Hindari Kekenyangan



Sebagai seorang Mukmin, kita harus berusaha membudayakan hidup zuhud, salah satunya dengan tidak terlalu melonjak kegirangan dalam urusan makanan. Kita harus berupaya keras melawan dorongan nafsu seperti yang pernah dilakukan oleh Nabi Yahya ‘alaihis sallam. Diriwayatkan bahwa beliau pernah didatangi iblis yang membawa beberapa benda yang bergelantungan di badannya.

Lalu beliau bertanya, "Apakah benda itu?" "Inilah syahwat yang aku pergunakan untuk menguasai dan menggoda manusia," jawab iblis. "Apakah yang ada pada syahwat itu," tanya beliau lagi. "Kadang-kadang dengan syahwat ini engkau kekenyangan, lantas aku beratkan engkau untuk mengerjakan shalat dan dzikir," jelas iblis. Nabi Yahya pun bersumpah, "Demi Allah, selama-lamanya aku tidak akan memenuhi perut dengan makan hingga terlalu kenyang."

Salah satu kekuatan syahwat yang sangat dominan berasal dari kebanyakan makan. Di bawah ini sejumlah kecil dampak tercela akibat terlalu banyak makan.

1. Menyebabkan hilangnya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sebaliknya, tumbuh rasa takut terhadap manusia.

2. Menyuburkan mentalitas cinta dunia, karena kenikmatan semu di balik rasa kenyang itu akan mendorong manusia mengulangi kembali pola makan yang sama.

3. Menghilangkan kasih sayang kepada sesama makhluk, karena rasa kenyang itu membuatnya lupa bahwa banyak orang lain yang masih kelaparan.

4. Menyuburkan sifat malas untuk beribadah, belajar, bekerja, dan berbagai amal shalih lainnya.

5. Ketika mendengar kata-kata hikmah atau nasihat, orang yang terlalu kenyang tidak dapat menangkap dan merasakan sentuhannya.

6. Jika orang yang kenyang itu memberikan hikmah dan nasihat, maka apa yang dikatakannya tidak dapat meresap ke dalam hati orang yang mendengarnya.

7. Terlalu kenyang membuat sulit bernafas dan dapat mendatangkan berbagai macam penyakit.

Selama hidupnya Rasulullah SAW tidak perhah sakit, keculi saat menjelang wafat, sehingga suatu hari belau pernah ditanya oleh seorang tabib dari negeri Rum, mengapa beliau tidak pernah sakit, sehingga tabib itu tidak pernah berkesempatan mengobatinya. Rasulullah kemudian menjelaskan resepnya, "Kami adalah kaum yang tidak pernah makan sebelum merasa lapar, dan berhenti makan sebelum merasa kenyang."

Berapa porsi makan Rasulullah yang tidak membuat kekenyangan itu? Sepertiga isi lambung. Beliau pernah berpesan agar lambung kita diisi sepertiga bagian untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan seperti lagi untuk udara. * (M Ali Athwa, Shw/Hidayatullah)



By novel attamimi





Arsip Blog