Sri Sultan Hamengkubuwono X. (Foto: mitrasites.com)
YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan permohonan maaf terkait penutupan Jalan Malioboro saat prosesi kirab dari Keraton menuju Kepatihan pada 18 Oktober mendatang.
“Saya mohon maaf kepada masyarakat Yogyakarta, karena Jalan Malioboro ditutup saat arak-arakan berlangsung,” jelas Sultan, Sabtu (15/10/2011).
Penutupan jalan tersebut dilakukan menyusul rangkaian pernikahan putri bungsunya, Gusti Kanjeng Ratu Bendoro (Reni) dengan Kanjeng Pangeran Haryo Yudhanegara (Ubai).
Adapun perjalan kirab dimulai dari Keraton, kemudian melintas di Jalan Tri Kora. Sesampainya di Titik Nol Kilometer, kemudian dilanjutkan kea rah utara menuju Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Malioboro sampai di kompleks Kepatihan (Kantor Gubernur DIY) yang dipakai untuk resepsi ke dua.
Permohonan maaf Sultan ini diharapkan semua pihak memahami dengan adanya kirab tersebut.
Sultan juga berharap dengan adanya penutupan Jalan Malioboro itu tidak sepenuhnya merugikan aktivitas masyarakat, khususnya pegadang yang menjajakan dagangannya di kawasan pasar Bringharjo Yogyakarta dan sekitarnya.
Sultan juga berharap, penutupan jalan dilakukan dalam waktu dekat proses arak-arakan kereta pengantin berlajan. “Harapan saya penutupan setelah Pasar Beringharjo sudah tutup, sekitar pukul 16.00. Saya tidak ingin merugikan masyarakat yang akan berbelanja maupun para pedagang,” jelasnya.
Di sisi lain, Sultan juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta memeriahkan gelaran pernikahan putri bungsunya itu. Tidak terkecuali seluruh panitia maupun masyarakat yang sudah memberikan kontribusi sesuai dengan cara-nya masing-masing.
“Saya berterima kasih pada panitia maupun warga masyarakat, pengusaha, toko di sebagian Malioboro yang ikut berpartisipasi maupun semua pihak yang turut berpartisipasi,” jelasnya.
Sumber: