Krisis telah menyebabkan sang milyuner ini kehilangan kerajaan bisnisnya. Semua jerih payah bisnis yang sudah dirintis sejak era tahun 1970-an akhirnya musnah karena krisis, sehingga sang milyuner ini mendaftarkan kebangkrutan.
Adalah Sean Quinn, salah satu orang terkaya di Irlandia yang bernasib apes. Quinn yang memiliki kekayaan pribadi sekitar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 63 triliun itu akhirnya secara sukarela mendaftarkan kebangkrutan karena 'salah investasi'.
Quinn, yang merupakan salah satu pebisnis yang dikagumi di Irlandia memulai bisnisnya dengan menjual pasir dan batu-batuan dari menggali tanah pertanian orang tuanya pada awal tahun 1970-an. Ia sukses membangun Quinn Group menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar yang tersebar dari pertambangan, manufaktur, real estate, dan asuransi.
Namun semua kekusutan bisnis Quinn dimulai tahun 2008, ketika terjadi krisis finansial global. Pada masa booming real estate di Irlandia, Quinn telah membeli saham Anglo Irish Bank yang memiliki instrumen finansial berisiko dan dikenal sebagai kontrak untuk perbedaan yang membuatnya bisa mengumpulkan hingga 25% saham di bank tersebut, menggunakan dana dari Anglo Irish Bank.
Dan ketika pasar properti kolaps, saham tersebut anjlok dan menjadi tidak bernilai ketika bank tersebut dinasionalisasi tahun 2009.
Karena tidak mampu membayar utangnya yang sangat besar kepada bank tersebut, Quinn terpaksa menyerahkan Quinn Group miliknya kepada Anglo Irish Bank senilai US$ 1,85 miliar pada April 2011.
Pada waktu itu, Anglo mengeluarkan pernyataan yang sederhana bahwa mereka telah memiliki sejumlah besar uang dari Sean Quinn dan keluarganya karena mereka berada dalam posisi tidak mampu membayar utang. Jaminan dari pinjaman-pinjaman itu adalah saham milik keluarga di Quinn Group.
Quinn menyatakan pengumuman kebangkrutan personalnya dibuat dengan kesedihan yang mendalam dan penyesalan. Namun menurutnya, langkah tersebut merupakan opsi terakhir yang tersisa.
"Saya sekarang tidak dapat membayar pinjaman-pinjaman yang jatuh tempo itu, menyusul pengambilan kontrol Anglo atas perusahaan Quinn Group, di mana saya dan tim yang loyal telah menghabiskan waktu untuk membangunnya sepanjang hidup. Saya mengakui diri saya tidak memiliki alternatif lain," jelas Quinn dalam pernyataannya seperti dikutip dari Forbes, Senin (14/11/2011).
Namun Quinn berpendapat mayoritas utang yang sangat banyak dan dibiayai Anglo terdapat perselisihan.
"Keluarga Quinn memiliki gugatan tertunda terhadap Anglo atas tudingan bank dengan segala sesuau mulai dari melanggar kewajiban hingga mengabaikan dampak kerusakan ekonomi," jelasnya.
Quinn juga menunding Anglo dan pemilik barunya yakni pemerintahan Irlandia mencoba untuk mengorbankan dirinya dan keluarga. Ia menuding Anglo secara konsisten telah mengabaikan kesalahannya sendiri.
Kontroversi seputar deklarasi kebangkrutan Quinn tidak berhenti di sana. Irish Bank Resolution Corporation menyatakan telah siap melakukan investigasi dengan tujuan mengevaluasi validitas aplikasi kebangkrutan Quinn.
Quinn diketahui mendaftarkan kebangkrutan di wilayah Fermanagh di Utara Irlandia, yang masuk wilayah Inggris karena diklaim sebagai tempat tinggal dan berbisnisnya. Namun bank mengeluarkan pernyataan Quinn sebenarnya tinggal di wilayah Cavan, di sisi Irlandia di perbatasan dengan Inggris, dan menyebut kepentingan bisnis Quinn yang lebih luas dan kewajibannya ada di dalam negara tersebut
Perbedaan yang efektif untuk Quinn adalah tambahan 11 tahun saat dikucillan dari dunia bisnis. Di Republik Irlandia, seseorang harus menunggu selama 12 tahun sebelum mendapatkan pinjaman atau membangun bisnis setelah mendaftarkan kebangkrutan. Di Inggris, periode menunggu hanya 12 bulan.
Pengacara Quinn, John Gordon membela kliennya soal pendaftaran kebangkrutan tersebut.
"Sean Quinn telah membayar pajaknya ke pemerintah Inggris, dia memiliki sejumlah asuransi nasional di Inggris, semua pajak pada 38 tahun terakhir di Inggris dan secara krusia dia menjalankan kerajaan bisnisnya dari Derrylin. Dengan kata lain, kasus Quinn berada di utara dari perbatasn," tegasnya.
Ketika masa kejayaannya memuncak, Sean Quinn menempati posisi ke-164 dalam daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Sekarang, mungkin dia akan dikenal sebagai orang yang kalah terbesar dari krisis finansial global tahun 2008.
