Kedai kopi Kim Teng (Foto: Banda H/okezone)
Kicauan burung tampak memecah suasana pagi yang begitu indah. Tampak sang Mentari mulai menampakan cahayanya yang membawa kehangatan. Kendaraan pun mulai memadati jalanan kota.
Tampak di sebuah toko yang menjajakan aneka makanan dan minuman di Jalan Senapelan, Pekanbaru, mulai dipadati.
Sambil bercengkarama dan bersenda gurau, para pengunjung menikmati santapan pagi. Tak ketinggalan, secangkir kopi hitam menjadi teman sejati. Sruputan kopi hitam menjadin selingan pembicaraan antar sahabat, kerabat, atau rekan bisnis.
Bangunan berlantai dua di Kecamatan Senapelan, Pekanbaru itu memang sudah dikenal warga Pekanbaru. Sajian kopi Kim Teng menjadi sesuatu yang khas dari restauran tersebut.
Cita rasa yang begitu khas dan aroma yang begitu menggoda tentunya, membuat pengunjung ingin berlama-lama menimati rasa kopi yang begitu gurih.
Ditambah dengan membaca koran sambil menghisap sebatang rokok untuk menambah inspirasi, tentunya membuat kedai yang dikelola Awai (37) yang letaknya berdekatan dengan Mesjid Raya Pekanbaru tak pernah sepi pengunjung.
Bagi warga Pekanbaru, Kopi Kim Teng tentu tidak asing lagi untuk menjadi teman pagi hari. Bagi Anda penikmat kopi sejati tentu bisa membedakan mana kopi yang benar bisa memanjakan lidah sipenikmat.
"Hampir setiap hari saya minum kopi di sini, rasanya begitu gurih dan aromanya harum. Ini tentu berbeda dengan kopi yang biasa. Suasana di sini juga enak," cerita Ali Ramuza (32) yang mengaku saban hari bisa menghabiskan empat gelas kopi gelas mini itu saat ditemui penulis.
Sangking banyaknya peminat kopi Kim Teng, setiap harinya Awai, yang memiliki 10 karyawan ini, harus menyediakan bubuk kopi sampai 7 kilogram atau rata-rata digunakan 400 gelas per harinya.
Untuk memenuhi permintaan pelanggannya, saat ini kedai kopi yang sudah ada sejak tahun 1965 itu membuka empat cabang Kopi Kim Teng di sejumlah tempat.
Dengan usaha yang dimulai dengan kecil-kecilan, saat ini rupiah yang bisa diraup oleh Awai mencapai angka yang fantastis yakni Rp4 juta perharinya.
"Saya sudah generasi ketiga yang mengelola kopi Kim Teng ini. Ini warisan kakek saya, bahan kopi ini kita ambil dari Jambi secara turun temurun dan tentunya dengan racikan yang baik,” cerita pria berusia 37 tahun ini kepada penulis.
Awai mengaku, harus membuka kedaianya mulai pukul 6.00 WIB. Ini dilakukan karena kebanyakan warga menikmati kopi hitam ini di pagi hari sebelum memulai aktivitasnya.
Wajar saja jika pukul 18.00 WIB, kedai ini tutup karena kehabisan stok. Apalagi dengan harga Rp6 ribu per cangkir, hampir setiap kalangan dapat mencicipi racikan kopi Kim Teng.
Apabila ingin merasakan kenikmatan kopi tersebut, Anda harus bertandang ke Pekanbaru, Riau. Karena kopi Kim Teng ini hanya bisa dirasakan di Pekanbaru.