Bocah lelaki berumur 14 bulan itu diduga menderita kelainan genetis yang menyebabkan tubuhnya tidak bisa mendinginkan diri. Kondisi itu disebut sebagai Lamellar ichthyosis.
Menurut dokter-dokter yang merawatnya, kulit Song mengelupas hingga menyerupai sisik dan mengeras karena tidak bisa berkeringat atau mengeluarkan panas. Kondisi itu membuat Song Sheng mendapat julukan "Bocah Ikan". Sisik itu muncul beberapa hari setelah dia lahir.
Yang membuat hati kedua orangtuanya sedih adalah ketika melihat Song Sheng kepanasan. “Dia sangat kesakitan. Kami harus meletakkannya di sebuah bak berisi es. Kalau tidak, dia akan demam,” kata Song Dehui, ayahnya.
Sayangnya, kata dokter, hingga kini belum ada obat untuk kondisi yang dialami Song Sheng. Hanya satu dari setiap 600.000 orang di dunia yang menderita kelainan genetis ini.
“Menurut dokter, Song Sheng hanya bisa dirawat, tapi tidak bisa disembuhkan. Jadi, kami hanya berdoa agar ada mukjizat atau obat tradisional untuk putra kami,” kata Song Dehui dengan nada pilu.
Penyakit serupa pernah diderita Lin Tianzhuan, warga Shuimen, China. Bedanya, Lin menderita penyakit itu setelah berusia 13 tahun. Saat itu, kulit keras mulai tumbuh di kedua tangan dan kakinya.
“Awalnya hanya benjolan kecil yang sangat keras. Saya mencoba menghilangkannya dengan mengoleskan antibiotik dan krim, tetapi tidak ada hasilnya,” kata pria 38 tahun itu. “Bahkan, makin lama, benjolan makin banyak dan memburuk. Dalam waktu singkat, kulit keras seperti karang itu memenuhi lengan dan kaki, bahkan sampai ke punggung dan kepala,” kata lelaki yang dijuluki "Manusia Karang" oleh tetangga-tetangganya itu.
“Lama-lama saya menjadi seperti batu. Sangat menakutkan,” kenangnya. Sejak itu, Lin menjadi penyendiri. Ia memilih mengurung diri di rumah, sementara teman-teman dan tetangganya menjauh darinya.
Bila harus keluar rumah, Lin terpaksa menutupi tubuhnya dengan selimut. “Kalau tidak, orang yang melihat akan menjerit ketakutan,” ungkapnya.
Beruntung, Lin sudah bisa disembuhkan. Sebuah klinik kulit, Fuzhou Dermatosis Prevention Hospital, meneliti penyakitnya dan berhasil menemukan obat untuknya.
Lin sembuh setelah menjalani pengobatan dan operasi selama setahun. Tubuhnya bersih dari kulit-kulit yang mengeras mirip karang. Kini, hanya tinggal bekasnya. “Dia masih memerlukan radioterapi untuk beberapa waktu. Namun, perkembangan kesehatannya sangat bagus,” kata dr Liu Yinghong, Wakil Direktur Fuzhou Dermatosis Prevention Hospital.
Masih ingat dengan Dede Koswara? Warga Bandung, Jawa Barat, yang pernah menjadi berita dunia medis internasional ini juga mengalami kondisi serupa. Oleh media asing, dia dijuluki "Tree Man" alias "Manusia Pohon". Sayangnya, Dede tidak seberuntung Lin. Kulit mengeras Dede yang mirip pohon dan sempat hilang setelah beberapa kali operasi itu kini tumbuh lagi.