Pengakuan Seorang Pencuri Kotak Amal Masjid

Seorang buruh serabutan, Mariyono (37) nekat mencuri sebuah kotak amal Masjid RSMH, Rabu (27/10/2010). Ironisnya, ia mengaku sebagai dhuafa yang terpaksa mencuri karena lapar yang tak tertahankan. Mariyono akhirnya berhasil diringkus petugas satpam RSMH dan dibawa ke Polresta Palembang setelah sempat dihajar massa. Menurut keterangan warga Lr Manggar 1 No 83 RT 10 Kelurahan Lawang Kidul Kecamatan Ilir Timur I, dia nekat mencuri uang karena terdesak urusan perut.

“Untuk beli lauk makan Pak, lah duo kali aku maling di situ karno lapar,” rintihnya sambil menahan sakit di wajah akibat dipukul massa. Mariyono melakukan aksinya saat masjid yang berada di tengah rumah sakit RSMH dalam keadaan sepi. Dengan menggunakan pinset besi yang biasa dipakai untuk mencabut bulu rambut.


Apapun alasannya mencuri bukanlah perbuatan yang dibenarkan
Apapun alasannya mencuri bukanlah perbuatan yang dibenarkan

“Dengan alat itu, aku bisa ambil uang kertas dalam kotak amal masjid,” jelasnya. Pinset sepanjang 10 cm tersebut digunakan dengan cara memasukkan alatnya ke lubang kotak dan menjepit uang lalu menariknya. Walaupun sedikit susah, juga diperlukan waktu untuk menjepit uang dari kotak besi ukuran 20 cm X 40 cm tersebut.

Saat ditangkap, Mariyono kedapatan mencuri uang sebesar Rp 6.000 yang disimpannya dalam saku celana sebelah kanan. Rupanya, pria yang belum menikah ini sudah dua kali mencuri uang di tempat yang sama. Aksi pertamanya dilakukan Minggu (24/10/2010). Saat itu dia hanya mendapatkan uang sebesar Rp 1.000. Pelaku dipergoki oleh dua petugas satpam yakni Arwani (31) dan Abdullah (28). Sebelumnya, mereka telah mengawasi pelaku dari kejauhan. Kapolresta Palembang Kombes Pol Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Reskrim Kompol Anisullah M Ridha telah menerima laporan tersebut dan dalam proses penyelidikan.

Mencuri apapun alasannya titap saja tidak dibenarkan, karena mencuri sama halnya dengan merampas hak kepemilikan sesuatu dari pihak lain tanpa persetujuan dan keikhlasan empunya. Dalam kisah yang dikutip unikaja.com diatas apa yang dilakukan Mariono tetaplah kurang tepat.

Namun sobat tercinta, bila perut memang sudah lapar, seringkali orang mengkesampingkan akal karena kebutuhan pokok sama halnya dengan tiket untuk memperpanjang hidup. Namun apakah mencuri sudah merupakan pilihan akhir? kitapun tidak mengetahuinya. Masih banyak sebenarnya cara lebih bagus untuk bisa bertahan dari himpitan hidup yang sulit sekarang ini. Berusaha dan berusaha, bukankah Tuhan mengkaruniakan akal pikiran buat kita.

Adakah yang masih harus diperbaiki dari sistem pendistribusian amal sedekah si kaya pada si miskin? Apakah penyaluran amal sedekah yang ada sudah optimal, ataukah yang bermasalah adalah mental malas dari kaum fakir kita, atau pelitnya si kaya yang enggan berbagi rejeki yang sebenarnya merupakan hak si miskin. jawaban yang susah untuk diuraikan bagai sebuah blunder lingkaran yang tak terputus

Ataukah bisa jadi dengan dipenjaranya Mariyono karena melakukan pencurian, maka dirinya tak bakal kelaparan lagi, karena di dalam penjara dia bakal diberi jatah makanan yang diberikan dan dianggarkan pemerintah melalui Lembaga Pemasyarakatan. Hidup terkadang terasa teramat keras dan kejam, namun kita tetap harus bertahan, maju dan maju, berusaha lebih baik dan terus baik. Mari kita jalani hari ini dengan penuh optimisme berjuang mengais rejeki yang tersebar di hamparan jagat raya yang luas ini.

Bila mencuri atas nama perut lapar saja tak terpuji apalagi mencuri atas nama kepentingan pribadi seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang dan jabatan serta memeras hak orang lain?


Sumber : http://www.unikaja.com/2010/10/pengakuan-seorang-pencuri-kotak-amal.html#axzz13kqGm7rK

Arsip Blog