Karena mahalnya harga pulsa, polisi di Greater Manchester Police diberi Blackberry agar mereka bisa ‘tweet’ pada penduduk mengenai kasus kriminal yang terjadi.
Pengadaan perangkat ini tidak serta merta dapat diterima begitu saja, buktinya timbul kontroversi di kalangan masyarakat.
Emma Boon dari aliansi pembayar pajak mengatakan pembayar pajak ingin melihat uang mereka digunakan polisi dengan benar, bukan suatu hal konyol semacam ini. "Bagaimana mereka bisa menindak kejahatan kalau mereka sibuk dengan twitter masing-masing?" Boon juga mengatakan selama polisi bisa melakukan tugasnya dengan benar, dia bisa mentolerirnya.
Pastsy McKie, ibu dari seorang anak yang tertembak di Manchester pada 1999 mengatakan, "Saya tidak ingin melihat pengurangan polisi karena penggunan Twitter di BlackBerry.”
Bahkan seorang polisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “Saya tidak bisa membayangkan bagaimana polisi bisa bekerja sambil mengetik apa yang akan kami lakukan, selain itu saya tidak melihat adanya ketertarikan penduduk untuk membaca 'tweet' kami.”
Berbeda dengan pendapat polisi anonim tersebut, Kevin Hoy, menejer web kepolisian itu mengatakan, “Twitter akan menjadi media utama kepolisian dan kanal lokal Twitter akan segera dibuat pada musim gugur.”
Hoy percaya bahwa dengan Twitter mereka dapat mendedikasikan polisi untuk memberikan berita terbaru yang mungkin saja mempengaruhi mereka. Selain itu Hoy mengatakan, "Dengan harga smartphone £150 (Rp2,1 juta), kepolisian ini dapat menghemat budget untuk 1.500 polisi."
Sumber : http://www.inilah.com/news/read/2010/09/16/824881/wow-polisi-dibekali-blackberry-dan-twitter/