Rusman Heriawan. Foto: Okezone
JAKARTA - Sudah lima tahun Rusman Heriawan menduduki posisinya sebagai Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 28 Juni 2006. Kala itu, dia menggantikan Choiril Maksum sebagai Kepala BPS periode sebelumnya.
Rusman, si putra Betawi kelahiran Bogor 4 November 1951 ini sepanjang hidupnya selalu berkutat di seputar masalah statistik. Kecintaannya terhadap dunia statistik terlihat pada latar belakang pendidikannya.
Bapak tiga anak ini tercatat sebagai tamatan Akademi Statistik angkatan ke 13 tahun 1974 dan langsung bekerja di Bagian Pendapatan Nasional BPS.
Setelah menjadi Kasubag Konsulidatsi Neraca Sektor, suami dari Umi Mandayati ini sempat menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia sebagai Sarjana Ekonomi pada 1983.
Hampir empat tahun menjabat sebagai Kepala Bagian Neraca Sektor Publik, pada 1993 dia pindah jalur menjadi pejabat fungsional statistik muda. Setahun kemudian menata karirnya sebagai peneliti muda hingga mencapai puncak jabatan sebagai ahli peneliti utama pada 2000.
Selain menjadi peneliti sejak masa krisis pada 1998 lalu, Rusman kembali menapaki jabatan struktural sebagai Kepala Biro Neraca Produksi lalu sebagai Direktur Statistic Perdagangan dan Jasa.
Di sela-sela waktu luangnya, Rusman juga menyempatkan pendidikan S2 Magister Sains bidang perencanaan wilayah dan pedesaan pada 2002 dan Program S3 bidang pertanian di IPB pada 2004.
Ketua Korpri yang dipilih melalui suara terbanyak beberapa periode ini aktif sebagai moderator, penyaji dan peserta seminar/workshop/training diberbagai jenis statistik yang diselenggarakan diberbagai institusi baik dalam maupun luar negeri, antara lain IDE, MITI, JAPOR, WTO, ESCAP, JICA, ADB, World Bank dan sebagai penyaji di Meeting on Social Indicators and Social Accaunting, OECD, Seoul, Mei 2006.
Adapun Ketua Koperasi BPS kedua yang dipilih dengan suara terbanyak ini mempunyai aktivitas penelitian yang sangat variatif mulai dari topic yang berkaitan dengan neraca nasional, perdagangan, jasa, pembangunan daerah, rencana strategis, tenaga kerja, upah, dampak pembangunan, hingga studi pengembangan akuntansi Indonesia.
Kegiatan penelitian pada 2005, antara lain menjadi penanggung jawab pendataan penduduk miskin. Sebagai anggota pelindung Bulletin Rusman otomatis menjadi ketua Dewan Pelindung Buletin dan HAISSTIS. (Brata (Sindonews)//ade)
Rusman, si putra Betawi kelahiran Bogor 4 November 1951 ini sepanjang hidupnya selalu berkutat di seputar masalah statistik. Kecintaannya terhadap dunia statistik terlihat pada latar belakang pendidikannya.
Bapak tiga anak ini tercatat sebagai tamatan Akademi Statistik angkatan ke 13 tahun 1974 dan langsung bekerja di Bagian Pendapatan Nasional BPS.
Setelah menjadi Kasubag Konsulidatsi Neraca Sektor, suami dari Umi Mandayati ini sempat menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia sebagai Sarjana Ekonomi pada 1983.
Hampir empat tahun menjabat sebagai Kepala Bagian Neraca Sektor Publik, pada 1993 dia pindah jalur menjadi pejabat fungsional statistik muda. Setahun kemudian menata karirnya sebagai peneliti muda hingga mencapai puncak jabatan sebagai ahli peneliti utama pada 2000.
Selain menjadi peneliti sejak masa krisis pada 1998 lalu, Rusman kembali menapaki jabatan struktural sebagai Kepala Biro Neraca Produksi lalu sebagai Direktur Statistic Perdagangan dan Jasa.
Di sela-sela waktu luangnya, Rusman juga menyempatkan pendidikan S2 Magister Sains bidang perencanaan wilayah dan pedesaan pada 2002 dan Program S3 bidang pertanian di IPB pada 2004.
Ketua Korpri yang dipilih melalui suara terbanyak beberapa periode ini aktif sebagai moderator, penyaji dan peserta seminar/workshop/training diberbagai jenis statistik yang diselenggarakan diberbagai institusi baik dalam maupun luar negeri, antara lain IDE, MITI, JAPOR, WTO, ESCAP, JICA, ADB, World Bank dan sebagai penyaji di Meeting on Social Indicators and Social Accaunting, OECD, Seoul, Mei 2006.
Adapun Ketua Koperasi BPS kedua yang dipilih dengan suara terbanyak ini mempunyai aktivitas penelitian yang sangat variatif mulai dari topic yang berkaitan dengan neraca nasional, perdagangan, jasa, pembangunan daerah, rencana strategis, tenaga kerja, upah, dampak pembangunan, hingga studi pengembangan akuntansi Indonesia.
Kegiatan penelitian pada 2005, antara lain menjadi penanggung jawab pendataan penduduk miskin. Sebagai anggota pelindung Bulletin Rusman otomatis menjadi ketua Dewan Pelindung Buletin dan HAISSTIS. (Brata (Sindonews)//ade)
Sumber: