Robot generasi baru akan menggunakan sisa-sisa dari makhluk hidup sebagai tenaganya. Visi mengenai ecobot ini sudah tercanang sejak 2002 di satu laboratorium di Inggris. Sekarang, beberapa laboratorium di seluruh dunia hingga NASA tengah mengembangkan teknologi tersebut.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Puncaknya, pada tahun 2010, ecobot generasi ketiga dapat mencerna dan membuang limbah sisa mereka sendiri. Mikroba tidak akan meracuni limbah tersebut yang kemudian dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.
Robot generasi baru akan menggunakan sisa-sisa dari makhluk hidup sebagai tenaganya. Visi mengenai ecobot ini sudah tercanang sejak 2002 di satu laboratorium di Inggris. Sekarang, beberapa laboratorium di seluruh dunia hingga NASA tengah mengembangkan teknologi tersebut.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Puncaknya, pada tahun 2010, ecobot generasi ketiga dapat mencerna dan membuang limbah sisa mereka sendiri. Mikroba tidak akan meracuni limbah tersebut yang kemudian dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.
Robot generasi baru akan menggunakan sisa-sisa dari makhluk hidup sebagai tenaganya. Visi mengenai ecobot ini sudah tercanang sejak 2002 di satu laboratorium di Inggris. Sekarang, beberapa laboratorium di seluruh dunia hingga NASA tengah mengembangkan teknologi tersebut.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Puncaknya, pada tahun 2010, ecobot generasi ketiga dapat mencerna dan membuang limbah sisa mereka sendiri. Mikroba tidak akan meracuni limbah tersebut yang kemudian dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.
Robot generasi baru akan menggunakan sisa-sisa dari makhluk hidup sebagai tenaganya. Visi mengenai ecobot ini sudah tercanang sejak 2002 di satu laboratorium di Inggris. Sekarang, beberapa laboratorium di seluruh dunia hingga NASA tengah mengembangkan teknologi tersebut.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Ecobot itu akan menggunakan serangga mati, tumbuhan busuk dan pembuangan manusia sebagai tenaga geraknya. "Robot yang menggunakan bahan bakar hayati bisa mendapatkan bahan bakar di mana saja," ungkap mikrobiolog dari Bristol Robotics Laboratory, John Greenman. "Sebab, bahan organik dapat ditemukan di mana saja," tambahnya.
Pada tahun 2003, ecobot pertama menggunakan bakteri E. coli sebagai energinya. Dua tahun kemudian, ecobot generasi kedua memanfaatkan mikroba lumpur untuk mengonversi lalat mati, cangkang udang, dan apel busuk menjadi energi gerak.
Puncaknya, pada tahun 2010, ecobot generasi ketiga dapat mencerna dan membuang limbah sisa mereka sendiri. Mikroba tidak akan meracuni limbah tersebut yang kemudian dapat digunakan kembali sebagai sumber energi.
"Ecobot-III adalah robot yang mengumpulkan makanan dan air dari lingkungan. Mereka melakukan apa yang sudah diprogram, kemudian di penghujung hari mereka akan membuang limbah sisa ke dalam sebuah wadah khusus," jelas roboticis dari British Robotics Laboratory (BRL), Ioannus Ieropoulos.
"Ecobot-III adalah robot yang mengumpulkan makanan dan air dari lingkungan. Mereka melakukan apa yang sudah diprogram, kemudian di penghujung hari mereka akan membuang limbah sisa ke dalam sebuah wadah khusus," jelas roboticis dari British Robotics Laboratory (BRL), Ioannus Ieropoulos.
Kotoran manusia juga dapat menjadi tenaga robot antariksa untuk perjalanan jarak jauh. Namun, untuk saat ini, robot masih terbatas oleh penggunaan tenaga mikroba. Tim ecobot berharap, ecobot generasi keempat akan mengalami penyusutan ukuran serta memiliki sistem konversi energi yang lebih berkembang. (scientifiamerican)
"Ecobot-III adalah robot yang mengumpulkan makanan dan air dari lingkungan. Mereka melakukan apa yang sudah diprogram, kemudian di penghujung hari mereka akan membuang limbah sisa ke dalam sebuah wadah khusus," jelas roboticis dari British Robotics Laboratory (BRL), Ioannus Ieropoulos.Kotoran manusia juga dapat menjadi tenaga robot antariksa untuk perjalanan jarak jauh. Namun, untuk saat ini, robot masih terbatas oleh penggunaan tenaga mikroba. Tim ecobot berharap, ecobot generasi keempat akan mengalami penyusutan ukuran serta memiliki sistem konversi energi yang lebih berkembang. (scientifiamerican)
"Ecobot-III adalah robot yang mengumpulkan makanan dan air dari lingkungan. Mereka melakukan apa yang sudah diprogram, kemudian di penghujung hari mereka akan membuang limbah sisa ke dalam sebuah wadah khusus," jelas roboticis dari British Robotics Laboratory (BRL), Ioannus Ieropoulos.Kotoran manusia juga dapat menjadi tenaga robot antariksa untuk perjalanan jarak jauh. Namun, untuk saat ini, robot masih terbatas oleh penggunaan tenaga mikroba. Tim ecobot berharap, ecobot generasi keempat akan mengalami penyusutan ukuran serta memiliki sistem konversi energi yang lebih berkembang. (scientifiamerican)
"Ecobot-III adalah robot yang mengumpulkan makanan dan air dari lingkungan. Mereka melakukan apa yang sudah diprogram, kemudian di penghujung hari mereka akan membuang limbah sisa ke dalam sebuah wadah khusus," jelas roboticis dari British Robotics Laboratory (BRL), Ioannus Ieropoulos.Kotoran manusia juga dapat menjadi tenaga robot antariksa untuk perjalanan jarak jauh. Namun, untuk saat ini, robot masih terbatas oleh penggunaan tenaga mikroba. Tim ecobot berharap, ecobot generasi keempat akan mengalami penyusutan ukuran serta memiliki sistem konversi energi yang lebih berkembang. (scientifiamerican)