Diduga, penyebab meledaknya semangka tersebut adalah penggunaan obat kimia perangsang pertumbuhan, forchlorfenuron, yang terlalu berlebihan. Obat ini secara resmi terdaftar dan di perbolehkan di China, di Amerika Serikat obat ini juga biasa digunakan untuk tanaman kiwi dan anggur.
Namun, menurut profesor di universitas Agrikultur Nanjing, Wang Liangju, selain salah dalam penggunaan petani juga menggunakan pestisida ilegal dan pemupukan yang tidak benar. Penggunaan forchlorfenuron, ujarnya, sangat aman namun penggunaannya perlu perhatian khusus.
Wang mengatakan selain terlalu berlebihan, petani di Danyang juga terlambat menggunakan obat kimia ini sehingga semangka terlalu matang dan besar.
“Jika digunakan untuk buah yang masih muda, maka tidak akan ada masalah. Penyebab lainnya adalah jenis semangka. Para petani menanam semangka jenis kulit-tipis sehingga cenderung meledak dan terbelah jika terlalu besar,” ujar Wang.
Ribuan semangka yang meledak tidak dijual oleh para petani dan digunakan untuk pakan babi dan ikan.
Sebelumnya pada Maret tahun lalu, pemerintah China juga menemukan kasus penyalahgunaan bahan penumbuh tanaman. Di kota Sanya dan Wuhan, petugas terpaksa menghancurkan 3,5 ton kacang-kacangan setelah petani kedapatan menggunakan pestisida isocarbophos yang dilarang pemerintah. (eh)
• VIVAnews