Apa itu self-talk? Self-talk adalah berkomunikasi dan berbicara dengan dirimu sendiri. Self-talk bukan berarti berbicara dengan mengeluarkan kata-kata dari mulut layaknya saat kita berbicara dengan orang lain, melainkan berbicara dengan pikiran-pikiran yang ada di dalam kepala kita. Self-talk sendiri bisa dikategorikan menjadi dua jenis yaitu positif dan negatif. Self-talk yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri kita, kebahagiaan, dan memotivasi diri kita. Sedangkan self-talk yang negatif dapat membuat kita putus asa, ketakutan, cemas, dan sedih.
Sadar atau tidak, kita melakukan self-talk sepanjang hari dan sepanjang hidup. Suara di kepala kita dan percakapan kita dengan pikiran-lah yang menginspirasikan tindakan kita di dalam suatu situasi. Setuju atau menolak, pantas atau tidak pantas, bisa atau tidak, bersabar atau marah, cinta atau membenci, semua itu adalah contoh-contoh tindakan kita yang biasanya diawali dengan self-talk.
Sadar atau tidak, kita melakukan self-talk sepanjang hari dan sepanjang hidup. Suara di kepala kita dan percakapan kita dengan pikiran-lah yang menginspirasikan tindakan kita di dalam suatu situasi. Setuju atau menolak, pantas atau tidak pantas, bisa atau tidak, bersabar atau marah, cinta atau membenci, semua itu adalah contoh-contoh tindakan kita yang biasanya diawali dengan self-talk.
Apa saja efek buruk dari self-talk yang negatif?
1. Berburuk sangka
Bagaimana jika aku gagal? Bagaimana jika tidak bisa? Bagaimana jika ia tidak menyukaiku? Bagaimana jika aku tidak diterima? Ketika kamu sudah berbicara seperti ini pada dirimu sendiri, maka kamu sudah berada di jalur kegagalan. Berburuk sangka hanya akan membuatmu gelisah terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi.
2. Stereotyping
Berpikir stereotip atau menggeneralisasi segala hal. Kita memasukkan sesuatu atau seseorang dalam kategori yang sama tanpa memperhatikan setiap individu. “Semua cowok sama saja!”, “Semua cowok sukanya sama cewek cakep doang!, “Semua cewek suka duitnya saja!”. Akibat berpikir seperti ini, kamu akan sering merasa paranoid terhadap sesuatu dan hubungan sosialmu akan terganggu. Kamu juga menjadi tidak menyadari bahwa setiap orang itu terlahir unik.
3. Berpikir secara ekstrim
Melebih-lebihkan sesuatu dengan kata selalu dan tidak pernah. “Aku tidak pernah bisa melakukan itu!”. “Aku selalu saja gagal!”. “Aku selalu saja dibenci orang!”. Ketika kamu berpikir secara ekstrim dan tidak sesuai dengan realita, kamu akan merasa hopeless saat melakukan sesuatu.
4. Hidup dalam masa lalu
Selalu merasa menyesal terhadap kejadian atau kesalahan di masa lampau tanpa berusaha untuk move-on. Kamu terus mengulang-ulang kata-kata seperti “Coba kemarin aku nggak setuju, pasti sekarang nggak seperti ini”, “Coba aku bisa mengembalikan waktu” dan sebagainya. Ketika kamu terus menerus mengatakan ini pada dirimu, kamu tidak akan pernah berkembang ke arah yang positif karena kamu hanya melihat ke belakang dan meratapi nasibmu.
5. Membatasi diri
Tidak percaya diri bahwa kamu bisa melakukan hal yang lebih besar. “Wah aku nggak mungkin bisa, aku kan nggak pintar.”, “Aku cukup mengerjakan yang gampang-gampang saja deh.” Dengan membatasi diri seperti ini, kamu seolah-olah tidak menyadari bahwa setiap manusia diciptakan untuk melakukan hal yang besar. Yang jadi masalah hanya pola pikir manusia saja.
6. Langsung menyimpulkan
Saat kita berada di situasi yang tidak nyaman, kita akan membuat asumsi dan kesimpulan yang belum tentu terjadi. “Dia nggak mungkin suka aku, aku kan jelek”, “Aku terlihat seperti orang bodoh ketika berbicara dengannya.” Asumsi seperti itu akan membuat kita takut atau malu untuk melakukan sesuatu.
7. Daydreaming
Daydreaming atau berkhayal adalah memikirkan sesuatu yang menyenangkan, berimajinasi, dan berharap saat kita sedang terjaga. Sebenarnya daydreaming sering dipakai oleh para penulis, komposer, novelis, pembuat film untuk menghasilkan ide-ide dan karya. Tetapi seringkali banyak orang yang keasyikan berkhayal dan ketika dihadapkan dengan bagaimana cara untuk mewujudkan impian mereka, mereka akan merasa inferior (tidak mampu) dan kembali berkhayal lagi. Mereka terus menerus berada dalam lingkaran setan itu.
8. Perkataan orang lain menjadi bagian dari diri kita
Self-talk biasanya sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang ditanamkan dari luar seperti orang tua, teman, atau orang yang memiliki pengaruh. Pemikiran mereka akan menjadi bagian dari self-talk kita. Ketika pemikiran orang itu hal yang baik maka tidak akan menjadi masalah, tetapi ketika pemikiran negatif seperti “itu hal yang sulit, kamu tidak akan bisa” , “kamu tidak pantas memakai itu” menjadi bagian dalam self talk-mu juga, maka pikiranmu sudah seperti bukan milikmu sendiri lagi.