15 Fotografi Roh yang Berhasil Ditangkap Kamera


Fotografi Roh gaib telah ada sekitar sejak 1860-an, ketika William H. Mumler mulai berlatih untuk memotret roh gaib. Ini merupakan seni menangkap roh dalam gambar dan sering digunakan dalam berburu hantu. Salah satu fotografer terbaik saat itu dikenal sebagai William H. Mumler, anggota kelompok Crewe Circle Spirtualists yang ada selama awal abad ke-20.











Baca Selengkapnya...

Handuk dengan imajinasi bagi yang melihat!

Kalo melihat handuk ini lagi dipakai
Apa yang ada di pikiran kalian
Hayo bilang







Baca Selengkapnya...

14 Spesies Mamalia Paling Langka & Unik yang Nyaris Punah

Zoological Society of London kembali meluncurkan daftar EDGE (Evolutionarily Distinct, Globally Endangered) 2010, setelah terakhir update pada tahun 2007 lalu. EDGE ini merupakan daftar hewan-hewan yang statusnya terancam punah, bahkan beberapa mungkin sudah punah.

Berikut ini adalah 14 spesies mamalia teratas menurut
daftar EDGE yang paling langka :

1. Ekidna moncong panjang timur (Zaglossus bartoni)

2. Ekidna moncong panjang barat (Zaglossus bruijnii)

Ekidna moncong panjang timur dan barat punya fitur yang unik, yakni perpaduan antara mamalia dan reptil. Keduanya juga nyaris punah akibat perburuan dan kehilangan habitat, akibat aktivitas pertambangan, pertanian dan penebangan liar.

3. Ekidna moncong panjang Sir David (Zaglossus attenboroughi)

Dari seluruh spesies ekidna moncong panjang, ekidna moncong panjang Sir David adalah yang paling kecil dan mungkin paling terancam punah. Spesies ini awalnya dikenali dari sebuah spesimen yang ditemukan pada tahun 1961, yang kemudian dipercaya telah punah, hingga kemudian tim EDGE menemukan bukti bahwa spesies ini masih bertahan pada tahun 2007. Distribusi dari ketiga spesies ekidna ini terletak di Papua dan Papua Nugini.

4. Greater Short-Tailed Bat (Mystacina robusta)

Kelelawar ekor pendek yang terbesar di New Zealand ini kemungkinan sudah punah menyusul kedatangan orang Eropa disana sejak 200 tahun lalu. Tidak seperti saudara dekatnya, lesser short-tailed bat, spesies ini lebih banyak menghabiskan waktu di tanah, sehingga rentan terhadap serangan predator seperti tikus.
Belum ada penampakan kelelawar ini sejak tahun 1967. Ada laporan yang terdengar, namun sulit untuk diverifikasi karena area yang dilaporkan ini dimiliki oleh suku lokal Maori, dan sulit untuk memperoleh izin masuk daerah tersebut.

5. Baiji (Lipotes vexillifer)

Baiji, atau lumba-lumba di Sungai Yangtze, kemungkinan sudah punah, karena hanya 13 saja yang ditemukan selama survei populasi antara 1997 dan 1999. Survei terbaru yang dilakukan tidak berhasil menemukan satupun baiji yang tersisa di sungai tersebut.

Sungai Yangtze yang sangat ramai ini mengakibatkan Baiji kehilangan habitatnya dan populasinya menurun drastis, akibat aktivitas pemancingan maupun polusi limbah.

6. Mountain Pygmy Possum (Burramys parvus)

Spesies ini merupakan jenis marsupial unik yang awalnya hanya diketahui dari fosilnya saja, hingga kemudian ditemukan pada tahun 1966 pada sebuah resort ski di Victoria.

Ia merupakan salah satu dari pygmy possum terbesar di Australia, dan merupakan mammalia kecil yang umurnya terpanjang di dunia, dimana betinanya bisa mencapai usia lebih dari 12 tahun. Sayangnya, kehadiran industri resort ski yang menjamur di Australia mengakibatkan possum kecil ini kehilangan habitatnya hingga kini nyaris punah.

7. Solenodon Kuba (Solenodon cubanus)

8. Solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus)

Solenodon memang rupanya mirip dengan tikus, tapi mereka tidak seperti tikus sama sekali. Solenodon ini merupakan satu-satunya mamalia yang menginjeksi korbannya dengan racun.