(qom/dnl)
Adalah Sean Quinn, salah satu orang terkaya di Irlandia yang bernasib apes. Quinn yang memiliki kekayaan pribadi sekitar US$ 6 miliar atau sekitar Rp 63 triliun itu akhirnya secara sukarela mendaftarkan kebangkrutan karena 'salah investasi'.
Quinn, yang merupakan salah satu pebisnis yang dikagumi di Irlandia memulai bisnisnya dengan menjual pasir dan batu-batuan dari menggali tanah pertanian orang tuanya pada awal tahun 1970-an. Ia sukses membangun Quinn Group menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar yang tersebar dari pertambangan, manufaktur, real estate, dan asuransi.
Namun semua kekusutan bisnis Quinn dimulai tahun 2008, ketika terjadi krisis finansial global. Pada masa booming real estate di Irlandia, Quinn telah membeli saham Anglo Irish Bank yang memiliki instrumen finansial berisiko dan dikenal sebagai kontrak untuk perbedaan yang membuatnya bisa mengumpulkan hingga 25% saham di bank tersebut, menggunakan dana dari Anglo Irish Bank.
Dan ketika pasar properti kolaps, saham tersebut anjlok dan menjadi tidak bernilai ketika bank tersebut dinasionalisasi tahun 2009.
Karena tidak mampu membayar utangnya yang sangat besar kepada bank tersebut, Quinn terpaksa menyerahkan Quinn Group miliknya kepada Anglo Irish Bank senilai US$ 1,85 miliar pada April 2011.
Pada waktu itu, Anglo mengeluarkan pernyataan yang sederhana bahwa mereka telah memiliki sejumlah besar uang dari Sean Quinn dan keluarganya karena mereka berada dalam posisi tidak mampu membayar utang. Jaminan dari pinjaman-pinjaman itu adalah saham milik keluarga di Quinn Group.
Quinn menyatakan pengumuman kebangkrutan personalnya dibuat dengan kesedihan yang mendalam dan penyesalan. Namun menurutnya, langkah tersebut merupakan opsi terakhir yang tersisa.
"Saya sekarang tidak dapat membayar pinjaman-pinjaman yang jatuh tempo itu, menyusul pengambilan kontrol Anglo atas perusahaan Quinn Group, di mana saya dan tim yang loyal telah menghabiskan waktu untuk membangunnya sepanjang hidup. Saya mengakui diri saya tidak memiliki alternatif lain," jelas Quinn dalam pernyataannya seperti dikutip dari Forbes, Senin (14/11/2011).
Namun Quinn berpendapat mayoritas utang yang sangat banyak dan dibiayai Anglo terdapat perselisihan.
"Keluarga Quinn memiliki gugatan tertunda terhadap Anglo atas tudingan bank dengan segala sesuau mulai dari melanggar kewajiban hingga mengabaikan dampak kerusakan ekonomi," jelasnya.
Quinn juga menunding Anglo dan pemilik barunya yakni pemerintahan Irlandia mencoba untuk mengorbankan dirinya dan keluarga. Ia menuding Anglo secara konsisten telah mengabaikan kesalahannya sendiri.
Kontroversi seputar deklarasi kebangkrutan Quinn tidak berhenti di sana. Irish Bank Resolution Corporation menyatakan telah siap melakukan investigasi dengan tujuan mengevaluasi validitas aplikasi kebangkrutan Quinn.
Quinn diketahui mendaftarkan kebangkrutan di wilayah Fermanagh di Utara Irlandia, yang masuk wilayah Inggris karena diklaim sebagai tempat tinggal dan berbisnisnya. Namun bank mengeluarkan pernyataan Quinn sebenarnya tinggal di wilayah Cavan, di sisi Irlandia di perbatasan dengan Inggris, dan menyebut kepentingan bisnis Quinn yang lebih luas dan kewajibannya ada di dalam negara tersebut
Perbedaan yang efektif untuk Quinn adalah tambahan 11 tahun saat dikucillan dari dunia bisnis. Di Republik Irlandia, seseorang harus menunggu selama 12 tahun sebelum mendapatkan pinjaman atau membangun bisnis setelah mendaftarkan kebangkrutan. Di Inggris, periode menunggu hanya 12 bulan.
Pengacara Quinn, John Gordon membela kliennya soal pendaftaran kebangkrutan tersebut.
"Sean Quinn telah membayar pajaknya ke pemerintah Inggris, dia memiliki sejumlah asuransi nasional di Inggris, semua pajak pada 38 tahun terakhir di Inggris dan secara krusia dia menjalankan kerajaan bisnisnya dari Derrylin. Dengan kata lain, kasus Quinn berada di utara dari perbatasn," tegasnya.
Ketika masa kejayaannya memuncak, Sean Quinn menempati posisi ke-164 dalam daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Sekarang, mungkin dia akan dikenal sebagai orang yang kalah terbesar dari krisis finansial global tahun 2008.
(qom/dnl)