Udara yang menyengat di pagi hari justru memicu semangat untuk menyusuri pasar Muara Karang yang padat dan sibuk. Usai menghirup es kopi di kopitiam Aceh yang segar dan semerbak, barulah mata terbuka lebar. Bunyi wajan yang dipukul, aroma bawang putih langsung terhirup dari deretan gerai jajanan yang ada di sekitar kopitiam.
Wouw... cakue Medan yang gendut-gendut merekah di wajan, gurih wangi aromanya. Tepat di dekat tukang cakue, gerai bubur Kesawan menawarkan beragam bubur. Bubur ayam, bubur ikan, bubur phitan, pek cham khe dan nasi tim. Sebenarnya menarik menikmati bubur ayam plus seporsi pek cham khe alias ayam kukus yang dipotong-potong.
Karena sebagian besar gerai-gerai makanan penjualnya dari Medan, maka bubur ayam Kesawan yang menyandang nama daerah pecinan di Medan ini pastinya menyajikan bubur gaya Medan. Setelah menunggu beberapa menit seporsi bubur ikan yang jadi pilihan saya tersaji cantik dalam mangkuk putih.
Buburnya putih kental dan dilengkapi dengan sepiring kecil berisi teri Medan goreng, kacang tanah goreng dan irisan cakue. Sebelum menyantap, sedikit kucuran kecap asin da taburan irisan daun bawang menjadi toppingnya. Benar saja, sesuap bubur menyentuh lidah langsung terasa kekentalannya. Pulen gurih dengan tekstur nasi yang masih terlacak remahnya.
Potongan fillet kakap ada di bagian bawah bubur ini. Seperti lazimnya bubur gaya Cina, biasanya potongan ikan dalam keadaan segar ditaruh di dalam mangkuk kemudian dituangi bubur yang panas mengepul. Panas bubur yang mendidih akan membuat daging ikan matang tetapi tetap kenyal renyah teksturnya.
Nyam... nyam... daging kakapnya terasa kenyal lembut dibalut bubur yang kental gurih. Untuk melengkapi rasa gurih ini, kacang tanah, teri dan cakue yang renyah krenyes menjadi paduan yang pas. Tak terasa keringat lembutpun mulai memenuhi dahi. Hangat dan segar!
Sementara menikmati bubur perlahan-lahan, godaan lainpun datang. Pastinya datang dari bunyi ribut wajan di gerai kwetiau seafood Agogo. Si oom yang berdialek Hokkian tak berhenti memasak kwetiau pesanan sambil sesekali bercanda. Wah, bau gurih telur dan udang langsung menusuki hidung.
Akhirnya seporsi kwetiau kerangpun saya pesan buat menebus rasa penasaran. Setelah menanti antrian, akhirnya sepiring kwetiau kerang disajikan di atas piring beralas sepotong daun pisang. Porsinya tak berapa besar, kwetiaunya tipis lebar berwarna cokelat pucat.
Isiannya lumayan komplet, irisan bakso ikan Singapura, udang ukuran sedang, kangkung, irisan cumi, kerang dara dan irisan lapchiong (jika suka sosis babi). Yang menarik justru kerang yang segar kenyal dan gurih yang jadi keunikan kwetiau ini. Selain itu tekstur kwetiau yang lembut mulus menjadi kelebihan yang lain.
Racikan kwetiau gaya Medan ini memang teksturnya crunchy, sedikit kering tetapi kenyal. Apalagi diselingi remahan telur bebek yang kuning oranye beraroma sangat gurih. Wah, dengan sedikit sapuan sambal rawit kwetiau ini jadi makin mantap. Tak salah jika orang mengantri kwetiau ini apalagi disiapkan a la minute alias panas mengepul!
Jajan enak sambil sarapan di tempat ini memang asyik dan puas. Apalagi harganya juga tak terlalu mahal. Seporsi bubur ikan Rp. 15.000,00, kwetiau seafood yang komplet dan mantap Rp. 25.000,00 dan segelas susu kedelai untuk membilas rasa gurih di mulut Rp. 2.500,00. Sekali-sekali memang perlu mengawali hari dengan sarapan yang asyik!
Bubur Kesawan & Kewtiaw Kerang Agogo
Belakang Pasar Muara Karang
Jl. Muara Karang Raya
Jakarta Utara