Solenodon hanya terdiri dari dua spesies, yakni Hispaniolan solenodon yang ditemukan di Kepulauan Hispaniola dan Cuban solenodon yang distribusinya di Kuba.


Sebelum kolonisasi orang Eropa, spesies ini merupakan predator yang dominan di habitatnya, namun seiring berjalannya waktu, mereka kalah dengan predator baru semacam anjing, kucing dan luwak.

9. Kelinci Riverine (Bunolagus monticularis)

Spesies kelinci Riverine ini, berbeda dengan sebagian besar keluarga kelinci lainnya karena satu hal, yakni tidak berkembang biak seperti kelinci. Ketika spesies kelinci pada umumnya bisa membesarkan 12 bayi tiap kali hamil, dan berkali-kali hamil dalam satu musim, kelinci ini hanya bisa membesarkan satu anak dalam satu waktu, dan ia hanya hidup selama 3 atau 4 tahun di alam terbuka. Habitat kelinci ini di gurun Karoo, Afrika, terancam akibat gurun tersebut kerap menjadi lahan pertanian.

10. Badak Bercula Dua Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)

Badak bercula dua ini merupakan yang paling kecil dan terancam dari lima jenis spesies badak yang masih bertahan hidup. Spesies ini hidup di pedalaman hutan Asia Tenggara, sebagian besar di Indonesia.

Sayangnya, aktivitas manusia seperti penggundulan hutan mengakibatkan populasinya turun drastis sehingga terancam punah, diestimasikan hanya sekitar 275 ekor yang hidup hingga saat ini.

11. Badak Hitam (Diceros bicornis)

Badak hitam dan putih tidak dinamakan berdasarkan warna tubuh, melainkan bentuk bibirnya. Badak hitam punya bibir atas yang mengatup, yang digunakan untuk menarik tumbuhan ke dalam mulutnya.

Spesies ini dikenal berbahaya, sehingga banyak mengalami pembunuhan dibandingkan badak lainnya. Populasi ini mengalami penurunan drastis sebanyak 96% antara tahun 1970 hingga 1992.
Selain itu, berbeda dengan mamalia lainnya, badak membutuhkan kondisi lingkungan yang spesial untuk bisa berkembang biak. Badak betina membutuhkan teman-teman badak betina yang lain untuk menemaninya dalam mengembangbiakkan dan membesarkan badak muda.

12. Wombat Hidung Berbulu dari Selatan (Lasiorhinus krefftii)

Hanya tiga spesies wombat yang saat ini masih bertahan hidup, dan ini salah satunya. Wombat merupakan makhluk yang beraktivitas di malam hari, dan kebanyakan dilakukan sendirian. Sepanjang hari, wombat tinggal di dalam lubang, dan baru keluar di malam hari untuk memakan rerumputan.
Wombat banyak kehilangan habitat akibat aktivitas pertanian, serta predator-predator yang diperkenalkan ke Australia, terutama dingo.

13. Onta Bactrian (Camelus ferus)

Spesies onta ini dapat dibedakan dari onta Arab dari kedua punuknya. Onta Bactrian ini harus beradaptasi di Gurun Gobi yang ganas, salah satu tempat yang paling berbahaya dan rawan di bumi.
Spesies ini dapat bertahan dari dahaga yang panjang, kekurangan makanan bahkan radiasi pengujian nuklir. Namun, eksistensi mereka kini terancam akibat kompetisi memperebutkan air dan makanan, perburuan serta kehilangan habitat.
Onta ini juga punya adaptasi yang unik dalam menghadapi cuaca ekstrim. Bulunya bisa menjadi sangat tebal ketika musim dingin, sementara nyaris tidak berbulu ketika musim panas. Selain itu, mereka punya kaki yang lembut, yang mirip seperti sepatu salju, untuk mencegahnya terperosok ke dalam pasir gurun.

14. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

Dengan tidak lebih dari 60 ekor yang tersisa, badak Jawa atau badak bercula satu kecil ini merupakan spesies badak yang paling langka dibandingkan lainnya. Ia mempunyai cula satu dan kulit yang amat tebal, bahkan disebut-sebut menyerupai besi baja.
Seperti badak lainnya, spesies ini memakan tumbuh-tumbuhan dan kebanyakan menghabiskan waktunya untuk berendam dalam lumpur untuk mendinginkan tubuh.

