Jadi akhirnya kamu mencapai cita-cita kamu: mempunyai sebuah toko di ITC Mangga Dua (atau bisa juga ITC lainnya). Kamu sudah punya space-nya, kamu sudah tau apa yang mau kamu jual, tapi kamu belum tau bagaimana cara menjadi penjual yang baik dan benar. Wah gawat ini! Untung kamu buka Malesbanget.com dan kebetulan liat artikel ini. Sebentar lagi kamu akan segera menjadi pedagang ITC sejati!
Memilih Nama Toko
Nama toko adalah sebuah hal yang sungguh penting. Ini penting untuk citra toko kamu dan ini penting untuk memberikan kesan apa yang kamu tawarkan dari toko kamu. Kalo kamu jualan DVD bajakan, nama toko tidak terlalu penting, karena pada umumnya lapak DVD bajakan gak punya nama. Tapi kalo kamu jualan yang lainnya, terutama jualan baju, maka nama sungguh penting.
Apabila kamu hendak memilih nama untuk toko baju, hendaknya kamu memilih nama yang menggambarkan style baju yang kamu jual. Apakah Korean style? Japanese Style? Cute? Chic? Murah? Mahal? Nama yang kamu pilih harus menggambarkan hal ini. Misalkan kamu menjual baju-baju yang Korean style, maka pilihlah nama seperti ‘Sarangeyo’ atau ‘Hapseyo’. Baru ngeliat aja orang udah tau, “wih, bajunya pasti korea nih!”. Demikian juga kalo kamu mau jual baju-baju yang Japanese style, buatlah toko dengan nama-nama kejepangan, seperti misalnya Kochi. Nama toko kamu ini tidak harus berarti sesuatu atau memiliki filosofi yang dalam, yang penting adalah terkesan sesuatu.
Kalo kamu mau punya toko yang menjual barang seperti elektronik atau audio, pastikan nama toko kamu itu menggambarkan apa yang kamu jual, seperti misalnya Audio Jaya, sudah pasti orang tau kamu menjual pernak-pernik audio.
Memilih Alat Peraga
Alat peraga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari memiliki toko di ITC. Sepertinya semua hal membutuhkan alat peraga yang membuat pembeli memiliki bayangan seperti apa kualitas barang kamu. Alat peraga di sini bisa berarti mannequin untuk toko baju atau mungkin DVD player dan TV untuk penjual DVD bajakan.
Untuk penjual DVD bajakan, pilihlah DVD player merk-merk Cina gak jelas, karena sesungguhnya merk-merk inilah yang tahan banting dan bisa membaca DVD-DVD bajakan yang kualitasnya sungguh jelek itu. Merk-merk gak jelas yang disarankan MBDC adalah Yasui dan KCL. Untuk TV mah pilih yang jelek-jelek aja. TV 14″ juga udah cukup.
Memilih mannequin untuk toko baju agak sedikit lebih ribet, karena optionnya banyak. Tapi tergantung style apa yang kamu tawarkan, seharusnya memilih mannequin juga tidak terlalu susah. Mannequin favorit bagi toko yang menjual baju anak muda adalah yang berikut ini:
Mannequin di atas menggambarkan jiwa muda yang dinamis. Mungkin itulah sebabnya banyak toko yang memilih mannequin tersebut.
Menyapa Pembeli
Setelah toko kamu siap, tibalah di saat terpenting kamu. Menyapa pembeli agar datang ke toko kamu. Ini sungguh penting! Cara terbaik untuk menyapa pembeli adalah dengan mendapatkan perhatiannya. Sebuah kata ajaib yang harus kamu pelajari jika kamu mau punya toko di ITC adalah:
“Boleh kak!!!”
Kata ‘boleh’ ini bisa kamu gabungkan dengan berbagai kalimat lain yang nantinya akan menggambarkan banyak hal. Misalkan:
- Boleh kak, belanjanya! Cari apa? Ada ukuraan!!
- Boleh kak, DVD-nya, yang baru-baru!
- Boleh kak, cari apa? Masuk dulu aja, liat-liat!!
- Boleh kak, handphonenya! Cari apa? Blackberry ya?
