JAKARTA – Kurs rupiah terhadap dollar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi menguat 20 poin menjadi Rp 8.670 dibandingkan posisi terakhir sebelumnya Rp 8.690.
Pengamat pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih dalam kajiannya di Jakarta, Senin (mengatakan, penguatan mata uang rupiah terhadap mata uang dollar AS, salah satunya karena faktor masuknya modal asing yang masih berlanjut. “Selain didukung oleh masuknya modal asing, juga dipicu dengan angka deflasi yang signifikan di bulan Maret 2011,” kata dia.
Di saat yang sama, lanjut dia, pasar modal Asia juga bergerak positif, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berada di level 3.700 poin. Namun, kata dia, kenaikan harga minyak mentah dapat menjadi faktor negatif pasar Asia pada awal pekan ini, termasuk pada mata uang nasional.
Ia mengatakan, harga minyak bergerak naik ke level yang mulai mengkawatirkan, mendekati batas ambang aman di posisi 120 dollar AS per barrel. Harga minyak jenis Brent ditutup di 118,87 dollar AS per barrel, dan harga minyak WTI di level 107,94 dollar AS per barrel.
Lana menambahkan, angka pengangguran di AS yang turun di luar ekspektasi dari 8,9 persen pada bulan Februari menjadi 8,8 persen pada bulan Maret terendah dalam dua tahun, memberikan indikasi pasar tenaga kerja AS semakin pulih, disertai pertumbuhan di sektor manufaktur yang menunjukkan perkembangan tercepatnya dalam tujuh tahun terakhir ini.
Tidak hanya perusahaan besar, kata dia, perusahaan dengan skala medium dan kecil juga sudah mulai menambah jumlah karyawan. “Perkembangan ini, belum akan membuat the Fed menghentikan rencana pembelian obligasi pemerintah hingga akhir Juni mendatang sesuai rencana semula karena angka pengangguran belum mencapai target the Fed yaitu dibawah 6 persen,” kata dia./kompas.com