Meskipun populasinya kini dijaga dalam taman nasional, namun culanya masih banyak diburu, sehingga populasinya masih tetap terancam. Populasinya yang kecil juga mengakibatkan mereka sangat beresiko menghadapi penyakit dan bencana alam yang besar.

sumber: http://www.apakabardunia.com/post/tahukah-kamu/14-spesies-mamalia-terunik-yang-nyaris-punah

Baca Selengkapnya...

Foto-foto Yang Membakar Semangat [wajib liat (recomended)]

If you think you have huge tension, look at them...





If you think your job is tough, how about him





If you think your salary is low, how about her?





If you think you don't have many friends, ask yourself if you have one sincere friend...as. .. this Dog..




You think, study is a burden, how about her?





When you feel like giving up, think of this man..





If you think you suffer in life, do you suffer as much as he does?





If you complain about your transport system, how about them?





If your society is unfair to you, how about her?




Always 'be positive'...... No Matter What!!!!


================================================== ============================================

Di Indonesia

Di saat kita kecil dimanja dan di sayang,
manjakah mereka?





kita sering mengeluh tentang makanan disaat ia sedang membayangkan makan happy meal





Masihkah Kita berfikir untuk membentak ibu kita?




bersyukurlah dengan apa yang kita dapat saat ini



http://www.indomp3z.us/showthread.php/86545-foto2-Yang-Membakar-Semangat-wajib-liat-%28recomended%29

Baca Selengkapnya...

Beginilah Suasana pantai di Iran


Baca Selengkapnya...

[HOT] Perkosaan Massal di Tempat Parkir


Benar-benar biadab...

Sorry kalo repost...







Baca Selengkapnya...

Wawancara Dengan Animator Utama "Tintin" Asli Indonesia


Rini Sugianto, yang bernama lengkap Rini Triyani Sugianto, lulusan Academy of Art University, San Fransisco, AS dan juga pernah berkesempatan belajar di Pixar Class ini memulai karier animasi sebagai animator di Stormfront Studios (2005-2006), Offset (2006-2007), Blur Studio (2007-2010). Di Blur Studio dia menjadi animator sekaligus animator supervisor yang melibatkannya dalam beberapa cinematic video games terkenal seperti Dante's Inferno, Warhammer, dan Halo. Di Agustus 2010 Rini bergabung dengan Weta Digital, New Zealand. Weta Digital dikenal sebagai studio yang menangani film Lord Of The Ring trilogy dan yang terbaru adalah Avatar. Studio Weta Digital saat ini diketahui sedang mengerjakan feature film yang sangat dinanti kehadirannya, yaitu The Adventures of Tintin : Secret of The Unicorn yang ditargetkan akan tayang di akhir tahun 2011. Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan pastinya.
Langsung saja simak interview kami dengan Rini Sugianto dibawah ini. Semoga menjadi sebuah sumber inspirasi bagi teman-teman semua.

ICG : Bisa review sedikit tentang diri kamu? Misal sekarang kerja dimana dan sebagai apa?
Rini Sugianto : okie.. sekarang kerja di New Zealand.. di Weta Digital sebagai character animator

ICG : Kamu sekarang bekerja di Weta, yg notabene sih merupakan salah satu company yang cukup dikenal. Bisa ceritakan sedikit mengenai pengalaman kamu bekerja di disana?
Rini Sugianto : Well di Weta baru 6 bulan sih. Jadi masih masa penyesuaian. Tapi so far so good. Weta company paling gede yang saya pernah kerja. Kira kira ada 800 orang di Weta. Jadi cukup interesting ya, bekerja di company segede itu. Pipelinenya definitely lebih complicated tapi projectnya fun . Big movie sih ya .
ICG : Kedengarannya menarik sekali ya
Rini Sugianto : Iya beda banget sih ya di banding pas masi kerja di Blur. Kerja di movie prosesnya lebih lambat dibanding cinematic, lebih banyak yang nge-review.. :D

ICG : Selain soal prosesnya yg lebih lambat itu, apa lagi perbedaan antara pembuatan cinematic dan movie?
Rini Sugianto : Schedule di pembuatan cinematic Itu umumnya lebih pendek dari pembuatan movie. Dan biasanya company semacam Blur bertanggung jawab untuk pembuatannya dari seal sampai akhir ( story - final ). Untuk movie tergantung dari movienya. Kadang satu film dikerjakan rame-rame beberapa company. Tapi difilm yg saya lg kerjakan ini (Tintin) semuanya retail yg bikin.

