Peneliti mengatakan perlu mengetahui peningkatan risiko tersebut agar bisa berusaha meminimalkan faktor risiko tersebut. "Namun faktor risiko tersebut sangat rendah," kata Stanley Cohen, MD, profesor klinis kedokteran internal di University of Texas Southwestern Medical School seperti dikutip dari Health, Senin (14/11/2011).
Kanker yang membayangi penderita RA dengan risiko rendah antara lain:
1. Kanker paru-paru
RA telah dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru, mungkin karena merokok meningkatkan kemungkinan RA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, bahkan penderita RA yang bukan perokok memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk terkena kanker paru-paru.
"Tetapi ada risiko yang lebih tinggi untuk peradangan dan jaringan parut di paru-paru dari RA. Bagi seorang perokok sebaiknya berhenti merokok. Pasien RA dengan penyakit paru-paru harus menghindari mengonsumsi methotrexate atau leflunomide karena obat tersebut dapat memperburuk kerusakan paru-paru," kata Marc Hochberg, MD, MPH, profesor kedokteran dan kepala rheumatology and clinical immunology at the University of Maryland Medical Center, di Baltimore.
2. Kanker kulit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melanoma merupakan jenis paling berbahaya dari kanker kulit. Jenis kanker tersebut lebih cenderung pada orang yang mengonsumsi inhibitor TNF, mungkin karena obat tersebut menekan sistem kekebalan tubuh.
Sebuah studi pada tahun 2007 menemukan bahwa, orang dengan RA yang mengonsumsi inhibitor TNF memiliki lebih dari 2 kali lipat risiko melanoma. Namun risiko tersebut rendah, yaitu 32 pasien dari hampir 14.000 pasien RA yang mengarah pada perkembangan melanoma.
Sebuah analisis hasil studi pada tahun 2011 menemukan bahwa, orang yang mengonsumsi inhibitor TNF memiliki risiko 45 persen lebih besar terkena kanker kulit non melanoma.
3. Myeloma
Multiple myeloma adalah bentuk yang relatif jarang dari kanker yang mempengaruhi sel-sel darah putih yang disebut sel plasma. Menurut American Cancer Society, sekitar 20.000 kasus baru telah didiagnosa pada tahun 2011. Menurut sebuah penelitian di tahun 2008, orang dengan RA memiliki kesempatan 17 persen lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
"Orang dengan RA selama jangka waktu yang lama dapat menghasilkan antibodi yang berhubungan dengan kelebihan protein dalam darah, yang merupakan suatu kondisi yang disebut hyperglobulinemia. Hal tersebut terkadang dapat berkembang menjadi multiple myeloma, yan merupakan penyakit yang ditandai oleh produksi abnormal dari sel plasma. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa multiple myeloma dapat menyebabkan RA," kata Dr. Hochberg.
4. Non Hodgkin limfoma dan penyakit Hodgkin
RA meningkatkan risiko limfoma non Hodgkin dan penyakit Hodgkin. Kanker tersebut merupakan kanker pada sel-sel kekebalan yang disebut limfosit. Sebuah studi pada tahun 2003 yang melibatkan lebih dari 76.000 pasien RA Swedia memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi dari limfoma non Hodgkin dan penyakit Hodgkin.
Sejumlah 77 pasien dari 458 pasien mengalami kondisi yang mengarah pada perkembangan limfoma non Hodgkin dan penyakit Hodgkin. Selain itu, sebuah studi pada 2006 menemukan bahwa, orang gejala RA yang paling parah berada pada risiko tertinggi limfoma.
Hal tersebut mungkin disebabkan karena rangsangan kronis dari sistem kekebalan tubuh, yang terjadi pada pasien yang memiliki arthritis parah yang tidak dikontrol dengan baik dalam jangka waktu yang lama," kata Dr. Hochberg.
5. Limfoma terkait dengan inhibitor TNF
Ada dua kasus pasien RA yang mengembangkan suatu tipe yang jarang dan fatal dari limfoma non Hodgkin yang disebut hepatosplenic limfoma sel T saat mengonsumsi Humira, yang merupakan inhibitor TNF.
FDA juga melaporkan 40 kasus lain pada pasien dengan penyakit Crohn dan kolitis ulseratif yang mengonsumsi Humira, serta inhibitor TNF lainnya dan imunosupresan yang semuanya juga diresepkan untuk RA.
Meskipun lembaga itu mengatakan sulit untuk mengetahui risiko obat ini karena kondisi mereka sendiri terkait dengan peningkatan risiko limfoma. Risiko dan manfaat harus dipertimbangkan dengan hati-hati ketika meresepkan obat ini untuk anak-anak dan remaja.
6. Leukemia
Sebuah penelitian di Finlandia yang melibatkan hampir 12.000 pria dan 35.000 wanita menemukan tingkat yang lebih tinggi dari leukemia antara pria dengan RA, tetapi tidak ada peningkatan yang signifikan pada wanita dengan RA.
"Hubungan antara leukemia dan RA adalah langka dan merupakan komplikasi yang berhubungan dengan terapi imunosupresif seperti Cytoxan (siklofosfamid) dan Azasan (azathioprine), yang digunakan untuk mengobati RA parah. Methotrexate juga telah dikaitkan dengan peningkatan kejadian leukemia," kata Dr Hochberg.
7. Kanker payudara dan kanker kolorektal
Orang dengan RA tampaknya memiliki sedikit keuntungan yang berkaitan dengan kanker payudara dan kolorektal, risiko mereka sedikit lebih rendah dibandingkan orang tanpa RA.
Sebuah analisis hasil penelitian pada tahun 2008 memperkirakan bahwa orang-orang dengan RA memiliki 16 persen lebih rendah dari kanker payudara dan risiko 23 persen lebih rendah dari kanker kolorektal.
"Tidak diketahui persis mengapa hal tersebut dapat terjadi, tetapi mungkin karena banyak pasien RA sering mengonsumsi obat anti inflamasi (NSAID) seperti aspirin dan ibuprofen, yang meringankan kondisi peradangan," kata Dr. Hochberg.
8. Kanker prostat
Penggunaan NSAID jangka panjang juga dapat mengurangi risiko kematian pada pria dengan RA yang mengalami kondisi yang mengarah pada perkembangan kanker prostat.
Sebuah studi terhadap hampir 100.000 pasien kanker prostat Swedia yang dipresentasikan ketika pertemuan dari American Society of Clinical Oncology tahun 2008 menemukan bahwa, risiko kematian berkurang 12 persen pada pria dengan RA. Pria yang telah dirawat di rumah sakit karena RA dengan pengobatan NSAID 6 kali atau lebih memiliki tingkat kematian terendah.