Seperti biasa, setiap tanggal 14 Februari umat Kristen akan selalu merayakan hari Valentine. Dan sejalan dengan itu pula setiap tahun juga terjadi dakwah, kotbah bahkan himbauan keras kepada umat Islam, khususnya dalam hal ini kepada remaja agar jangan ikut-ikutan merayakan hari Valentine. Nah, pertanyaannya kemudian adalah bagaimana sikap umat Islam sebaiknya akan hal itu?
Pada kesempatan ini saya sengaja mengundang seorang ulama besar dari Mesir. Beliau sekaligus juga adalah seorang pemikir Mesir Kontemporer. Tapi sayang sungguh sayang hingga acara akan dimulai beliau tidak bisa hadir mengingat kerusuhan di Mesir belum juga mereda. Karena beliau juga terlibat langsung dalam carut marut politik pasca keruntuhan Presiden Husni Mubarak.
Tapi anda tidak usah ragu apalagi kecewa, beliau telah mengutus penggantinya, yaitu al Ustad Erianto Anas (EA). Berikut petikannya:
Saya:
Langsung saja ustad EA .
Ustad EA:
Oya silahkan saya juga mau buru-buru. Waktu saya hanya 5 detik.
Saya:
Begini ustad EA. Besok kan tepat tanggal 14 Februari 2011 umat Kristen akan mengadakan perayaan hari Valentine. Nah, biasanya para remaja atau sebagian umat Islam kan juga ikut-ikutan merayakan Valentine. Nah, bagaimana menurut ustad?
Ustad EA:
Oh begitu toh. Nggak masalah.
Saya:
Alasannya ustad?
Ustad EA:
Valentine itu kan artinya kasih sayang. Jadi merayakan hari Valentine ya berarti merayakan hari saling mengasihi dengan sesama manusia.
Saya:
Tapi masalahnya Valentine itu kan bukan tradisi umat Islam. Tapi justru tradisi umat Kristen Ustad?
Ustad EA:
Oh begitu masksudnya. Ya tetap tidak masalah.
Saya:
Apakah itu tidak akan merusak akidah umat Islam Ustad, seperti yang banyak dikotbahkan oleh para pengkotbah dan juga ulama?
Ustad EA:
Merusak akidah? Apa hubungannya?
Saya:
Ee… maksud saya begini ustad. Apa tidak mungkin umat Islam menjadi terglincir tanpa disadarinya sudah meyakini keyakinan umat Kristen begitu Ustad.
Ustad EA:
Ah … ngaco. Apa hubungannya. Orang mau saling mengasihi kok harus dikait-kaitkan dengan akidah segala macam. Siapa yang bilang begitu?
Saya:
Banyak kok ustad ulama dan para pengkotbah yang mengatakan begitu.
Ustad EA:
Parah. Bukankah Islam juga mengajurkan umatnya untuk saling berkasih sayang dengan sesama manusia? Bukanhkah sifat Tuhan sendiri adalah Maha Pengasih lagi Penyayang? Dan bukankah sifat Tuhan itu yang harus ditiru dan diamalkan oleh umat Islam?
Saya:
Ya tapi para remaja kan kadang merayakan hari Valentine itu dengan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam Ustad?
Ustad EA:
Contohnya?
Saya:
Ya ….. gimana ya …
Ustad EA:
Sebut saja. Anda mau wawancara atau mau malu-malu?
Saya:
Ya…mislanya para remaja melakukan kencan di sembarang tempat, melakukan hubungan suami isteri dan sejenisnya begitu ustad.
Ustad EA:
Oh itu. Normal kan mereka sebagai manusia. Tapi dosa tanggung sendiri. Itu namanya bukan valentine. Itu meniru-niru perbuatan di ranjang pengantin. Jangan lugu lah.
Saya:
Satu lagi ustad….
Ustad EA:
Maaf, saya kira ini wawancara sudah lebih dari 5 detik.