ICG : Di Weta sendiri ada artis Indonesianya lagi selain kamu?
Rini Sugianto : Ada, kalau tidak salah ada 3 orang total sekarang
ICG : Dibagian animasi juga, maksudnya animator?
Rini Sugianto : Ga euy .. di department lain, belum ketemu malah soalnya buildingnya beda

ICG : Di cinematic atau movie biasanya khan ada yang menggunakan teknologi mocap, kmu pernah menganimasi menggunakan mocap jg ?
Rini Sugianto : Pernah. Di Blur kebanyakan projectnya pake mocap, Weta juga.

ICG : Sejauh mana mocap membantu animator menurut kamu?
Rini Sugianto : hmm tergantung projectnya . Tapi kalau projectnya mocap heavy, mocapnya akan membantu sekali. Yang benarnya mocap good as a base . Tapi sehabis itu tetap saja sih mesti di edit and di animate sama animator

ICG : Pernah dengar tentang kinect? Kontroler xbox yg bisa dipakai untuk mocap sederhana juga
Rini Sugianto : Pernah tapi tidak pernah mencoba
ICG : Bagaimana tanggapan kamu dengan adanya kinect, yang bisa menjadi tool buat mocap dengan harga yang lebih murah pastinya. Apakah membantu bagi animator, atau malah merugikan? Kemarin sempat jadi diskusi hangat di indocg terlebih ketika ada demo di youtube menggerakkan karakter 3d dgn kinect
Rini Sugianto : hmmm sepertinya functionnya beda ya .Tapi saya tidak terlalu tahu soal kinect sih Jadi tidak bisa berkomentar banyak ya soal itu.

ICG : Selama bekerja sebagai animator profesional, apa saja hal yang paling kamu sukai dan yang tidak disukai dari pekerjaan kamu?
Rini Sugianto : hmm senangnya karena dibayar untuk kerja sesuatu yang memang saya suka :D. Senang sih. Kerja di bidang movie atau games. Fun ya terus tidak formal.Tidak mesti pakai seragam dan biasanya orang-orang di art lebih santai. Tidak sukanya ... schedulenya. Wuih.. long hours smile Kadang bisa ga pulang kalo lagi ada deadline.

ICG : Kalau tidak pulang seperti itu apakah ada fasilitas di kantor untuk menginap?
Rini Sugianto : Biasanya tidak. Tapi kan kalau lembur biasanya sambil kerja. Jadinya tidak butuh fasilitas untuk tidur.. Tapi persediaan kopi biasanya mencukupi koq.

ICG : Baru-baru ini di Indocg ada trit hangat juga soal minimnya jumlah animator/artist 3d yang wanita. Bagaimana menurut kamu mengenai hal tersebut?
Rini Sugianto : Ah.. iya sayang ya tapi in general jarang ya animator (baca: di Indonesia). Seperti di US atau disini jarang bertemu animator Indonesia. Kalau modeling atau fx (baca: visual fx) ato texture (baca: texture artist) malah banyak. Tidak tahu juga kenapa. Mungkin animation lebih tidak popular mungkin ya?

ICG : Sekarang bicara soal edukasi, menurut kamu sepenting apa edukasi formal (sekolah/course) animasi untuk seseorang yang ingin berprofesi sebagai animator?
Rini Sugianto : Di animasi, degree dari sekolah tidak penting untuk mendapatkan pekerjaan.

ICG : Mengapa?
Rini Sugianto : Banyak animator yang jago-jago tapi self taught. Semuanya tergantung orangnya. Seberapa niat mereka mau belajar. Untungnya untuk dapat pekerjaan di animation, mereka (baca: animation company/industri) tidak melihat kalau kita ada degree atau tidak. Tapi demo reelnya mesti bagus. Tapi school itu membantu buat mengarahkan and memberi jalan, apa yang mesti di pelajarin dan good place buat bertemu orang-orang yang punya goal yang sama.

