Gempa yang disusul tsunami di Pangandaran pada 2006 lalu masih menyisakan pergerakan-pergerakan lempeng di sekitarnya. Diduga, gempa berskala 7,1 SR di Cilacap dini hari tadi terpicu gempa Pangandaran 2006 lalu yang berkekuatan 6,8 SR.
"Saya menduga ini terpicu seismik 2006. Seismik informasi masih berlangsung sampai sekarang dan beberapa tahun ke depan. Namun aktivitas ini tidak selalu memicu gempa," ujar ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (4/4/2011).
Dia menambahkan, titik pusat gempa ini berdekatan dengan titik gempa Pangandaran 2006. Meski demikian, gempa Cilacap berbeda dengan gempa Pangandaran.
"Lokasi gempa tadi pagi memang berdekatan dengan gempa Pangandaran. Lokasinya tepat di bagian paling atas gempa susulan 2006," sambung peraih doktor ilmu bumi dari Universitas Nagoya, Jepang, ini.
Irwan menganalisa, gempa Cilacap dini hari tadi terjadi sebagai tahapan dari postseismic gempa Pangandaran 2006. Deformasi pasca gempa 2006 diduganya masih berlangsung hingga kini.
"Gempa tadi pagi berbeda dengan gempa Pangandaran karena gempa Pangandaran pada 2006 terjadi di bidang kontak antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sedangkan gempa tadi terjadi di dalam lempengnya atau disebut sebagai interplate," terang Irwan.
Dugaan gempa Cilacap terjadi di dalam plate adalah karena sudut gempanya yang curam. Menurut Irwan sudutnya sekitar 34 derajat. Sedangkan gempa Pangandaran, sudut gempanya sekitar 12 derajat.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat gempa mengguncang di Cilacap tadi pagi adalah tepat. Sebab gempa terjadi di lautan dengan skala lebih dari 6,5 SR dan memiliki kedalaman yang dangkal.
"Pada saat gempa Pangandaran, mekanisme gempanya adalah sesar naik atau thrust. Sedangkan yang tadi pagi sesar turun. Ini mekanismenya berbeda," sambung Irwan.
Gempa di Cilacap juga dirasakan warga di kota-kota lainnya seperti Jakarta, Yogyakarta, Kebumen, Purworejo, Denpasar, Bandung dan Bogor, menurut Irwan bukanlah hal yang aneh. Karena gempa terjadi di dalam lempeng, maka lempeng itu efektif merambatkan gelombang. Karena itulah gempa terasa sampai jauh.
Gempa terjadi pada hari ini pukul 03.06 WIB di 293 km barat daya Cilacap atau 10.01 LS dan 107.69 BT. Pusat gempa berada kedalaman 10 km. Atas gempa ini BMKG sempat merilis potensi tsunami. Namun 1,5 jam setelah gempa peringatan tsunami dicabut. Peristiwa ini sempat membuat warga Cilacap panik. Mereka beramai-ramai menjauhi pantai dan menuju daerah yang lebih tinggi.
"Saya menduga ini terpicu seismik 2006. Seismik informasi masih berlangsung sampai sekarang dan beberapa tahun ke depan. Namun aktivitas ini tidak selalu memicu gempa," ujar ahli gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (4/4/2011).
Dia menambahkan, titik pusat gempa ini berdekatan dengan titik gempa Pangandaran 2006. Meski demikian, gempa Cilacap berbeda dengan gempa Pangandaran.
"Lokasi gempa tadi pagi memang berdekatan dengan gempa Pangandaran. Lokasinya tepat di bagian paling atas gempa susulan 2006," sambung peraih doktor ilmu bumi dari Universitas Nagoya, Jepang, ini.
Irwan menganalisa, gempa Cilacap dini hari tadi terjadi sebagai tahapan dari postseismic gempa Pangandaran 2006. Deformasi pasca gempa 2006 diduganya masih berlangsung hingga kini.
"Gempa tadi pagi berbeda dengan gempa Pangandaran karena gempa Pangandaran pada 2006 terjadi di bidang kontak antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sedangkan gempa tadi terjadi di dalam lempengnya atau disebut sebagai interplate," terang Irwan.
Dugaan gempa Cilacap terjadi di dalam plate adalah karena sudut gempanya yang curam. Menurut Irwan sudutnya sekitar 34 derajat. Sedangkan gempa Pangandaran, sudut gempanya sekitar 12 derajat.
Peringatan tsunami sempat dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat gempa mengguncang di Cilacap tadi pagi adalah tepat. Sebab gempa terjadi di lautan dengan skala lebih dari 6,5 SR dan memiliki kedalaman yang dangkal.
"Pada saat gempa Pangandaran, mekanisme gempanya adalah sesar naik atau thrust. Sedangkan yang tadi pagi sesar turun. Ini mekanismenya berbeda," sambung Irwan.
Gempa di Cilacap juga dirasakan warga di kota-kota lainnya seperti Jakarta, Yogyakarta, Kebumen, Purworejo, Denpasar, Bandung dan Bogor, menurut Irwan bukanlah hal yang aneh. Karena gempa terjadi di dalam lempeng, maka lempeng itu efektif merambatkan gelombang. Karena itulah gempa terasa sampai jauh.
Gempa terjadi pada hari ini pukul 03.06 WIB di 293 km barat daya Cilacap atau 10.01 LS dan 107.69 BT. Pusat gempa berada kedalaman 10 km. Atas gempa ini BMKG sempat merilis potensi tsunami. Namun 1,5 jam setelah gempa peringatan tsunami dicabut. Peristiwa ini sempat membuat warga Cilacap panik. Mereka beramai-ramai menjauhi pantai dan menuju daerah yang lebih tinggi.