Ketimbang harus membawa pasien ke laboratorium, para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat (AS), lebih memilih memasukkan sebuah 'lab' berukuran super mini ke dalam tubuh pasien tersebut.
Canggihnya, 'lab' ini ditaruh di dalam kapsul kecil yang kemudian ditanamkan dalam tubuh pasien. Lab tersebut digunakan untuk mendeteksi tumor, kerusakan jantung, bahkan potensi serangan jantung di dalam tubuh pasien.
Saking kecilnya ukuran miniatur lab tersebut, para peneliti atau dokter bisa menanamkannya melalui jarum suntik pada saat melakukan biopsi atau pemeriksaan normal.
Selanjutnya, alat ini dibiarkan di dalam tubuh, mengamati setiap perkembangan yang terjadi di dalam tubuh dan mengirim laporannya ke sebuah komputer untuk dianalisa oleh dokter.
Bagian dalam 'lab mini' diisi oleh partikel nano yang mengandung semacam antibody yang secara khusus dirancang agar bisa terikat dengan molekul spesifik, seperti yang dihasilkan oleh jenis tumor tertentu atau sel otot hati yang rusak.
Terdapat pula membran berpori yang menjaga partikel nano sementara molekul lain dari dalam tubuh melewatinya. Nah, kemudian dokter bisa mengecek kelompok partikel tersebut dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sederhana.
Dari sini, bisa ditentukan tingkat kepadatan kelompok molekul tertentu dan dokter bisa mendeteksi keberadaan tumor terdekat yang sedang tumbuh atau menyusut. Atau, dalam kasus pasien penderita jantung, dokter bisa memonitor adanya serangan jantung yang tidak diketahui atau tanda-tanda kerusakan jaringan jantung.
Canggihnya, 'lab' ini ditaruh di dalam kapsul kecil yang kemudian ditanamkan dalam tubuh pasien. Lab tersebut digunakan untuk mendeteksi tumor, kerusakan jantung, bahkan potensi serangan jantung di dalam tubuh pasien.
Saking kecilnya ukuran miniatur lab tersebut, para peneliti atau dokter bisa menanamkannya melalui jarum suntik pada saat melakukan biopsi atau pemeriksaan normal.
Selanjutnya, alat ini dibiarkan di dalam tubuh, mengamati setiap perkembangan yang terjadi di dalam tubuh dan mengirim laporannya ke sebuah komputer untuk dianalisa oleh dokter.
Bagian dalam 'lab mini' diisi oleh partikel nano yang mengandung semacam antibody yang secara khusus dirancang agar bisa terikat dengan molekul spesifik, seperti yang dihasilkan oleh jenis tumor tertentu atau sel otot hati yang rusak.
Terdapat pula membran berpori yang menjaga partikel nano sementara molekul lain dari dalam tubuh melewatinya. Nah, kemudian dokter bisa mengecek kelompok partikel tersebut dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) sederhana.
Dari sini, bisa ditentukan tingkat kepadatan kelompok molekul tertentu dan dokter bisa mendeteksi keberadaan tumor terdekat yang sedang tumbuh atau menyusut. Atau, dalam kasus pasien penderita jantung, dokter bisa memonitor adanya serangan jantung yang tidak diketahui atau tanda-tanda kerusakan jaringan jantung.
sumber: www.detikinet.com