ICG: Iya, menarik yang kamu bilang banyak yang self taught dan malah jago animasinya
Rini Sugianto : well tapi banyak juga yang lulusan sekolah dan jago hehe. Benar-benar tergantung orangnya

ICG : hehe iya

ICG : Tadi bicara soal reel, kira-kira apa yang harus diperhatikan ketika membuat sebuah reel untuk bisa menarik perhatian dari company profesional?
Rini Sugianto : Pelajari tipe kerjaan yang company itu kerjakan kalau misalnya mau bekerja di game company masukkan action type animation di reel-nya yang kira kira game company mo liat. Kalau misalnya untuk cartoony film company (model pixar-disney) perbanyak acting animation di reel. Commercial biasanya nyari model generalis. Tapi basicnya bikin reel sebagus mungkin hehehe

ICG : Apakah itu berarti misalnya yang mau ke game maka body mechanicnya yang harus dipelajari dibanding acting misalnya.
Rini Sugianto : Iya, tapi tetap mesti belajar acting juga ya. Cuma biasanya game company mau liat body mechanic atau action type animation.

ICG : Bisa ceritakan sedikit mengenail workflow seorang animator di industri company? Di Weta misalnya
Rini Sugianto : hmm Sepertinya saya tidak bisa bicara banyak soal Weta workflow. Confidential soalnya. :(

ICG : Iya, kalau begitu bagaimana personal workflow kamu dalam mengerjakan animasi?
Rini Sugianto : Nah itu bisa hehe. Ini setelah model dan lain-lain jadi kan ya?

ICG: Iya
Rini Sugianto : Setelah character jadi ama rig nya jadi, dan storynya sudah ada. Animator biasanya bikin thumbnail untuk key posesnya. Bikin thumbnail membantu untuk blocking-nya. Planning dulu sebelum mulai menganimasi. Buat saya , biasanya lebih mudah untuk menganimasi kalau sudah tau hasil yang mau di capai sebelum mulai bekerja di computer. Setelah thumbnail-nya jadi, baru blocking - first pass animation. Umumnya teknik yang saya pakai itu pose to pose. Jadi animate key poses-nya dulu dan mencoba mendapatkan timing yang tepat. Kalau sudah dapat timingnya baru menambahkan in betweeen pose -nya. Setelah itu baru mulai second pass animation

ICG : second passnya apa saja?
Rini Sugianto : Biasanya di second pass animation saya mencoba memasukan 12 principles of animation. Jadi di-check Arc-nya, spacing-nya, timing-nya, posenya. Bikin semuanya smooth.

ICG : O begitu?
Rini Sugianto : Iya terus sehabis itu third pass. polish polish polish

ICG : Rata-rata berapa lama waktu yg kamu butuhkan untuk menyelesaikan sebuah animasi?
Rini Sugianto : Di company?

ICG : Di company boleh, personal juga boleh. Karena kalau di company kan deadline ya sifatnya
Rini Sugianto : Iya, company juga tergantung projectnya. Susah dibilang ya. Tergantung berapa panjang animationnya. Untuk 200-300 frame animation kalau personal mungkin sekitar seminggu - 2 minggu setengah kalau full time ya. Waktu pas di Blur, tergantung clientnya butuhnya kapan, seringnya kurang dari 2 minggu.

ICG : Kalau movie lebih panjang ya berarti?
Rini Sugianto : Movie iya. Tapi panjangnya juga sebagian gara-gara menunggu direview oleh director.

ICG : Dari pengalaman kerja kamu, pasti sudah mengerjakan banyak animasi ya. Dari semua yang kamu buat itu mana yang kamu paling suka dan mengapa?
Rini Sugianto : Waaah susah itu jawabnya.

ICG : hehe.
Rini Sugianto : hmm Yang paling terkesan so far beberapa project di Blur sih. Seperti Warhammer soalnya itu pertama kali jadi lead. Atau Jabbawacky soalnya cartoony.. 13 shots in 3 weeks haha. Banyak lemburnya..tapi projectnya fun sekali.

ICG : hehe Sounds really fun ya.

