AP PHOTO/PABLO MARTINEZ MONSIVAIS
Presiden Mesir Hosni Mubarak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Barack Obama, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan Raja Jordania Abdullah II (dari kiri ke kanan) saat berjalan menuju Ruang Timur Gedung Putih sebelum memberikan pernyataan tentang negosiasi damai Timur Tengah di Washington, AS, Rabu (1/9).
Perundingan antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berlangsung di Washington DC, AS, Kamis (2/9/2010) siang waktu setempat. Perundingan yang dilangsungkan di Kantor Departemen Luar Negeri AS itu akan dimoderatori oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.
Malam sebelumnya, Presiden AS Barack Obama mengadakan jamuan makan malam untuk kedua pemimpin negara di Gedung Putih, yang juga dihadiri oleh Presiden Mesir Hosni Mubarak, Raja Abdullah II dari Jordania, dan wakil kuartet perundingan Timur Tengah Tony Blair.
Presiden Obama mengaku harap-harap cemas dengan proses perundingan terbaru ini mengingat rumitnya permasalahan di antara kedua pihak. Meski demikian, ia mengingatkan, kesempatan emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan memberikan sambutan, PM Netanyahu mengatakan, pihaknya sungguh-sungguh mencari perdamaian dari perundingan ini. ”Kami tak mencari jeda singkat di antara dua perang atau waktu istirahat sementara di antara serangan-serangan teror. Kami mencari perdamaian, yang akan mengakhiri konflik ini, sekali untuk selamanya,” kata Netanyahu, yang menyebut Abbas sebagai ”mitra dalam perdamaian”.
Presiden Abbas pun membalas, ia tak ingin terjadi pertumpahan darah lagi, baik di sisi Palestina maupun Israel. ”Marilah kita tanda tangani perjanjian damai untuk mengakhiri penderitaan panjang ini, selamanya,” tukas dia.
Perundingan damai Palestina-Israel terhenti setelah pasukan Israel menyerang Jalur Gaza, Desember 2008. Sejak saat itu, Pemerintah AS di bawah Obama berusaha keras mengembalikan dua pihak ke meja perundingan.
Kekerasan Hamas
Sehari sebelum perundingan, dua warga Israel ditembak di dekat kota Ramallah, Tepi Barat. Insiden ini menyusul terbunuhnya empat warga Israel di dekat Hebron, Tepi Barat, Selasa.
Hamas mengaku bertanggung jawab atas dua aksi kekerasan itu. Seorang petinggi Hamas, Mahmoud Zahar, menegaskan, pihaknya menolak berkompromi dengan Israel dan serangan serupa akan terus dilakukan.
”Kami akan terus melawan, terutama di kawasan Tepi Barat,” tandas Zahar kepada AP Television News, Rabu.
Baik Netanyahu, Obama, maupun Abbas mengutuk serangan tersebut.
Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2010/09/03/08231832/Israel.Kami.Mau.Damai