Tak ada pilihan lain bagi Barcelona selain menggempur habis-habisan pertahanan Chelsea saat kedua tim bertarung di leg kedua semifinal Liga Champions di Camp Nou nanti malam. Menyusul kekalahan 0-1 di leg pertama di Stamford Bridge, Rabu (18/4) lalu, Barca wajib mencetak gol sebagai upaya membuka peluang mempertahankan gelarnya sebagai jawara Eropa.
Lalu, apa yang harus dilakukan pasukan asuhan Roberto Di Matteo mengantisipasi gelombang tsunami yang akan dilakukan Lionel Messi dkk? Legenda Liverpool Alan Hansen, dalam kolomnya di harian Telegraph, mencoba membantu John Terry dkk dengan memberikan lima kiat atau jurus untuk mematikan Barca.
Pertama, salah satu faktor kelemahan lini belakang Barca terletak pada Javier Mascherano. Pasalnya, meskipun selama ini kerap dipercayai Pep Guardiola menjadi bek tengah, karakter asli Mascherano adalah gelandang bertahan. Gol Chelsea di London pekan lalu menjadi bukti bahwa sejatinya Masherano mempunyai kekurangan dalam naluri bertahan. Hal itu kian tegas terbaca di laga El Clasico. Gol penentu kemenangan Real Madrid yang dicetak Cristiano Ronaldo bermula dari ketidakmampuan Mascherano membaca arah bola yang dilontarkan Mesut Ozil.
Kedua, menyerang lewat udara. Inilah kunci kelemahan pertahanan Barca yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh Terry dkk. Meskipun, menyusul kabar aktual dari Los Blaugrana, Guardiola ditengarai bakal menurunkan Gerard Pique, berpostur lebih tinggi, sebagai pengganti Mascherano, serangan lewat udara terbukti manjur menembus gawang Victor Valdes. Hal itu terealisasi saat gol pertama Madrid yang dicetak Sami Khedira. Gol itu bermula dari kegagalan barisan belakang Barca mengantispasi bola lambung dari tendangan penjuru yang dilontarkan Angel Di Maria.
Ketiga, tampil ultra-disiplin di semua lini. Kunci kemampuan Chelsea menahan laju serangan Barca dan Lionel Messi di Stamford Bridge, terletak pada disiplinnya Terry dkk, utamanya di lini pertahanan. Kalimat sederhananya adalah, setiap pemain The Blues wajib kembali ke posisinya masing-masing ketika kehilangan bola. Hal itu ditunjukkan dengan nyaris sempurna oleh anak-anak asuhan Jose Mourinho.
Keempat, memblokir Messi. Tidak ada gunanya menugaskan seorang pemain khusus mengawal pergerakan Pemain Terbaik Dunia itu. Sebab, semua orang pun tahu Messi sukar untuk dikawal secara terus menerus. Namun, dengan menempatkan sejumlah pemain untuk memblokir pergerakan Messi, kemungkinan bagi Chelsea untuk terhindar dari kebobolan semakin besar.
Kembali ke kunci ketiga, faktor disiplin dalam menjaga area pertahanan menjadi kunci mematikan Messi. Jarangnya Messi mengkreasi peluang di London dan Bernabeu adalah contoh terbaik. Statistik menunjukkan di sepanjang musim 2011-2012, Messi gagal mencetak gol di 21 partai, termasuk empat kekalahan yang diderita Barca. Sisanya, dalam 17 partai, Barca mengakhiri pertandingan dengan sembilan kali bermain imbang dan hanya mencatat delapan kali kemenangan.
Kelima, para pemain senior wajib tampil apik. Malam nanti peran Didier Drogba dan Terry menjadi kunci kesuksesan Chelsea. Apiknya kinerja Terry—dan Gary Cahill—mengorganisir lini pertahanan membuat gawang Petr Cech tetap perawan di leg pertama. Di Matteo pastinya berharap dan berdoa jika Drogba dapat memulihkan kondisinya yang didera cedera. Postur dan kekuatan seorang Drogba terbukti mampu meluluhlantakkan pertahanan Barca. Sebab, jika Barca mampu mencetak gol, Chelsea wajib membalas. Satu gol pun tak ternilai harganya. Sebab, jika Chelsea mampu mencetak satu gol, artinya Barca harus unggul 3-1 untuk lolos ke final. (MEG/Telegraph)
[Sumber: Liputan6]