Anak Kecil Boleh Cari Duit

Di kutip dari Milis TDA dengan topic "Anak Kecil Boleh Cari Duit"

Sebuah Cerita Pengalaman Pribadi Pak Budi Wangid anggota dari Milis TDA

Pak Budi menceritakan bagaimana dirinya sejak kecil sudah menyukai berbisnis sejak mulai anak2.. Pribadi yang pantas di acungi jempol dan mudah2an kita terinsiprasi oleh cerita Pak budi..

SD kelas 5, ada perusahaan roti yang buka deket rumah (di perumnas
tangerang) dan membolehkan anak-anak sekitar menjajakan dagangannya. Saya
pun mencoba ikut berjualan di sore hari selepas sekolah arab (madrasah),
lumayan dapat keuntungan 150-250 rupiah. Berjalan satu bulan, saya
dipanggil Ibunda tercinta dan diberitahu bahwa cukup sudah belajar
jualannya, konsentrasi saja sama pelajaran sekolah. Hmm rasanya ingin
berontak, lha wong aku tetep ranking 1 kok disekolah, begitu kata hatiku.
Namun, kata tidak sempat terucap karena takut dihukum kalo melawan orang
tua.

SMP Kelas 1, Dapat giliran masuk siang (shift 2 istilah sekarang), jadi pagi
hari dimanfaatkan jadi loper koran. Harga koran Poskota dari agen Rp. 85,
eceran Rp. 125,- dasar nakal, pukul 07.00 pagi sudah kujual Rp. 100,-
cukuplah dapet Rp. 15/per eks yang penting laris. Ternyata itu membawa efek
negatif, suatu hari aku dipukuli loper-loper lain karena dianggap mengganggu
omzet mereka. Pulang muka lebam dan hidung berdarah, ditambah dimarahi bunda
tercinta plus larangan tidak boleh berjualan koran lagi. Duh nasib ........
(Jangan berpikir aku kekurangan uang jajan yah, soalnya uang jajanku saat
itu diatas rata-rata anakdisekitar rumah) hilang lagi duitku ..........

Suatu hari trend Sepatu Nike type Air Jordan melanda sekolah ku, minta
dibelikan ke Ibunda eh dijawab Ga boleh, itu terlalu mahal buat kamu, beli
aja sepatu eagle (merk sepatu yang juga naik daun tahun itu). Trus aku
bilang, boleh ga duit buat beli sepatu eagle buat aku aja. Klo boleh aku mau
jadiin modal buat jualan petasan (petasan blom dilarang). Syukurlah bunda
setuju, keesokan hari bersama kawan,aku pergi ke pasar parung panjang (duh
jauh banget saat itu) berbekal uang Rp. 15.000 dapet setengah karung petasan
jenis cabe rawit, janwe, kembang api, petasan banting, petasan asap, kuda
terbang dan sebagainya. Dengan menggunakan meja bekas peti telor mulailah
berjualan petasan di depan rumah, habis belanja lagi (dulu klo puasa anak
sekolah libur sampai habis lebaran). Sampai 3 hari menjelang lebaran
terkumpullah uang hampir Rp. 150.000,- yang selanjutnya dibelikan dua pasang
sepatu merk Nike type Air Jordan (ditambahin duitnya oleh ayah ku) untuk ku
dan adikku.

Menjelang masuk SMA, berbisnis menyewakan komik (kebetulan koleksi komik dan
buku ceritaku lumayan banyak) tapi segera tutup karena smua koleksiku dah
dibaca penyewa

Saat SMA bisnis kaos kelas, perlengkapan kemping (belanja di bandung) dan
sebagainya. Ga diterusin berbisnis karena sudah mulai kenal pacaran, gengsi
euy ma pacar !!!!

Kuliah di djogja dan sama sekali ga berbisnis hingga menjelang lulus, buka
bisnis ilegal jualan kartu telepon isi ulang (hehehehe masih inget kali
kartu telepon yang tipis itu......... .) n pembuatan skripsi. Ini Bisnis yang
sangat menguntungkan namun beresiko tinggi, sempat punya tim pemasaran yang
mencari mahasiwa malas, tim ketik n tim pemburu skripsi di pasar palasari
bandung, pasar senen jakarta n pasar shoping djogja.

Tamat kuliah kerja, pecah krisis moneter, perusahaan tempat aku bekerja
kolaps n akhirnya di PHK, pulang ke rumah ortu di tangerang. Sempet buka
usaha kertas daur ulang dan jualan kakilima di depan mall Robinson
Tangerang, duh sedihnya godain gadis-gadis ga ada yang mau ngelirik, memang
daku kere banget kali yah. Ekonomi mulai berputar, balik lagi kerja di
sektor industri sampai akhirnya loncat jadi PNS di Kementerian Riset dan
Teknologi (sampai sekarang).

Masuk "comfort zone" hingga akhirnya menikah dan punya anak.
Kebutuhan semakin meningkat sementara sumber penghasilan hanya satu, otak
berpikir keras ......... harus ada pemasukan tambahan !!!

Akhirnya diputuskan SK disekolahin (digadaikan ke Bank), buka usaha Wartel n
Jualan voucher isi ulang GSM (CDMA blom ada saat itu). Baru sampai titik
BEP, booming teknologi CDMA hancurlah usaha wartelku.
Saat ini,aku buka usaha jualan mainan anak n boneka (mahameru Gift n Toys)
di rumah (plus mengirimkannya ke kota Curup- Bengkulu) dan Spreai n Bed
Cover (R n R Spreai n Bed Cover). Insyaallah segera membuka satu toko lagi
di Mardi Grass - Citra Raya Cikupa, namun menunggu kelahiran anak kedua ku.

Berdasarkan pengalaman pribadi itu, aku amat sangat yakin TIDAK akan
menghalangi anak-anakku berbisnis sejak dini, namun tetap orang tua harus
berperan besar mengendalikan dan mengarahkan anak.

salam,

budi wangid

Arsip Blog