ICG : Selanjutnya, menurut kamu apa hal yang paling penting untuk dipelajari bagi yang ingin menjadi animator profesional?
Rini Sugianto : Basic animation. Animation bukan cuma pelajari software-nya. Tapi dasar dasar principles animation-nya. Mempelajari teknik 2d animation itu juga sangat membantu. Selain itu, perhatikan detailnya.
Kadang gerakan gerakan yang subtle itu yang membuat animasinya lebih hidup. Kadang itu juga yang membedakan antara "okay animator" dengan "great animator", (yaitu) di detailnya. Strong pose juga penting di animation.

ICG : Apakah 3d animator perlu bisa menggambar juga?
Rini Sugianto : In general iya. Bisa menggambar itu membantu sekali. Bisa lebih jelas membayangkan pose nya, line of actionnya, shape-nya.


ICG : Kamu kan sering jadi juri di indocg animation challenge, bagaimana pendapat kamu mengenai animasi yang ikut di challenge tersebut?
Rini Sugianto : Makin lama makin bagus lho.

ICG : Berarti tujuan challengenya berhasil kalau begitu. hehe
Rini Sugianto : Kadang ada beberapa yang terlalu complicated malah jadi ga jelas. Saya selalu berpikir simple is better. Yang bikin beda itu di detailnya. Untuk challange itu biasanya kan cuma 100-200 frame. Biasanya di 100-200 itu paling butuh 3 key pose sisanya di detail and polish. Tapi iya, dichallenge-nya, ada beberapa contestant yang setelah beberapa challenge kelihatan improvementnya

ICG : Semoga makin baik lagi challengenya
Rini Sugianto : Semoga. Membantu koq itu.

ICG : Apa rencana atau impian kamu yang ingin kamu wujudkan di masa depan?
Rini Sugianto : mm sekarang sih semoga bisa tetep kerja di Weta untuk sementara ya. Untuk kedepannya masih belum tahu juga. Mungkin setelah beberapa tahun ingin juga sih mencoba feature animation seperti dreamworks atau pixar. Semoga yaaa..

ICG: amiin
Rini Sugianto: OH.. ingin juga bikin stop motion hehe

ICG : Siapa animator yang paling kamu kagumi dan mengapa?
Rini Sugianto : James baxter

ICG : Animasinya yang mana yang kamu paling suka?
Rini Sugianto : Eh banyak juga sih .. Glen Keane juga sih. James baxter banyak animate di 2d disney movie gitu. Yang baru sepertinya dia bikin intronya kung fu panda.

ICG : Iya, dia pernah diinterview juga di animation podcast kalau tidak salah. Semoga makin banyak animator Indonesia yang bagus-bagus.
Rini Sugianto :Iya great animator. Semoga Semoga.

ICG : Amin. Suatu saat kalau sudah banyak, mungkin kita bisa bikin podcast untuk animator/artis-artis kita.
Rini Sugianto : Amiin 

ICG : Terima kasih banyak ya buat waktunya.
Rini Sugianto : Sama-sama.. Terima kasih juga buat interviewnya smile
ICG : Sama-sama.

Demikian interview singkat kami dengan Rini Sugianto. Terima kasih banyak bagi Rini Sugianto yang telah meluangkan waktunya yang tentunya merupakan hal yang langka ditengah-tengah kesibukannya sebagai animator. Semoga sukses terus dengan project yang sedang dikerjakan sekarang dan impiannya dimasa mendatang. Maju terus animasi Indonesia.



Bagi yang ingin berkunjung website portofolio ataupun blog pribadinya silakan kunjungi di alamat berikut:
http://www.triyani.com/ (website portofolio Rini Sugianto).
http://www.vilenanimation.blogspot.com/ (personal blog Rini Sugianto).

* info dirangkum dari beberapa sumber, diantaranya website linkedIn Rini Sugianto, website Weta Digital (http://www.wetafx.co.nz/), interview Rini Sugianto di blog Kudhatama (http://kudha.multiply.com/journal/item/ … I_SUGIANTO).
** interview yang ditampilkan dihalaman ini telah mengalami pengeditan tanpa mengubah arti dan makna dari pernyataan dari nara sumber interview.

