Kabar baik bagi penikmat setia musik. Penelitian terbaru menemukan cara cegah kelelahan telinga yang biasa terjadi saat memakai earphone.
Penelitian yang dilakukan sekelompok insinyur dari Asius Technologies, Longmont, Colorado, Amerika telah membuat kemajuan dalam memahami mengapa kelelahan pendengaran bisa terjadi, dan bagaimana mencegahnya.
Penelitian baru ini dipimpin oleh insinyur musisi dan audio Stephen Ambrose, yang telah bekerja selama lebih dari 35 tahun untuk mengembangkan monitor in-ear (sebuah perangkat yang biasa dikenakan oleh para produser musik untuk memungkinkan mereka mendengar musik secara jelas).
Dengan menggunakan simulasi fisik dan komputasi, para peneliti menunjukkan bahwa gelombang suara memasuki saluran telinga tertutup. Data yang didapat dari simulasi dan pengamatan laboratorium pun menunjukkan bahwa meningkatkan volume musik di earphone memicu, refleks akustik mekanisme pertahanan di telinga yang menghambat transfer energi suara dari gendang telinga ke koklea sebanyak 50 desibel, atau setara volume normal percakapan biasa.
"Paradoksnya, refleks membuat volume suara lebih keras daripada volume sebenarnya," jelas Samuel Gido rekan Ambrose. Menurutnya otot kecil yang terlibat dalam refleks akustik yang kemudian diaktifkan lagi, hingga terlibat berulangkali dalam pelepasan ototlah yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pendengaran.
Untuk mencegah terbangunnya osilasi dalam gendang telinga, Ambrose dan tim pun mengembangkan sebuah membran yang terletak di luar gendang telinga dan mengganggu gelombang tekanan yang berlebihan. Dengan menghentikan refleks akustik sehingga memicu, orang-orang untuk memilih mendengarkan musik dengan volume lebih rendah dan lebih aman.
Mereka pun mengeluarkan sebuah produk sederhana berupa retrofit yang dapat disematkan pada earphone yang ada dalam telinga, dan akan dirilis bulan ini. Dengan alat ini diharapkan orang tetap bisa menikmati musik dengan nyaman.
Penelitian yang dilakukan sekelompok insinyur dari Asius Technologies, Longmont, Colorado, Amerika telah membuat kemajuan dalam memahami mengapa kelelahan pendengaran bisa terjadi, dan bagaimana mencegahnya.
Penelitian baru ini dipimpin oleh insinyur musisi dan audio Stephen Ambrose, yang telah bekerja selama lebih dari 35 tahun untuk mengembangkan monitor in-ear (sebuah perangkat yang biasa dikenakan oleh para produser musik untuk memungkinkan mereka mendengar musik secara jelas).
Dengan menggunakan simulasi fisik dan komputasi, para peneliti menunjukkan bahwa gelombang suara memasuki saluran telinga tertutup. Data yang didapat dari simulasi dan pengamatan laboratorium pun menunjukkan bahwa meningkatkan volume musik di earphone memicu, refleks akustik mekanisme pertahanan di telinga yang menghambat transfer energi suara dari gendang telinga ke koklea sebanyak 50 desibel, atau setara volume normal percakapan biasa.
"Paradoksnya, refleks membuat volume suara lebih keras daripada volume sebenarnya," jelas Samuel Gido rekan Ambrose. Menurutnya otot kecil yang terlibat dalam refleks akustik yang kemudian diaktifkan lagi, hingga terlibat berulangkali dalam pelepasan ototlah yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pendengaran.
Untuk mencegah terbangunnya osilasi dalam gendang telinga, Ambrose dan tim pun mengembangkan sebuah membran yang terletak di luar gendang telinga dan mengganggu gelombang tekanan yang berlebihan. Dengan menghentikan refleks akustik sehingga memicu, orang-orang untuk memilih mendengarkan musik dengan volume lebih rendah dan lebih aman.
Mereka pun mengeluarkan sebuah produk sederhana berupa retrofit yang dapat disematkan pada earphone yang ada dalam telinga, dan akan dirilis bulan ini. Dengan alat ini diharapkan orang tetap bisa menikmati musik dengan nyaman.
sumber: www.tribunnews.com