Kurang lebih demikian. Kenapa kamu harus menggunakan kata ganti ‘Kak’? Karena kata ini sungguh universal dan pada dasarnya gak ada yang keberatan dipanggil ‘Kak’. Gak semua orang suka dipanggil ‘Ko’ dan ‘Cik’ atau ‘mas’ dan ‘mbak’. Maka dari itu ‘Kak’ udah jelas paling aman!
Memberi Tahu Harga
Kalo ada pembeli yang tertarik dengan barang yang kamu jual, biasanya hal pertama yang Ia tanya adalah harganya. Kamu bisa aja sih langsung ngasih tau harga dengan cara biasa aja dan langsung dianggap ‘gak ITC’ banget, tapi apakah kamu mau itu terjadi? Pastinya ngga dong. Maka itu pastikan kamu memperhatikan beberapa guideline berikut:
Kalo kamu jual barang elektronik:
“Itu kena…[pencet kalkulator] 1,5 lah.”
“Kasih murah aja ya… [pencet kalkulator] segini [nunjukkin kalkulator ke pembeli]“
Kalo kamu jual barang elektronik dan kamu kenal pembelinya:
“Buat lo gue kasih… [pencet kalkulator] segini [tunjukkin kalkulator ke pembeli]
Kalo kamu jual baju:
“Itu kenanya 150 say.”
“Langsung kasih harga nett aja ya say, 150.”
Kalo kamu jualan DVD:
“Satunya 6000, beli 10 gratis 1.”
Menawarkan Barang Lain/Alternatif
Jadi ceritanya pembeli kamu gak dapet barang yang ia mau, entah kamu gak punya barangnya atau mungkin gak ada ukuran atau apalah. Apakah kamu akan membiarkan dia pergi begitu saja? Huh, itu cara pecundang! Pedagang sejati tidak akan membiarkan pembeli pergi begitu saja! Begitu tau kamu tidak punya barang yang si pembeli cari, langsung tawarkan barang lain! Apa aja! Gak perlu ada hubungannya sama yang dia cari. Contoh:
Pembeli: Mbak, ada Blackberry?
Kamu: Kosong kak. Yang lain aja. Blueberry ada.
Contoh lain:
Pembeli: Yah, gak ada warna itemnya ya mbak?
Kamu: Kosong kak. Gold aja nih. Cakep lho kak.
Contoh lain lagi:
Pembeli: Mbak, ada film Dogtooth?
Kamu: Film lama ya? Gak ada. Yang lain aja kak. Baru-baru nih. Limitless udah?
Menghadapi Pembeli Nawar
Cih, para pembeli ini. Semua suka nawar. Katanya pembeli adalah raja. Raja kan gak nawar. Tapi ya sudahlah. Adalah hal yang wajar kalo para pembeli ini nawar. Yang penting adalah bagaimana kamu menanggapinya. Berikut adalah template yang bisa kamu gunakan ketika menghadapi tawaran pembeli:
- Aduh belum dapet kak segitu…
- Ini gak dimahalin lho kak. Ini barang Bangkok/Korea/Singapore/Turki
- Gak dimahalin kak, bener. Ini aja cuma untung 5000.
Memanggil Lagi Pembeli yang Pergi
Trik paling tua di cara menawar adalah pura-pura pergi dengan harapan dipanggil lagi. Semua orang tau itu, termasuk kamu. Biarpun kamu tau ini adalah trik nawar, tapi kamu harus tetap ikut ‘bermain’ di dalamnya. Intinya gini, kalo kamu ngerasa harga yang si pembeli tawar adalah harga wajar buat kamu, kamu harus panggil lagi dia. Jangan gengsi. Tapi kalo harganya emang jauh di bawah wajar, ya jangan dipanggil lagi. Berikut adalah template yang bisa dipanggil untuk memanggil pembeli yang pergi:
- Kak! Kak! Emang mau ambil berapa? (ini cuma formalitas, kalo kamu udah ngomong gini artinya kamu udah ngasih barang dengan harga yang mereka mau)
- Kasih harga pas 100 ya kak, kalo mau balik lagi ya!
- [kalo si pembeli pergi sebelum nawar] Emang maunya berapa kak? Tawar aja dulu!
Demikianlah. Jika kamu sudah melaksanakan semua ini, niscaya kamu akan bisa menjadi seorang pedagang ala ITC sejati dan semoga kamu sukses.