rekaman CCTV
Aksi penembakan massal terjadi di Brasil. Penembakan brutal yang terjadi di sebuah sekolah di Rio de Janeiro itu menewaskan 12 orang.
Mereka yang tewas sebagian besar anak-anak perempuan berumur 11-13 tahun. Sebanyak 11 orang lainnya terluka dalam peristiwa maut di sekolah Tasso da Silveira tersebut.
Kejadian itu oleh media Brasil disebut sebagai pembantaian terburuk di sekolah dalam sejarah negeri itu. Pelakunya adalah Wellington Menezes de Oliveira, pemuda berumur 24 tahun yang pernah menjadi murid sekolah tersebut.
Pelaku bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri setelah kakinya terkena tembakan polisi. Kepolisian menyatakan, pelaku meninggalkan surat yang bertuliskan bahwa dirinya ingin bunuh diri.
Presiden Brasil Dilma Rousseff mengaku terkejut dan terganggu dengan penembakan tersebut. "Anak-anak yang tak bersalah kehilangan nyawa dan masa depan mereka," ujarnya di stasiun televisi seperti diberitakan kantor beritaAFP, Jumat (8/4/2011).
Menteri Pendidikan Brasil Fernando Haddad menyebut pembantaian tersebut sebagai tragedi yang tak terduga di Brasil. "Ini hari berduka untuk pendidikan Brasil," katanya.
Kepolisian menyatakan, sebagian korban tewas karena tembakan telak di kepala mereka. Pembantaian itu mungkin akan memakan korban lebih banyak jika saja polisi yang sedang berpatroli tidak melintas di depan sekolah.
Mereka yang tewas sebagian besar anak-anak perempuan berumur 11-13 tahun. Sebanyak 11 orang lainnya terluka dalam peristiwa maut di sekolah Tasso da Silveira tersebut.
Kejadian itu oleh media Brasil disebut sebagai pembantaian terburuk di sekolah dalam sejarah negeri itu. Pelakunya adalah Wellington Menezes de Oliveira, pemuda berumur 24 tahun yang pernah menjadi murid sekolah tersebut.
Pelaku bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri setelah kakinya terkena tembakan polisi. Kepolisian menyatakan, pelaku meninggalkan surat yang bertuliskan bahwa dirinya ingin bunuh diri.
Presiden Brasil Dilma Rousseff mengaku terkejut dan terganggu dengan penembakan tersebut. "Anak-anak yang tak bersalah kehilangan nyawa dan masa depan mereka," ujarnya di stasiun televisi seperti diberitakan kantor beritaAFP, Jumat (8/4/2011).
Menteri Pendidikan Brasil Fernando Haddad menyebut pembantaian tersebut sebagai tragedi yang tak terduga di Brasil. "Ini hari berduka untuk pendidikan Brasil," katanya.
Kepolisian menyatakan, sebagian korban tewas karena tembakan telak di kepala mereka. Pembantaian itu mungkin akan memakan korban lebih banyak jika saja polisi yang sedang berpatroli tidak melintas di depan sekolah.