Sumber :http://indocg.com/forums/viewtopic.php?pid=53080


Animator Indonesia Tembus Hollywood Lewat 'Tintin'

Berawal dari kecintaan terhadap karakter fiksi seorang detektif berjambul bernama Tintin, seorang animator muda asal Indonesia bernama Rini Sugianto sukses menembus kancah perfilman Hollywood.

Rini yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru, baru-baru ini ikut menggarap film "The Adventures of Tintin." Sebelumnya, Rini yang adalah lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California rela untuk meninggalkan pekerjaan dan kehidupannya di Amerika dan pindah ke Selandia Baru, setelah mendapat tawaran untuk menggarap film yang disutradarai oleh Stephen Spielberg ini. “WETA waktu itu lagi hiring untuk 'Tintin' sama 'Rise of the Apes.' Lalu setelah itu saya ditelepon. Katanya, 'Mau pindah ke Selandia Baru atau nggak? Saya grew up dengan Tintin, sewaktu masih kecil baca Tintin terus. Akhirnya saya nggak bisa nolak dan pindah ke sini tahun kemarin,” tutur Rini via telepon kepada VOA.

Film "The Adventures of Tintin" adalah film layar lebar Hollywood pertama di mana Rini ikut menjadi salah satu animatornya. Selain merupakan prestasi yang luar biasa, tentunya juga cukup membuat hati Rini senang. “Waktu itu senang ya, pas diwawancara (untuk pekerjaan ini), lucunya karena saya di LA punya anjing dan Tintin ada karakter anjingnya, Snowy. (Mereka) agak-agak tertarik juga mungkin karena saya punya anjing jadi mungkin lebih tahu gerakannya anjing karena tiap hari melihat gerakannya. Senangnya dapat kesempatan untuk kerja di film sebesar Tintin. Apalagi dengan sutradaranya semacam Stephen Spielberg. Baru pertama kali ini kerja dengan sutradara terkenal,” ujarnya.

Rini Sugianto, animator asal Indonesia untuk film The Adventures of Tintin

Walaupun begitu, Rini mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Stephen Spielberg. “Seminggu sekali, ada director review lewat video conference. Jadi melihatnya hanya dari video aja,” tambah Rini.

Dalam film "The Adventures of Tintin," Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. “Kebetulan di film ini, saya mengerjain paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin,” ujar Rini.

Menggarap film yang memiliki tokoh terkenal seperti Tintin memiliki tantangan tersendiri. “Yang paling besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari aslinya,” tambah Rini.

TRAILER The Adventures of Tintin (2011)


Penggarapan film "The Adventures of Tintin" ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu. Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini.

Melihat nama orang Indonesia di film sebesar Tintin tentunya merupakan kebanggaan tersendiri, terutama bagi orang tua Rini yang sudah nonton film "The Adventures of Tintin" di Indonesia. “Begitu dengar bakal main di Indonesia, langsung saya suruh nonton. Orang tua kebetulan memang bukan orang yang sering nonton film. Mungkin pertama kali dalam jangka waktu sepuluh tahun dan Tintin film pertama yang mereka tonton. Mereka cukup bangga akan melihat nama (Rini) di big screen,” ujarnya.

Rini mengaku orang tuanyalah yang selalu mendukung segalanya dalam hal karir dan kehidupan. “Mereka mendukung sewaktu saya sekolah dan waktu saya ngambil keputusan untuk sekolah lagi di bidang animasi, dan orang tua saya waktu itu sama sekali nggak ngerti animasi itu apa. Tapi, mereka percaya kalau pilihan Rini akan membuat Rini bahagia. Mereka mendukung penuh mulai dari bayar sekolah sampai mencari pekerjaan,” tambah Rini.

Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. “Sekarang lagi ngerjain film "The Avengers," jadi kalau pada nonton film "Thor" dan "Captain America" dulu, ada klip-klipnya untuk "The Avengers." Ini gabungan semua superhero,” jelasnya.

Pesan Rini terutama kepada sesama animator adalah untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Kalau memang ada perusahaan yang animator-animator Indonesian mau tembus, pelajarin tipe animasi mereka dan buat animasi yang seperti tipe yang mereka kerjakan. Lama-lama akan terbuka peluangnya.”


http://www.voanews.com/indonesian/news/RiniSugiantoAnimatorFilmTintin-135251908.html

Baca Selengkapnya...

Arsip Blog