Oleh Debbie Yong
Festival bunga plum di Nanjing ini bisa dicapai dengan naik kereta dari Shanghai.
Seolah tak mau kalah dari Jepang, Cina pun membuat versinya sendiri untuk festival mekarnya bunga cherry yang menjadi magnet buat turis. Yang lebih menyenangkan di sini adalah, jumlah turisnya belum sebanyak di Jepang. Anda pun bisa lebih lega berjalan kaki dan menikmati wanginya bunga plum.
Festival ini berlangsung selama sebulan pada awal musim semi setiap tahun. Sekitar 35 ribu pohon bunga plum dari 120 varietas akan bermekaran di area seluas 101 hektare di Purple Mountain.
Sebenarnya, festival ini sudah berlangsung sejak 1995 di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu. Tapi sampai sekarang belum banyak yang mengetahuinya. Saat kerumunan Shanghai yang suka mendorong-dorong membuat kesal, ke sinilah Anda bisa bersantai.
Bunga plum adalah satu dari empat bunga utama dalam budaya Cina. Tiga lainnya adalah hutan bambu, krisan dan anggrek.
Pada setiap akhir musim dingin, bunga-bunga plum yang mungil ini bertahan dari terpaan salju dan es dan mekar di antara cabang-cabang pohon yang gundul -- lebih dulu dari kebanyakan bunga-bunga lain bermekaran.
Bunga plum melambangkan kelahiran kembali dan pertumbuhan dan pada karya-karya seni Cina tua berarti pertahanan dan kegigihan di tengah kesulitan.
Meski festivalnya berlangsung dari akhir Februari sampai pertengahan Maret setiap tahunnya, pohon-pohon bunga plum ini baru bermekaran pada awal Maret.
Kami mendapat informasi bahwa waktu terbaik untuk mengunjungi festival ini adalah pada pertengahan Maret sampai akhir April, bersamaan dengan saat pohon-pohon lain di taman ini, seperti persik, pir, cherry, dan osmanthus, mulai bermekaran dan baunya semerbak memenuhi udara.
Di dekat ini, terdapat makam Dinasti Ming yang akan menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO. Tempat itu adalah peristirahatan terakhir dua kaisar Ming, dan di sekitarnya ada Taman Budaya dan Artistik Kamar Merah.
Dalam kawasan taman bunga plum, ada gerbang kecil yang menuju ke Taman Bonsai Plum Zhongshan. Taman ini sebenarnya setengah lokasi pembibitan, setengah lokasi penelitian, tapi di sini terdapat pohon bunga plum tertua di Cina, atau dikenal sebagai Raja Bunga Plum.
Sebenarnya ukurannya tidak terlalu besar, tapi cabang dan batang pohon berusia 400 tahun ini tampak kokoh dan padat serta penuh dengan bunga-bunga kecil yang bermekaran.
Sementara di kawasan taman utama, terdapat Ratu Bunga Plum yang kelopak bunganya sangat pekat sampai-sampai terlihat seperti tinta hitam.
Sangat kontras dengan area taman bunga plum yang luas, Taman Kamar Merah penuh dengan paviliun, kolam-kolam kecil dan patung-patung yang berhubungan dengan berbagai bab dalam "Mimpi Kamar Merah", sebuah novel epos Cina yang ditulis pada Dinasti Qing oleh penduduk Nanjing Cao Xue Qin.
Kombinasi warna pink dan ungu tua serta berbagai patung yang menggambarkan pasangan kekasih Lin Daiyu serta Jia Baoyu membuat taman ini cocok jadi latar bagi pasangan yang mengambil foto prapernikahan mereka.
Dalam satu sore saat kami berada di sana, setidaknya ada enam pasangan, lengkap dengan fotografer pernikahannya, yang berfoto di berbagai lokasi di taman. Setidaknya pada beberapa tempat yang sama, kami melihat beberapa pasangan berbeda difoto dengan jarak dekat antara pasangan satu dengan yang lain.
Jika Anda tak ingin bertemu mereka, setidaknya ada panggung di tengah taman bunga plum yang menyajikan pertunjukan bagi pengunjung tua dan muda. Di situ, penyanyi tradisional dan kelompok penari akan tampil dengan jadwal reguler.
Festival bunga plum di Nanjing ini bisa dicapai dengan naik kereta dari Shanghai.
