Menurut laman harian Haaretz, peristiwa tidak menyenangkan itu menimpa wartawati cantik bernama Najwan Simri Diab dan sejumlah jurnalis lainnya saat memenuhi undangan jumpa pers khusus dengan Netanyahu di suatu hotel di Yerusalem, Selasa 11 Januari 2011. Namun, sebelum masuk ke ruangan, para wartawan asing yang diundang harus menjalani penggeledahan oleh tim keamanan Netanyahu.
Begitu akan digeledah, Najwan terkejut saat perempuan petugas dari tim keamanan Israel menyuruh dia melepas baju, termasuk pakaian dalam. Bagi Najwan, perintah itu sudah keterlaluan dan merupakan suatu penghinaan. “Saya tidak menolak menjalani pemeriksaan keamanan, namun saya menentang penghinaan,” kata Najwan kepada Haaretz.
Najwan, yang tengah hamil, juga tidak mau diperiksa dengan mesin pemindai elektronik. Perempuan berusia 31 tahun itu takut bila sinar merah yang melintas di perutnya bisa mempengaruhi kandungan.
Wartawati Al Jazeera itu akhirnya menolak perintah dari petugas sehingga tidak jadi menghadiri konfrensi pers dengan Netanyahu. Stasiun televisi yang berbasis di Qatar itu akhirnya mengajukan protes kepada departemen media di kantor perdana menteri Israel.
Pihak kantor perdana menteri berjanji akan menyelidiki insiden itu dan meminta penjelasan dari Shin Bet, yaitu polisi khusus yang bertugas melindungi para pejabat tinggi Israel.
Menurut Asosiasi Jurnalis Media Asing di Israel, sejumlah anggota mereka pun mengalami perlakukan serupa. Baik fotografer dan reporter harus membuka baju saat menjalani pemeriksaan keamanan sebelum melakukan wawancara khusus dengan pejabat tinggi Israel.