Kucing adalah salah satu makhluk terlucu dan paling menyenangkan di dunia. Kucing juga merupakan obat stres yang dapat membuat hati kita menjadi tenang saat bermain dengan mereka. Saya sendiri adalah penggemar kucing, dahulu saya pernah memelihara 2 ekor kucing hutan. Bahkan pacar saya saat ini memelihara 10 ekor kucing di rumahnya. Untuk memelihara kucing tidaklah sulit. Namun untuk jenis tertentu, anda bisa melihatnya di artikel tips merawat kucing yang juga ada di blog ini.
Jika mendengar adanya perlakuan buruk terhadap kucing, sedih dan geram rasanya. Rasanya ingin saya melihat mereka diperlakukan seperti itu pula oleh kucing yang mereka siksa.
Bicara mengenai penyiksaan binatang, China dan Eropa Timur menjadi tempat yang legal bagi industri kulit yang illegal dibanyak negara.
Kenapa illegal?
Karena industri kulit yang saya bicarakan di sini bukanlah kulit buaya, ular, atau sapi yang biasa dibudidaya.
Lalu apa?
Ialah industri kulit/bulu kucing dan anjing. Dan menurut saya ini adalah kejahatan.
Sejarah penggunaan bulu kucing untuk pakaian
Pada abad ke 13, banyak kerajaan dan gereja di Eropa yang menggunakan bulu kucing sebagai salah satu aksesoris mereka. Bulu kucing dianggap eksotis dan murah. Pada abad-abad itu bulu kucing banyak diproduksi di Belgia, bahkan dikabarkan saat ini di Belgia masih ada yang membudidayakan kucing untuk diambil bulunya. Selain bulunya yang tebal untuk pakaian di tempat dingin, ternyata bulu kucing juga dijadikan fashion bagi mereka. Semakin bagus warna dan coraknya, semakin mahal pula harganya. Salah satu bulu kucing yang terkenal mahal di Eropa Timur adalah dari jenis “Russian Blue” yang memiliki bulu berwarna silver kebiruan.
Biasanya bulu kucing mereka gunakan untuk membuat mantel, topi, dan sepatu
Mantel yang terbuat dari bulu kucing
China sebagai pemasok bulu kucing terbesar dunia
Menurut PETA (People for the Ethical Treatment of Animals), lebih dari 2.000.000 kucing dan anjing dikuliti secara sadis di China. Mereka bahkan menguliti bulu mereka dalam keadaan hidup atau setengah sekarat. Mereka membudidayakan bulu kucing karena masih banyaknya permintaan dari pasar Amerika dan Eropa. Dan kembali lagi-lagi ini karena beberapa dolar yang menguntungkan mereka.
Menurut mereka menguliti bulu kucing dan anjing hidup-hidup lebih mudah daripada saat dalam keadaan mati. Tubuh mereka masih hangat sehingga kulitnya masih lunak untuk dikuliti. Saat dikuliti sebagian besar binatang itu bahkan masih mengeong dan merintih kesakitan. Para pekerja bahkan menginjak kepala atau menusuk kemaluan binatang lucu itu agar mudah untuk dikuliti. Kemudian setelah habis dikuliti, tubuh kucing-kucing itu kemudian dilemparkan ke kumpulan kucing-kucing lainnya yang bernasib sama dan sudah bersimbah darah.
Saya membaca beberapa artikel yang menyebutkan bahwa para wartawan yang pernah meliput ke sana bahkan menangis dan lemas melihat kumpulan kucing-kucing itu masih hidup dan hanya dapat mengeong dengan suara kecil.
*sungguh sangat kesal perasaan saya saat menulis ini*
Setelah diolah, kemudian bulu-bulu kucing tersebut diekspor ke berbagai negara (terutama Eropa dan Amerika) dengan label bulu sintetis atau bulu binatang lainnya. Sungguh perbuatan yang tidak berperikemanusiaan! Saya pikir orang yang memproduksi, menjual, dan bahkan membelinya adalah orang-orang tak berperasaan.
Mitos yang berkembang di Eropa
Seperti sudah saya jelaskan tadi bahwa penggunaan bulu kucing di Eropa sudah sejak abad ke 13. Mitosnya bulu kucing dapat mengobati berbagai penyakit-penyakit yang ada pada pemakainya. Seperti penyakit radang sendi, rematik, dan nyeri pada tulang belakang. Namun hingga saat ini mitos tersebut tidak pernah terbukti meski sudah banyak metode pengobatan canggih yang dapat mengatasi penyakit-penyakit tersebut.
Negara-negara lain yang masih melegalkan
Selain China, ada beberapa negara lainnya yang diketahui memproduksi dan melegalkan industri tak berperikemanusiaan ini. Negara-negara itu adalah Thailand, Filipina, Korea, Skandinavia, Australia, dan Inggris.
Investigasi rahasia yang dilakukan di negara-negara tersebut oleh HSUS (Humane Society of the USA) selama 2 tahun mendapatkan hasil yang sangat mengejutkan. Mereka mendapati ratusan kucing dikurung dalam sebuah kandang sempit yang kotor. Untuk mendapatkan kucing-kucing tersebut, mereka bisa menangkapnya di jalanan atau menculik kucing peliharaan. Jika mereka mendapatkan kucing jenis langka atau berbulu cantik, biasanya akan mereka taruh di tempat khusus karena harganya akan sangat mahal. Kepolisian Inggris melaporkan bahwa penculikan kucing makin marak karena hal ini, sementara di banyak negara perburuan kucing liar masih banyak terjadi untuk diambil bulunya.
Kucing menurut Islam
Dalam riwayat hidup Rasulullah Muhammad SAW, diceritakan bahwa beliau memiliki seekor kucing bernama Mueeza. Mueeza adalah kucing yang amat lucu dan penurut.
Pernah suatu ketika saat Rasulullah SAW hendak mengambil jubahnya, Mueeza sedang tidur di atas lengan jubah beliau. Kemudian beliau memotong lengan jubahnya yang ditiduri Mueeza agar sang kucing tak terbangun. Ketika Nabi kembali ke rumah, Mueeza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Rasulullah dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.
Keistimewaan sifat Mueeza lainnya adalah saat mendengar adzan ia selalu mengeong-ngeong seolah mengikuti suara adzan tersebut. Rasulullah pun selalu memangkunya saat menerima tamu.
Diriwayatkan dari Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan).”
(Hadits riwayat At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
(Hadits riwayat At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.”
Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Pedulikah anda akan hal ini?
Mari kita tolak industri biadab dan mengerikan ini bersama-sama dengan memberitakannya kepada banyak orang di seluruh dunia agar segera dihentikan!
Penulis : Tio Alexander
Sumber : PETA, MessyBeast, dan berbagai sumber lainnya.
Sumber : PETA, MessyBeast, dan berbagai sumber lainnya.