Seolah tak mau kalah dari Jepang, Cina pun membuat versinya sendiri untuk festival mekarnya bunga cherry yang menjadi magnet buat turis. Yang lebih menyenangkan di sini adalah, jumlah turisnya belum sebanyak di Jepang. Anda pun bisa lebih lega berjalan kaki dan menikmati wanginya bunga plum.
Festival ini berlangsung selama sebulan pada awal musim semi setiap tahun. Sekitar 35 ribu pohon bunga plum dari 120 varietas akan bermekaran di area seluas 101 hektare di Purple Mountain.
Sebenarnya, festival ini sudah berlangsung sejak 1995 di Nanjing, ibu kota Provinsi Jiangsu. Tapi sampai sekarang belum banyak yang mengetahuinya. Saat kerumunan Shanghai yang suka mendorong-dorong membuat kesal, ke sinilah Anda bisa bersantai.
Bunga plum adalah satu dari empat bunga utama dalam budaya Cina. Tiga lainnya adalah hutan bambu, krisan dan anggrek.
Pada setiap akhir musim dingin, bunga-bunga plum yang mungil ini bertahan dari terpaan salju dan es dan mekar di antara cabang-cabang pohon yang gundul -- lebih dulu dari kebanyakan bunga-bunga lain bermekaran.
Bunga plum melambangkan kelahiran kembali dan pertumbuhan dan pada karya-karya seni Cina tua berarti pertahanan dan kegigihan di tengah kesulitan.
Meski festivalnya berlangsung dari akhir Februari sampai pertengahan Maret setiap tahunnya, pohon-pohon bunga plum ini baru bermekaran pada awal Maret.
Kami mendapat informasi bahwa waktu terbaik untuk mengunjungi festival ini adalah pada pertengahan Maret sampai akhir April, bersamaan dengan saat pohon-pohon lain di taman ini, seperti persik, pir, cherry, dan osmanthus, mulai bermekaran dan baunya semerbak memenuhi udara.
Di dekat ini, terdapat makam Dinasti Ming yang akan menjadi salah satu Warisan Dunia UNESCO. Tempat itu adalah peristirahatan terakhir dua kaisar Ming, dan di sekitarnya ada Taman Budaya dan Artistik Kamar Merah.
Dalam kawasan taman bunga plum, ada gerbang kecil yang menuju ke Taman Bonsai Plum Zhongshan. Taman ini sebenarnya setengah lokasi pembibitan, setengah lokasi penelitian, tapi di sini terdapat pohon bunga plum tertua di Cina, atau dikenal sebagai Raja Bunga Plum.
Sebenarnya ukurannya tidak terlalu besar, tapi cabang dan batang pohon berusia 400 tahun ini tampak kokoh dan padat serta penuh dengan bunga-bunga kecil yang bermekaran.
Sementara di kawasan taman utama, terdapat Ratu Bunga Plum yang kelopak bunganya sangat pekat sampai-sampai terlihat seperti tinta hitam.
Sangat kontras dengan area taman bunga plum yang luas, Taman Kamar Merah penuh dengan paviliun, kolam-kolam kecil dan patung-patung yang berhubungan dengan berbagai bab dalam "Mimpi Kamar Merah", sebuah novel epos Cina yang ditulis pada Dinasti Qing oleh penduduk Nanjing Cao Xue Qin.
Kombinasi warna pink dan ungu tua serta berbagai patung yang menggambarkan pasangan kekasih Lin Daiyu serta Jia Baoyu membuat taman ini cocok jadi latar bagi pasangan yang mengambil foto prapernikahan mereka.
Dalam satu sore saat kami berada di sana, setidaknya ada enam pasangan, lengkap dengan fotografer pernikahannya, yang berfoto di berbagai lokasi di taman. Setidaknya pada beberapa tempat yang sama, kami melihat beberapa pasangan berbeda difoto dengan jarak dekat antara pasangan satu dengan yang lain.
Jika Anda tak ingin bertemu mereka, setidaknya ada panggung di tengah taman bunga plum yang menyajikan pertunjukan bagi pengunjung tua dan muda. Di situ, penyanyi tradisional dan kelompok penari akan tampil dengan jadwal reguler.
sumber :http://id.travel.yahoo.com/jalan-jalan/165-festival-mekarnya-bunga-plum-di-nanjing