Banjir disebabkan luapan kali Krukut. Rizki Maulana/detikNews.
Hujan di Jakarta dan kota-kota sekitarnya memang menyebabkan banjir. Namun, banjir yang terjadi kali ini diperkirakan tidak akan separah sebagaimana terjadi 2007 lalu yang merupakan siklus 200 tahunan.
"Banjir 2007 terbesar dan itu kan banjir 200 tahun. Jadi akan terjadi lagi 200 tahun ke depan," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Tarjuki, dalam jumpa pers di Gedung Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2011).
Menurut Tarjuki, banjir tahun 2007 terjadi akibat tiga kombinasi. Yaitu hujan lokal di Jakarta, hujan di Depok dan Bogor, serta pasang air laut pantai utara Jakarta. Hujan yang mengguyur pun dalam intensitas yang sangat besar, antara 200-300 milimeter per jam.
"Pada tahun 2007 itu, hujannya 3 hari 3 malam, 76 jam berturut-turut tanpa henti," lanjut Tarjuki.
Namun, lanjut Tarjuki, bukan berarti ia lantas yakin 100 persen banjir 2007 itu tidak akan terulang dalam waktu dekat. Semuanya tergantung dari intensitas hujan pada Januari-Februari mendatang, curah hujan di Jakarta diperkirakan terus meningkat.
Bahkan, diketahui banjir di Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang masih berlangsung hingga kini disebabkan oleh hujan lokal sebesar 108 milimeter per jam. Hujan 108 milimeter per jam biasanya merupakan jumlah total dari satu bulan hujan.
Namun, di Pondok Labu kemarin, hujan sebesar itu turun dalam 2 jam saja.
"Kemarin Pondok Labu itu, early warning kita menunjukkan siaga 4. Cuma karena hujannya di Jakarta tidak terdeteksi oleh early warning kita," ucap Tarjuki.
"Banjir 2007 terbesar dan itu kan banjir 200 tahun. Jadi akan terjadi lagi 200 tahun ke depan," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta, Tarjuki, dalam jumpa pers di Gedung Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2011).
Menurut Tarjuki, banjir tahun 2007 terjadi akibat tiga kombinasi. Yaitu hujan lokal di Jakarta, hujan di Depok dan Bogor, serta pasang air laut pantai utara Jakarta. Hujan yang mengguyur pun dalam intensitas yang sangat besar, antara 200-300 milimeter per jam.
"Pada tahun 2007 itu, hujannya 3 hari 3 malam, 76 jam berturut-turut tanpa henti," lanjut Tarjuki.
Setelah sempat mencapai 2 meter, ketinggian air kini telah surut menjadi sepinggang orang dewasa. Rizki Maulana/detikNews.
Namun, lanjut Tarjuki, bukan berarti ia lantas yakin 100 persen banjir 2007 itu tidak akan terulang dalam waktu dekat. Semuanya tergantung dari intensitas hujan pada Januari-Februari mendatang, curah hujan di Jakarta diperkirakan terus meningkat.
Bahkan, diketahui banjir di Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang masih berlangsung hingga kini disebabkan oleh hujan lokal sebesar 108 milimeter per jam. Hujan 108 milimeter per jam biasanya merupakan jumlah total dari satu bulan hujan.
Namun, di Pondok Labu kemarin, hujan sebesar itu turun dalam 2 jam saja.
"Kemarin Pondok Labu itu, early warning kita menunjukkan siaga 4. Cuma karena hujannya di Jakarta tidak terdeteksi oleh early warning kita," ucap Tarjuki.
Anak-anak bermain di genangan banjir. Warga juga menghentikan aktivitasnya seperti kerja dan sekolah. Mereka memilih membersihkan rumah. Rizki Maulana/detikNews.
sumber :http://www.detiknews.com/read/2011/11/02/173512/1758714/10/banjir-besar-2007-di-jakarta-akan-terulang-200-tahun-lagi?991101mainnews