warna Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores). Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia).
Sumber : www.kaskus.us