Saya:
Oh iya ustad. Lain kali kami undang lagi ustad.
Usatad EA:
Boleh. Tapi jangan gratis terus.
Pada kesempatan ini saya sengaja mengundang seorang ulama besar dari Mesir. Beliau sekaligus juga adalah seorang pemikir Mesir Kontemporer. Tapi sayang sungguh sayang hingga acara akan dimulai beliau tidak bisa hadir mengingat kerusuhan di Mesir belum juga mereda. Karena beliau juga terlibat langsung dalam carut marut politik pasca keruntuhan Presiden Husni Mubarak.
Tapi anda tidak usah ragu apalagi kecewa, beliau telah mengutus penggantinya, yaitu al Ustad Erianto Anas (EA). Berikut petikannya:
Saya:
Langsung saja ustad EA .
Ustad EA:
Oya silahkan saya juga mau buru-buru. Waktu saya hanya 5 detik.
Saya:
Begini ustad EA. Besok kan tepat tanggal 14 Februari 2011 umat Kristen akan mengadakan perayaan hari Valentine. Nah, biasanya para remaja atau sebagian umat Islam kan juga ikut-ikutan merayakan Valentine. Nah, bagaimana menurut ustad?
Ustad EA:
Oh begitu toh. Nggak masalah.
Saya:
Alasannya ustad?
Ustad EA:
Valentine itu kan artinya kasih sayang. Jadi merayakan hari Valentine ya berarti merayakan hari saling mengasihi dengan sesama manusia.
Saya:
Tapi masalahnya Valentine itu kan bukan tradisi umat Islam. Tapi justru tradisi umat Kristen Ustad?
Ustad EA:
Oh begitu masksudnya. Ya tetap tidak masalah.
Saya:
Apakah itu tidak akan merusak akidah umat Islam Ustad, seperti yang banyak dikotbahkan oleh para pengkotbah dan juga ulama?
Ustad EA:
Merusak akidah? Apa hubungannya?
Saya:
Ee… maksud saya begini ustad. Apa tidak mungkin umat Islam menjadi terglincir tanpa disadarinya sudah meyakini keyakinan umat Kristen begitu Ustad.
Ustad EA:
Ah … ngaco. Apa hubungannya. Orang mau saling mengasihi kok harus dikait-kaitkan dengan akidah segala macam. Siapa yang bilang begitu?
Saya:
Banyak kok ustad ulama dan para pengkotbah yang mengatakan begitu.
Ustad EA:
Parah. Bukankah Islam juga mengajurkan umatnya untuk saling berkasih sayang dengan sesama manusia? Bukanhkah sifat Tuhan sendiri adalah Maha Pengasih lagi Penyayang? Dan bukankah sifat Tuhan itu yang harus ditiru dan diamalkan oleh umat Islam?
Saya:
Ya tapi para remaja kan kadang merayakan hari Valentine itu dengan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam Ustad?
Ustad EA:
Contohnya?
Saya:
Ya ….. gimana ya …
Ustad EA:
Sebut saja. Anda mau wawancara atau mau malu-malu?
Saya:
Ya…mislanya para remaja melakukan kencan di sembarang tempat, melakukan hubungan suami isteri dan sejenisnya begitu ustad.
Ustad EA:
Oh itu. Normal kan mereka sebagai manusia. Tapi dosa tanggung sendiri. Itu namanya bukan valentine. Itu meniru-niru perbuatan di ranjang pengantin. Jangan lugu lah.
Saya:
Satu lagi ustad….
Ustad EA:
Maaf, saya kira ini wawancara sudah lebih dari 5 detik.
Saya:
Oh iya ustad. Lain kali kami undang lagi ustad.
Usatad EA:
Boleh. Tapi jangan gratis terus.
Sumber: http://www.blogernas.co.cc/2011/02/wawancara-khusus-soal-valentine-dengan.html#012