Belajarlah Menjadi Penonton Berkelas

 http://www.deteksibasketball.com/news_img/1754/penonton.jpg
Tiap cabang olahraga punya aturan masing-masing, termasuk dalam hal cara menontonnya. Kalau tak cepat belajar, jangan kaget kalau malu yang akan Anda dapatkan.

Bersorak dan bertepuk tangan saat menonton sebuah perlombaan dan pertandingan olahraga adalah hal biasa. Tapi, kalau dilakukan secara sembarangan, hal tersebut malah akan mengganggu jalannya perlombaan atau pertandingan itu sendiri.

Contoh sederhana adalah saat kita menonton pertandingan tenis dan golf. Saat menonton tenis atau golf, waktu untuk bersorak dan bertepuk tangan sangat dibatasi.

Alasannya, dua olahraga ini membutuhkan konsentrasi tinggi. Gangguan kecil apa pun, termasuk suara, akan membuyarkan fokus pemain.

Untuk penonton yang terbiasa menonton pertandingan sepakbola, di mana kita bebas bersorak, bernyanyi, dan bertepuk tangan, mungkin hal ini terasa aneh. Tapi, memang begitulah, tiap cabang olahraga punya aturan masing-masing.

Contoh terbaru tersaji di center court Lapangan Tenis Jakabaring Sport City, Palembang, Selasa (15/11/2011). Di partai final tenis beregu putri SEA Games XXVI antara Indonesia dan Thailand ini, para penonton diajari bagaimana menonton tenis dengan baik.

Di partai pertama yang mempertemukan Lavinia Tananta dan Nungnadda Wannasuk, umpire berulang kali memberi peringatan agar penonton tidak berisik. Dia juga meminta penonton tidak lalu lalang di tribun saat pertandingan berjalan.

Pertandingan tenis memang tontonan yang menuntut penonton untuk tenang. Mereka cuma boleh bersorak dan bertepuk tangan saat bola mati.

Bukan cuma itu. Penonton juga dilarang untuk lalu lalang di tribun saat pertandingan berjalan dan cuma boleh berpindah tempat saat pergantian game.

Namun, aturan sederhana semacam ini sepertinya belum cukup dipahami oleh penonton kita. Mereka masih saja berseru "In...do...ne...sia" pada saat yang tidak tepat dan bersorak saat pemain lawan melakukan fault pada kesempatan servis pertama.

Saking kesalnya dengan penonton yang tidak tertib, umpire sempat meminta kepada panitia lokal untuk memberi peringatan kepada penonton.

"Mohon penonton untuk tidak berjalan di tribun saat poin berjalan dan jangan bersuara. Karena itu akan mengganggu konsentrasi pemain dan akhirnya merugikan pemain sendiri," pinta seorang panitia lewat pengeras suara.

Pada akhirnya, penonton yang hadir perlahan-lahan mulai bisa memahami dan belajar bagaimana seharusnya menonton pertandingan tenis. Suasana pun berubah menjadi lebih asyik dan tak ada lagi peringatan dari umpire.

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/05/1305766757631506790_300x225.jpg 
http://www.perbasi.or.id/images/gambar/POPNAS_cristianto.jpg



sumber :http://www.detiksport.com/read/2011/11/16/053146/1768162/1297/belajar-menjadi-penonton-berkelas?s991107sea

Arsip Blog