Kini ilmuwan tengah membuat terobosan dalam berburu pengobatan untuk jerawat. Sebuah vaksin yang menjanjikan dapat menghentikan penyebab utama jerawat setidaknya akan dapat dipasarkan secara umum 5 tahun lagi.
Pendekatan terobosan vaksin dilatarbelakangi dari pengobatan jerawat yang ada saat ini, yang sebagian besar mengandalkan antibiotik untuk 'membom' bakteri penyebab bintik-bintik di wajah.
Obat-obatan dapat mengganggu keseimbangan alami kulit dan meninggalkan beberapa risiko jaringan parut. Para ilmuwan di University of California di San Diego kemudian bekerja sama dengan perusahaan vaksin terbesar di dunia Sanofi Pasteur untuk dapat membuat vaksin jerawat.
Menurut ilmuwan, daripada berfokus pada cara menghilangkan bakteri penyebab utama jerawat, vaksin yang akan diberi nama P-Acnes bertujuan untuk menetralisir protein, si biang masalah yang diproduksi oleh bakteri dan merupakan kunci pembentukan jerawat.
Jerawat akan terjadi ketika kelenjar sebasea kulit memproduksi sebum (minyak atau pelembab alami kulit) terlalu banyak sehingga menyumbat pori-pori. Protein kemudian akan mulai membunuh sel kulit, menyebabkan tubuh mencoba menyerang balik dengan menimbulkan peradangan dan membanjiri area kulit tersebut dengan sel-sel darah putih. Hasilnya, timbullah jerawat yang menyakitkan.
Ilmuwan telah melakukan tes pada kulit telinga tikus, menghasilkan antibodi di protein dan 'mematikannya'. Tikus yang sudah diberi dosis bakteri kemudian diobati dengan antibodi yang membuat peradangan lebih sedikit. Studi ini juga menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh hewan coba dapat dirangsang untuk memproduksi antibodi sendiri.
"Vaksin ini mungkin akan tersedia dalam 5 hingga 10 tahun lagi," jelas Dr Harald Gollnick, dari Global Alliance to Improve Outcomes in Acne, University of California, seperti dilansir Dailymail, Sabtu (12/11/2011).
Lebih dari 80 persen remaja menderita jerawat dam pasar global untuk obat jerawat diperkirakan mencapai 1,87 miliar poundsterling (sekitar Rp 26,7 triliun) per tahun.
"Jerawat mempengaruhi begitu banyak remaja pada tahap yang sangat sulit dalam hidup. Vaksin yang berpotensi menargetkan peradangan bisa terbukti sangat membantu," ujar Dr Susannah Baron, konsultan dermatolog dari BMI Hospital di Canterbury.