"Saya punya andil besar dan ikut berperan dalam keberhasilan yang mengagumkan ini, sayalah yang membuat dia (Usamah) keluar dari pegunungan dan turun ke desa ... Seseorang harus membuatnya keluar dari sana, itulah tempat yang telah saya datangi," kata Faulkner dengan percaya diri.
"Saya bangga dengan tentara-tentara kita, saya sangat bangga dengan pemerintah ... mereka diberi kesempatan untuk mengambil 'piring' yang sudah saya sodorkan," tukas lelaki yang mengaku sebagai pemburu Usamah bin Ladin itu.
Sosok Faulkner pernah menjadi sorotan media internasional bulan Juni 2010, ketika ia ditangkap oleh aparat Pakistan saat sedang berusaha menyeberangi perbatasan menuju Afghanistan. Ia mengaku, perjalanannya saat itu merupakan upaya yang ketujuhkalinya ia lakukan untuk melacak keberadaan Usamah bin Ladin.
Saat tertangkap, polisi Pakistan menemukan pistol, pedang samurai, peta dan kaca mata untuk melihat dalam kondisi gelap, dalam tas yang dibawa Faulkner. Pada polisi ia mengatakan ingin membalas kematian para korban serangan 11 September 2001.
Polisi Pakistan cuma tertawa mendengar cerita Faulkner. Aparat keaman dan beberapa dokter Pakistan lalu memeriksa Faulkner, untuk mengetahui apakah lelaki itu mengidap gangguan mental. Saudara lelakinya, mengklaim Faulkner tidak mengalami gangguan mental, tapi punya catatan kriminal berupa pelanggaran-pelanggaran hukum ringan yang dilakukannya pada era '80-an.
Dalam pernyataannya pada Selasa (3/5), Faulkner membantah pernyataan para pejabat AS yang meyakini bahwa Bin Ladin sudah menetap di kompleks perumahan di Abbotabad--lokasi penyerbuan pasukan AS--selama enam tahun. "Dia sama sekali tidak tinggal di sana selama enam tahun. Sayalah yang mendorongnya keluar (dari persembunyian)," tukasnya yakin.
Faulkner mengaku memburu Bin Ladin bukan karena uang atau hadiah yang dijanjikan pemerintah AS. Tapi sekarang ia justru muncul dan mengklaim bahwa dirinya pantas mendapatkan kompensasi. "Ini bukan soal kepentingan saya. Saya cuma ingin membawanya ke meja hukum. Saya tidak rakus, tapi saya sudah menjual semua yang saya punya dan saya siap mengorbankan nyawa saya," ujar Faulkner.
Terkait tuntutan Faulkner, Departemen Luar Negeri AS tidak mau berkomentar apakah ada orang yang meminta atau sudah dinominasikan untuk menerima sebagian atau seluruh hadiah yang dijanjikan AS bagi mereka yang bisa memberikan informasi keberadaan Usamah bin Ladin. Sementara Faulkner mengatakan akan mengirimkan surat resmi untuk meminta hadiah yang dijanjikan itu. Ah, ada-ada saja !eramuslim